Puluhan Brimob Buru Ali Kalora Cs
Pasca mutilasi korban dan tembak aparat kepolisian
JAKARTA, NusaBali
Polri menerjunkan dua Satuan Setingkat Peleton (SST) atau sekitar 60 anggota Brimob untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora. Polri menyatakan kelompok Ali Kalora tinggal tujuh orang.
"(Tinggal) Tujuh (orang), iya termasuk Ali Kalora," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Selasa (1/1) seperti dilansir detik.
Tindakan itu menyusul penembakan yang dilakukan Ali Kalora Cs terhadap aparat kepolisian yang tengah mengevakuasi korban mutilasi di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Senin (31/12).
Puluhan personel Brimob tersebut tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Tinombala Polda Sulawesi Tengah yang bertugas memburu sisa-sisa kelompok teroris Poso yang bersembunyi di pegunungan setelah pemimpin lamanya Santoso tewas ditembak aparat.
"Saat ini Satgas Tinombala Polda Sulteng masih melakukan pengejaran kelompok Ali Kalora Cs," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (1/1) seperti dilansir vivanews.
Pengejaran dilakukan dengan mendatangi lokasi penembakan dua anggota Polri. Dari lokasi penembakan terhadap dua anggota Polri di Desa Salubanga, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), tim menemukan sejumlah barang bukti di antaranya bom lontong dan sejumlah amunisi. Diduga, barang bukti itu milik kelompok anak buah Santoso.
"Barang atau benda yang diamankan, tiga buah bom lontong, satu buah teropong siang, tiga buah sendok makan, tiga toples plastik kecil berisikan sembilan biji buah kurma dicampur kue, dua amunisi aktif kaliber 5,56," ujar Dedi.
Tak hanya itu, tim juga menemukan tujuh slongsong amunisi kaliber 5.56, satu buah kaos berkerah, satu sebo warna hitam, tiga botol air mineral, empat jerigen kosong isi dua liter, dan satu unit sepeda motor Suzuki milik korban Bripka Andrew yang berboncengan dengan Bripda Baso.
"Satu unit mobil Brimob Poso telah kembali ke Polsek Sausu bersama empat personel Brimob dengan membawa barang atau benda yang ditemukan di TKP tersebut," ujarnya.
Sementara itu, untuk kondisi dua anggota kepolisian yakni Bripka Andrew Maha Putra dan Bripda Baso yang tertembak di bagian bahu, punggung, bokong, dan kakinya berangsur pulih.
Penembakan tersebut terjadi saat aparat kepolisian tengah mengevakuasi jasad warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng pada Senin (31/12) 2018. Jalan yang dilalui petugas ditutup dengan kayu dan ranting pohon.
Saat hendak disingkirkan, dua anggota yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso ditembaki oleh kelompok teroris Poso pimpinan Ali Kalora dari arah belakang. Kontak tembak antara petugas kepolisian dan kelompok teroris pun tak terhindarkan. Kedua anggota yang mengalami luka tembak akhirnya berhasil dievakuasi. Polri menduga, warga sipil berinisial RB alias A (34) sengaja dimutilasi untuk memancing kedatangan aparat kepolisian dan selanjutnya dijadikan sasaran tembak.
Ali Kalora cs beraksi dengan pola hit and run. Mereka merampok warga dan tidak segan membunuh warga jika tidak diberi logistik. "Kalau logistik nggak ngasih, dibunuh," ujarnya. Selain itu, ada dari simpatisan Ali Kalora. Simpatisan ini sudah dideteksi.
"Selain itu, ada simpatisannya. Untuk yang di Poso kan jalur logistiknya sudah diputus. Mereka lari (ke) Parigi Moutong, ada juga simpatannya di sana. Ada beberapa simpatisan," tuturnya. *
"(Tinggal) Tujuh (orang), iya termasuk Ali Kalora," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Selasa (1/1) seperti dilansir detik.
Tindakan itu menyusul penembakan yang dilakukan Ali Kalora Cs terhadap aparat kepolisian yang tengah mengevakuasi korban mutilasi di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Senin (31/12).
Puluhan personel Brimob tersebut tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Tinombala Polda Sulawesi Tengah yang bertugas memburu sisa-sisa kelompok teroris Poso yang bersembunyi di pegunungan setelah pemimpin lamanya Santoso tewas ditembak aparat.
"Saat ini Satgas Tinombala Polda Sulteng masih melakukan pengejaran kelompok Ali Kalora Cs," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (1/1) seperti dilansir vivanews.
Pengejaran dilakukan dengan mendatangi lokasi penembakan dua anggota Polri. Dari lokasi penembakan terhadap dua anggota Polri di Desa Salubanga, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), tim menemukan sejumlah barang bukti di antaranya bom lontong dan sejumlah amunisi. Diduga, barang bukti itu milik kelompok anak buah Santoso.
"Barang atau benda yang diamankan, tiga buah bom lontong, satu buah teropong siang, tiga buah sendok makan, tiga toples plastik kecil berisikan sembilan biji buah kurma dicampur kue, dua amunisi aktif kaliber 5,56," ujar Dedi.
Tak hanya itu, tim juga menemukan tujuh slongsong amunisi kaliber 5.56, satu buah kaos berkerah, satu sebo warna hitam, tiga botol air mineral, empat jerigen kosong isi dua liter, dan satu unit sepeda motor Suzuki milik korban Bripka Andrew yang berboncengan dengan Bripda Baso.
"Satu unit mobil Brimob Poso telah kembali ke Polsek Sausu bersama empat personel Brimob dengan membawa barang atau benda yang ditemukan di TKP tersebut," ujarnya.
Sementara itu, untuk kondisi dua anggota kepolisian yakni Bripka Andrew Maha Putra dan Bripda Baso yang tertembak di bagian bahu, punggung, bokong, dan kakinya berangsur pulih.
Penembakan tersebut terjadi saat aparat kepolisian tengah mengevakuasi jasad warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng pada Senin (31/12) 2018. Jalan yang dilalui petugas ditutup dengan kayu dan ranting pohon.
Saat hendak disingkirkan, dua anggota yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso ditembaki oleh kelompok teroris Poso pimpinan Ali Kalora dari arah belakang. Kontak tembak antara petugas kepolisian dan kelompok teroris pun tak terhindarkan. Kedua anggota yang mengalami luka tembak akhirnya berhasil dievakuasi. Polri menduga, warga sipil berinisial RB alias A (34) sengaja dimutilasi untuk memancing kedatangan aparat kepolisian dan selanjutnya dijadikan sasaran tembak.
Ali Kalora cs beraksi dengan pola hit and run. Mereka merampok warga dan tidak segan membunuh warga jika tidak diberi logistik. "Kalau logistik nggak ngasih, dibunuh," ujarnya. Selain itu, ada dari simpatisan Ali Kalora. Simpatisan ini sudah dideteksi.
"Selain itu, ada simpatisannya. Untuk yang di Poso kan jalur logistiknya sudah diputus. Mereka lari (ke) Parigi Moutong, ada juga simpatannya di sana. Ada beberapa simpatisan," tuturnya. *
1
Komentar