Viral, Nurhadi 'Capres Dagelan' Menuai Berkah
Beberapa pekan terakhir ini, para pengguna media sosial heboh dengan adanya pasangan calon presiden (Capres) fiktif bernama Nurhadi-Aldo.
KUDUS, NusaBali
Mulai dari facebook, Instagram hingga twitter. Pasangan capres ini menyindir politikus dan pemerintah dengan meme. Siapa di balik Nurhadi-Aldo? Bagaimana sebenarnya sosok Nurhadi ini? Dia merupakan warga RT 6 RW 4, Desa Golan Tepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Pria kelahiran Kudus 10 Agustus 1969 ini mengakui beberapa hari terakhir amat banyak yang menghubungi. Terbukti saat didatangi di rumahnya, telepon selulernya kerap dihubungi oleh nomor yang tak dikenalnya. Mulai dari wartawan sejumlah media nasional, hingga warga yang sekadar ingin menyapanya.
Apakah itu dampak dari tenarnya dia di medsos? Bapak empat anak ini mengiyakan. Dia tak menampik dampak viralnya sebagai capres guyonan membuat dia semakin sibuk.
"Banyak telepon masuk. Banyak WA masuk," tutur Nurhadi di ruang tamu rumahnya, Jumat (4/1) sore. Nurhadi membeberkan dampak lain akibat viral, yakni order kaosnya meningkat dari sebelumnya. Melalui akun Facebook pribadi, dia membentuk Komunitas Angka 10 jauh hari sebelum tenar di medsos. Dia memanfaatkan akun untuk promosi kaus bergambar dirinya, sekaligus mengunggah kalimat bijak, kalimat realitas kehidupan yang menggelitik, doa online, foto-foto di sekitar lingkungan, sampai promo jasa pijatnya.
"Saya banyak menerima pesanan kaos gambar saya. Jumlahnya saya lupa. Tak terhitung jumlah kausnya. Permintaan dari seluruh daerah. Ada Aceh, sampai Tabanan. Sejak viral di internet itu, memang tambah banyak jumlahnya," kata Nurhadi.
Menurutny dari unggahan di Facebook itulah, cerita capres abal-abalnya bermula. Pada Desember 2018 lalu, seorang mengaku bernama Edwin asal Sleman DI Jogjakarta, menghubunginya via pesan aplikasi messenger. Intinya, Edwin memuji kelucuan unggahan Nurhadi. Bahkan berpotensi terkenal.
"Mas Edwin bilang, bapak lucu. Bisa terkenal. Dia juga bilang akan dibuatkan media sosial, kalau mau. Serta akan dikreasi menjadi bagus. Kalau boleh, saya minta foto-fotonya juga. Ini juga akan membantu perekonomian saya, nantinya. Saya persilakan. Yang penting tidak melanggar agama, tidak melanggar bangsa," tambahnya dilansir detik.com.
Dia mengaku tak mengenal dan tidak pernah bertemu langsung dengan sosok Edwin yang disebut banyak orang sebagai tim sukses capresnya. Tak disangka jika apa yang disampaikan Edwin menjadi nyata. Sampai saat ini, unggahan dari akun media sosial capres selalu ramai. Di akun Instagram @nurhadi_aldo sampai Jumat pukul 18:34 telah diikuti oleh 93,8 K pengguna Instagram. "Saya hanya menilai itu adalah seni. Seni yang patut dihargai. Saya senang karena bisa memberi manfaat untuk orang lain," terang Nurhadi. *
Pria kelahiran Kudus 10 Agustus 1969 ini mengakui beberapa hari terakhir amat banyak yang menghubungi. Terbukti saat didatangi di rumahnya, telepon selulernya kerap dihubungi oleh nomor yang tak dikenalnya. Mulai dari wartawan sejumlah media nasional, hingga warga yang sekadar ingin menyapanya.
Apakah itu dampak dari tenarnya dia di medsos? Bapak empat anak ini mengiyakan. Dia tak menampik dampak viralnya sebagai capres guyonan membuat dia semakin sibuk.
"Banyak telepon masuk. Banyak WA masuk," tutur Nurhadi di ruang tamu rumahnya, Jumat (4/1) sore. Nurhadi membeberkan dampak lain akibat viral, yakni order kaosnya meningkat dari sebelumnya. Melalui akun Facebook pribadi, dia membentuk Komunitas Angka 10 jauh hari sebelum tenar di medsos. Dia memanfaatkan akun untuk promosi kaus bergambar dirinya, sekaligus mengunggah kalimat bijak, kalimat realitas kehidupan yang menggelitik, doa online, foto-foto di sekitar lingkungan, sampai promo jasa pijatnya.
"Saya banyak menerima pesanan kaos gambar saya. Jumlahnya saya lupa. Tak terhitung jumlah kausnya. Permintaan dari seluruh daerah. Ada Aceh, sampai Tabanan. Sejak viral di internet itu, memang tambah banyak jumlahnya," kata Nurhadi.
Menurutny dari unggahan di Facebook itulah, cerita capres abal-abalnya bermula. Pada Desember 2018 lalu, seorang mengaku bernama Edwin asal Sleman DI Jogjakarta, menghubunginya via pesan aplikasi messenger. Intinya, Edwin memuji kelucuan unggahan Nurhadi. Bahkan berpotensi terkenal.
"Mas Edwin bilang, bapak lucu. Bisa terkenal. Dia juga bilang akan dibuatkan media sosial, kalau mau. Serta akan dikreasi menjadi bagus. Kalau boleh, saya minta foto-fotonya juga. Ini juga akan membantu perekonomian saya, nantinya. Saya persilakan. Yang penting tidak melanggar agama, tidak melanggar bangsa," tambahnya dilansir detik.com.
Dia mengaku tak mengenal dan tidak pernah bertemu langsung dengan sosok Edwin yang disebut banyak orang sebagai tim sukses capresnya. Tak disangka jika apa yang disampaikan Edwin menjadi nyata. Sampai saat ini, unggahan dari akun media sosial capres selalu ramai. Di akun Instagram @nurhadi_aldo sampai Jumat pukul 18:34 telah diikuti oleh 93,8 K pengguna Instagram. "Saya hanya menilai itu adalah seni. Seni yang patut dihargai. Saya senang karena bisa memberi manfaat untuk orang lain," terang Nurhadi. *
Komentar