Tabanan Akan Dapat Bantuan Mesin Olah Sampah dari Jepang
Kabupaten Tabanan telah menerima bantuan dari pemerintahan Toyama Jepang, berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang ditempatkan di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel.
TABANAN, NusaBali
Kini pihak Jepang kembali akan membantu Tabanan berupa mesin pengolahan sampah yang menghasilkan pupuk organik.
Saat ini pemerintah Toyama Jepang sedang melakukan penjajakan untuk iventarisasi tempat. Diperkirakan bantuan tersebut datang tahun 2020. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan, Anak Agung Raka Icwara mengakui jika Tabanan akan bekerjasama dengan pemerintah Toyama Jepang dalam pengolahan sampah. Rencananya Jepang akan membantu mesin pengolahan sampah. Mesin dimaksud adalah pengolahan sampah menjadi pupuk organik. "Ya setelah mendapatkan bantuan PLTMH, mesin penggilingan beras, Jepang kembali bantu kita," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Jumat (4/12).
Dikatakan, saat ini Jepang sedang penjajakan ke Kabupaten Tabanan. Penjajakan sudah dilakukan dua kali. Jepang melakukan penjajakan sangat teliti supaya bantuan tersebut menjadi tepat guna. "Jepang sudah dua kali ke Tabanan melakukan penjajakan bantuan mesin tersebut, untuk selanjutnya belum tahu prosesnya, apakah nanti kami yang diajak ke Jepang untuk melihat mesin yang sudah ada, tinggal tunggu arahan dulu," terang Raka Icwara.
Terkait tempat pengolahan tersebut, Raka Icwara belum mengetahui. Karena tempat tersebut harus sesuai potensi. Apakah akan dibuat di TPA Mandung, Kecamatan Kerambitan, atau di Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri, bekas tempat digunakan warga dalam pembakaran sampah.
"Karena ini masih penjajakan kami belum tahu, yang jelas bantuan yang didapat selain mesin sekaligus juga bangunan tempat mesin tersebut," tegasnya. Ia menilai bantuan Jepang dipastikan ramah lingkungan, karena didesain untuk seperti itu.
Seperti diketahui, sebelumnya Jepang juga sudah membantu Tabanan PLTMH berjumlah empat alat. Empat alat ini ditempatkan di Subak Jatiluwih. Alat tersebut membantu menggerakkan air menjadi tenaga listrik. Sehingga areal tracking dan sekitaran jalan di Desa Jatiluwih sudah diterangi lampu. Bantuan ini dinilai sangat baik terutama oleh petani yang pada malam hari melihat saluran irigasi.*de
Saat ini pemerintah Toyama Jepang sedang melakukan penjajakan untuk iventarisasi tempat. Diperkirakan bantuan tersebut datang tahun 2020. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan, Anak Agung Raka Icwara mengakui jika Tabanan akan bekerjasama dengan pemerintah Toyama Jepang dalam pengolahan sampah. Rencananya Jepang akan membantu mesin pengolahan sampah. Mesin dimaksud adalah pengolahan sampah menjadi pupuk organik. "Ya setelah mendapatkan bantuan PLTMH, mesin penggilingan beras, Jepang kembali bantu kita," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Jumat (4/12).
Dikatakan, saat ini Jepang sedang penjajakan ke Kabupaten Tabanan. Penjajakan sudah dilakukan dua kali. Jepang melakukan penjajakan sangat teliti supaya bantuan tersebut menjadi tepat guna. "Jepang sudah dua kali ke Tabanan melakukan penjajakan bantuan mesin tersebut, untuk selanjutnya belum tahu prosesnya, apakah nanti kami yang diajak ke Jepang untuk melihat mesin yang sudah ada, tinggal tunggu arahan dulu," terang Raka Icwara.
Terkait tempat pengolahan tersebut, Raka Icwara belum mengetahui. Karena tempat tersebut harus sesuai potensi. Apakah akan dibuat di TPA Mandung, Kecamatan Kerambitan, atau di Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri, bekas tempat digunakan warga dalam pembakaran sampah.
"Karena ini masih penjajakan kami belum tahu, yang jelas bantuan yang didapat selain mesin sekaligus juga bangunan tempat mesin tersebut," tegasnya. Ia menilai bantuan Jepang dipastikan ramah lingkungan, karena didesain untuk seperti itu.
Seperti diketahui, sebelumnya Jepang juga sudah membantu Tabanan PLTMH berjumlah empat alat. Empat alat ini ditempatkan di Subak Jatiluwih. Alat tersebut membantu menggerakkan air menjadi tenaga listrik. Sehingga areal tracking dan sekitaran jalan di Desa Jatiluwih sudah diterangi lampu. Bantuan ini dinilai sangat baik terutama oleh petani yang pada malam hari melihat saluran irigasi.*de
Komentar