nusabali

Suastini Koster Kampanyekan Caleg Srikandi

  • www.nusabali.com-suastini-koster-kampanyekan-caleg-srikandi

KPPI Komitmen Dukung Sri Wigunawati ke Senayan

DENPASAR, NusaBali

Komitmen Ketua Dewan Pembina Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster, terhadap para Srikandi yang maju tarung ke Pileg 2019 tak perlu diragukan lagi. Istri Gubernur Bali Wayan Koster ini siap kampanyekan para Srikandi yang tergabung dalam KPPI agar bisa duduk di kursi legislatif.

Komitmen Suastini Koster untuk dukung keterwakilan perempuan di parlemen tersebut disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) KPPI Bali di Balai Gajah Jaya Sabha, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, Kamis (3/1). Rakorda tersebut dihadiri Ketua KPPI Bali Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, anggota Dewan Pakar KPPI Bali Luh Riniti Rahayu dan Sri Suastiningsih, serta 40 anggota KPPI Bali lintas parpol yang berstatus sebagai caleg DPR RI, caleg DPRD Provinsi, dan caleg DPRD Kabupaten/Kota se-Bali.

Rakorda KPPI Bali kemarin menjadi agenda konsolidasi perempuan politik yang akan berlaga di Pileg 2019, juga meneguhkan komitmen perempuan bisa memenuhi 11 persen keterwakilan di parlemen. Rakorda tersebut diwarnai dengan pernyataan komitmen para caleg Srikandi untuk meloloskan Ketua KPPI Bali, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, ke kursi DPD RI Dapil Bali.

Dalam Rakorda KPPI Bali kemarin, Putri Suastini Koster menegaskan komitmennya dukung para Srikandi tembus ke kursi legislatif. Salah satu dukungan konkret yang akan dilakukan Suastini Koster adalah dengan blusukan kampanyekan para Srikandi setiap Sabtu dan Minggu, selepas kegiatan pokok sebagai istri Gubernur Bali, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, dan Ketua Dewan Dekranasda Bali.

Suastini Koster menegaskan, perempuan memang tidak bisa berharap banyak dengan suasana umum Pemilu saat ini. “Makanya, perempuan harus jengah dan mesti kencang lagi. Ya, supaya perempuan, termasuk Saudari  Sri Wigunawati, bisa terpilih mewakili Bali di Senayan,” tandas Putri Suastini seusai membuka Rakorda dan memberikan arahan kepada kader KPPI Bali kemarin.

Menurut Suastini Koster, dirinya sebagai Pembina KPPI Bali tidak mau para caleg perempuan di-PHP (Pemberian Harapan Palsu). “Siapa yang bisa menyelamatkan perempuan? Bagaimana menyelamatkan perempuan? Ya, caranya adalah kampanyekan perempuan, dukung perempuan. Jangan bicara emansipasi kalau kita tidak dukung perempuan,” ujar aktivis dan seniman asal Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat ini.

Bagaimana dengan parpol yang masih interest dengan caleg laki-laki? “Partai yang punya wilayah dan konstituen itu ya sudah harus berpikir punya wakil perempuan. Tahun 2004 silam, kita punya Ida Ayu Agung Mas (lolos ke kursi DPD RI 2004-2009, Red),” kata Suastini Koster.

“Tapi, setelah Ida Ayu Agung Mas tidak maju, perempuan dari Bali tak pernah bisa duduk di DPD RI. Jadi, harus jengah-lah. Masa perempuan di Bali tidak ada wakil di DPD RI? Ada 4 kursi DPD RI Dapil Bali, minimal 1 perempuan harus loloslah,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua KPPI Bali Dewa Ayu Sri Wigunawati mengatakan Rakorda kemarin merupakan ajang konsolidasi kader KPPI lintas parpol di kabupaten/kota untuk menerobos keterwakilan perempuan di parlemen. “Sekarang kita hanya 6,7 persen perempuan di parlemen. Ini masuh jauh dari kuota 30 persen. Untuk Pileg 2019 nanti, kita target 11 persen keterwakilan perempuan di parlemen,” tegas Sri Wigunawati.

“Memang itu bukan jalan mudah, tapi kita harus jengah seperti yang disampaikan oleh Dewan Pembina Bu Putri Suastini. Kalau kita abai dan tidak memilih perempuan, ya tidak akan ada keterwakilan perempuan di parlemen,” lanjut Srikandi Golkar asal Desa Yehembang, Kecvamatan Mendoyo, Jembrana yang notabene mantan Wakil Ketua Penggalangan Suara Perempuan Paket Koster–Cok Ace di Pilgub Bali 2018 ini.

Menurut Wigunawati, dengan sisa waktu 105 hari lagi jelang coblosn Pileg, 17 April 2019, kader-kader KPPI yang maju tarung harus makin gencar memanfaatkan peluang dan potensi merebut suara di grass rooth. Disebutkan, ada sekitar 150 caleg perempuan seluruh tingkatan di Bali yang maju tarung ke Pileg 2019. Suara mereka harus terkawal.

“Dalam waktu dekat, kami akan audiensi dan menggelar FGD (Foccus Group Discussion) dengan Bawaslu Bali, bahwa lembaga pengawas juga punya peran penting dalam pengawalan suara perempuan. Ini penting bagi kami, supaya suara perempuan yang diraih dengan susah payah tidak sia-sia kalau tak terkawal,” tandas mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 dan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Bali ini.

Soal peluang lolos ke Senayan dalam Pileg 2019 nanti, Wigunawati mengaku dirinya optimistis. Sebagai petarung politik, kalau tidak sampai ‘tersungkur’, tak akan menyerah. Dengan memanfaatkan jaringan, adu strategi, dan pengalamannya, Wigunawati kini gencar untuk menarik dukungan. “Selaku Ketua KPPI Bali, saya berharap dan mendorong perempuan pilih perempuan,” papar Wigunawati yang sem-pat maju sebagai Calon Wakil Bupati Jembrana dari Golkar di Pilkada 2005 dan maju sebagai caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali di Pileg 2014.

Sekadar dicatat, berdasarkan hasil Pileg 2014 lalu di Bali, ada 32 caleg Srikandi yang berhasil tembus ke kursi legislatif, masing-masing 5 kursi DPRD Provinsi Bali dan 27 kursi DPRD Kabupaten/Kota. Lima (5) Sriandi yang tembus kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014 masing-masing Ni Putu Yuli Artini (caleg new comer dari Golkar Dapil Karangasem), Ni Made Sumiati (incumbent dari PDIP Dapil Karangasem), Ni Kadek Darmini (new comer dari PDIP Dapil Karangasem), Utami Dwi Suryadi (incumbent dari Demokrat Dapil Denpasar), dan Ni Made Arini (new comer dari Hanura Dapil Buleleng).

Dalam perjalanannya, Made Sumiati mengundurkan diri dari kursi DPRD Bali, karena maju tarung ke Pilkada Karangasem 2015. Namun, muncul dua Srikandi Politik ke kursi DPRD Bali dengan status PAW (pengganti antar waktu). Mereka masing-masing IGA Diah Werdhi Srikandi (dari PDIP Dapil Jembrana, menggantikan IB Putu Birawa yang meninggal dunia) dan Ni Putu Rimiyawati (dari PDIP Dapil Denpasar, menggantikan AA Kompiang Raka yang meninggal dunia)

Sedangkan dari 27 caleg Srikandi yang tembus DPRD Kabupaten/Kota se-Bali hasil Pileg 2014, terbanyak lolos ke kursi DPRD Buleleng (6 orang), disusul DPRD Klungkung (5 orang), DPRD Jembrana (4 orang), DPRD Karangasem (3 orang), DPRD Tabanan (3 orang), DPRD Gianyar (3 orang), serta masing-masing 1 orang untuk kursi DPRD Denpasar, DPRD Badung, dan DPRD Bangli.

Secara keseluruhan, PDIP menjadi parpol paling sukses meluncurkan Srikandi ke kursi Dewan hasil Pileg 2014. Dari total 32 Srikandi yang tembus kursi Dewan berbagai level hasil Pileg 2014, tercatat 13 orang politisi perempuan PDIP. Sedangkan Golkar di peringkat kedua dengan meluncurkan 6 Srikandi ke kursi Dewan hasil Pileg 2014, disusul Hanura (5 Srikandi), NasDem (3 Srikandi), Demokrat (2 Srikandi), Gerindra (2 Srikandi), dan PKB (1 Srikandi). *nat

Komentar