Majelis Alit Desa Pakraman Kediri Imbau Tidak Bikin Ogoh-ogoh Nyepi
Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Kediri, Tabanan imbau krama setempat untuk tidak membuat ogoh-ogoh saat Nyepi Tahun Baru Saka 1941 yang jatuh pada 6 Maret 2019 mendatang.
TABANAN, NusaBali
Alasannya, karena ini tahun politik dan ada karya agung Panca Bali Krama di Pura Besakih. Kalau toh membuat ogoh-ogoh, bentuknya jangan berbau politik, demi menjaga kondusivitas.
Ketua Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Kediri, AA Ngurah Gede Panji Wisnu, mengatakan surat imbuan untuk tidak membikin ogoh-ogoh ini dikeluarkan berdasaran kesepakatan dalam parumah (rapat adat) dengan 23 bendesa adat se-Kecamatan Kediri, Sabtu (5/1) lalu. Surat imbauan tersebut ditujukan kepada seluruh Sekaa Teruna Teruni (STT) dan semua komponen masyarakat di Kecamatan Kediri.
Menurut Panji Wisnu, dalam surat tersebut tertuang imbauan untuk tidak membuat ogoh-ogoh atau tidak melaksanakan Pangrupukan Nyepi dengan parade tektekan, petasan, dan lainnya. "Ini hanya imbauan, bukan larangan. Awalnya memang ada salah ketik surat. Yang jelas, kami tidak melarang, mohon diluruskan agar tak terjadi salah paham," papar Panji Wisnu saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Kediri, Selasa (8/1).
Panji Wisnu mengatakan, kesepakatan keluarkan imbauan jangan bikin ogoh-ogoh diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan. Selain menjaga suasana kondusif di tahun politik, juga untuk menyukseskan karya agung Panca Bali Krama di Pura Besakih. "Waktu kami rapat bersama 23 bendesa adat di Kantor Camat Kediri, mereka rata-rata setuju dan siap laksanakan imbauan tersebut," katanya.
Hingga Selasa kemarin, kata Panji Wisnu, dari 23 desa pekraman di Kecamatan Kediri, hanya satu desa adat yang melapor tetap akan melaksanakan pawai ogoh-ogoh saat Malam Pangrupukuan Nyepi (sehari sebelum Nyepi), 5 Maret 2019, yakni Desa Pakraman Beraban. Sedangkan 22 desa pakraman lainnya sepakat akan mengikuti imbaun tersebut. "Setahu saya, hanya Desa Pakraman Beraban yang melapor tetap akan membuat ogoh-ogoh. Ya, silakan saja.”
Desa Pakraman Kediri sendiri, menurut Panji Wisnu, dipastikan tidak akan menggelar tradisi ritual tektekan saat Malam Pangrupukan Nyepi. Meski demikian, krama setempat tetap melaksanakan upacara Pangerupakan di rumahnya masing-masing. *de
Alasannya, karena ini tahun politik dan ada karya agung Panca Bali Krama di Pura Besakih. Kalau toh membuat ogoh-ogoh, bentuknya jangan berbau politik, demi menjaga kondusivitas.
Ketua Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Kediri, AA Ngurah Gede Panji Wisnu, mengatakan surat imbuan untuk tidak membikin ogoh-ogoh ini dikeluarkan berdasaran kesepakatan dalam parumah (rapat adat) dengan 23 bendesa adat se-Kecamatan Kediri, Sabtu (5/1) lalu. Surat imbauan tersebut ditujukan kepada seluruh Sekaa Teruna Teruni (STT) dan semua komponen masyarakat di Kecamatan Kediri.
Menurut Panji Wisnu, dalam surat tersebut tertuang imbauan untuk tidak membuat ogoh-ogoh atau tidak melaksanakan Pangrupukan Nyepi dengan parade tektekan, petasan, dan lainnya. "Ini hanya imbauan, bukan larangan. Awalnya memang ada salah ketik surat. Yang jelas, kami tidak melarang, mohon diluruskan agar tak terjadi salah paham," papar Panji Wisnu saat ditemui NusaBali di kediamannya di Puri Kediri, Selasa (8/1).
Panji Wisnu mengatakan, kesepakatan keluarkan imbauan jangan bikin ogoh-ogoh diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan. Selain menjaga suasana kondusif di tahun politik, juga untuk menyukseskan karya agung Panca Bali Krama di Pura Besakih. "Waktu kami rapat bersama 23 bendesa adat di Kantor Camat Kediri, mereka rata-rata setuju dan siap laksanakan imbauan tersebut," katanya.
Hingga Selasa kemarin, kata Panji Wisnu, dari 23 desa pekraman di Kecamatan Kediri, hanya satu desa adat yang melapor tetap akan melaksanakan pawai ogoh-ogoh saat Malam Pangrupukuan Nyepi (sehari sebelum Nyepi), 5 Maret 2019, yakni Desa Pakraman Beraban. Sedangkan 22 desa pakraman lainnya sepakat akan mengikuti imbaun tersebut. "Setahu saya, hanya Desa Pakraman Beraban yang melapor tetap akan membuat ogoh-ogoh. Ya, silakan saja.”
Desa Pakraman Kediri sendiri, menurut Panji Wisnu, dipastikan tidak akan menggelar tradisi ritual tektekan saat Malam Pangrupukan Nyepi. Meski demikian, krama setempat tetap melaksanakan upacara Pangerupakan di rumahnya masing-masing. *de
1
Komentar