Badung Rekrut Tenaga Kerja untuk Magang di Jepang
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) Kabupaten Badung kembali membuka peluang bagi warga Gumi Keris untuk magang di Jepang.
MANGUPURA, NusaBali
Tahun 2019 ini dibuka kesempatan kepada 15 orang yang berminat. “Beberapa bidang yang akan kami magangkan adalah bidang pertanian, perkebunan, pengolahan bahan makanan, peternakan, dan konstruksi. Mereka nanti diberikan pelatihan dan penempatan di sejumlah industri di Jepang selama tiga tahun, mendapat cuti selama 10 hari per tahun. Waktu kerja enam hari dalam seminggu dan delapan jam per hari, serta lembur dibayar per jam,” ujar Kadis Perinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga, Rabu (9/1).
Menurut Oka Dirga, masa magang bisa diperpanjang selama dua tahun. “Jadi mereka bisa magang selama lima tahun dan kembali dari magang juga dibiayai, sehingga modalnya nanti bisa untuk berwirausaha sesuai dengan keahlian pada saat dia magang,” imbuhnya.
Oka Dirga mengungkapkan, saat pemagangan mereka mendapatkan gaji sebesar Rp 10 juta –Rp 25 juta sesuai dengan tempat kerja, jenis pekerjaan, dan jam kerja. “Untuk persyaratan mereka harus ber-KTP Badung, usia minimal 18 tahun dan maksimal 28 tahun, sehat rohani dan jasmani bisa berbahasa Jepang dan tamatan SMA. Kalau mengenai syarat bisa berbahasa Jepang, kami pemerintah akan memberikan kursus singkat gratis bagi mereka yang belum bisa bahasa Jepang yakni pada Februari hingga April. Pendaftaran untuk pemagangan ini sudah kami buka mulai saat ini dan kami berharap masyarakat Kabupaten Badung bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah ini,” paparnya.
Adapun mekanisme rekrutmen dan keberangkatannya, pendaftaran di Dinas Perinaker Badung, dilanjutkan pelatihan berupa kursus bahasa Jepang. Selanjutnya pembukaan lowongan pemagangan, interview dari LPK, dan interview dari perusahaan Jepang, dilanjutkan karantina selama dua sampai tiga bulan dan keberangkatan peserta pemagangan.
“Program ini sudah tiga tahun berjalan dan hingga kini sudah ada 12 orang yang diberangkatkan pemagangan ke Jepang. Kini kami membuka untuk 15 orang lagi. Kami harapkan mereka yang magang ini nantinya bisa membuat kelompok usaha, paling tidak kelompok peternak atau sesuai bidang keahlian mereka,” tutur Oka Dirga.
Sebelumnya pada pemagangan tahun 2018 ada tujuh yang sudah diberangkatkan dari 60 orang yang mendaftar. “Mereka yang tak lulus ini kebanyakan terkendala bahasa. Tahun ini kami harapkan yang mendaftar bisa berbahasa Jepang, meskipun akan ada pelatihan bahasa Jepang,” tandasnya. *asa
Menurut Oka Dirga, masa magang bisa diperpanjang selama dua tahun. “Jadi mereka bisa magang selama lima tahun dan kembali dari magang juga dibiayai, sehingga modalnya nanti bisa untuk berwirausaha sesuai dengan keahlian pada saat dia magang,” imbuhnya.
Oka Dirga mengungkapkan, saat pemagangan mereka mendapatkan gaji sebesar Rp 10 juta –Rp 25 juta sesuai dengan tempat kerja, jenis pekerjaan, dan jam kerja. “Untuk persyaratan mereka harus ber-KTP Badung, usia minimal 18 tahun dan maksimal 28 tahun, sehat rohani dan jasmani bisa berbahasa Jepang dan tamatan SMA. Kalau mengenai syarat bisa berbahasa Jepang, kami pemerintah akan memberikan kursus singkat gratis bagi mereka yang belum bisa bahasa Jepang yakni pada Februari hingga April. Pendaftaran untuk pemagangan ini sudah kami buka mulai saat ini dan kami berharap masyarakat Kabupaten Badung bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah ini,” paparnya.
Adapun mekanisme rekrutmen dan keberangkatannya, pendaftaran di Dinas Perinaker Badung, dilanjutkan pelatihan berupa kursus bahasa Jepang. Selanjutnya pembukaan lowongan pemagangan, interview dari LPK, dan interview dari perusahaan Jepang, dilanjutkan karantina selama dua sampai tiga bulan dan keberangkatan peserta pemagangan.
“Program ini sudah tiga tahun berjalan dan hingga kini sudah ada 12 orang yang diberangkatkan pemagangan ke Jepang. Kini kami membuka untuk 15 orang lagi. Kami harapkan mereka yang magang ini nantinya bisa membuat kelompok usaha, paling tidak kelompok peternak atau sesuai bidang keahlian mereka,” tutur Oka Dirga.
Sebelumnya pada pemagangan tahun 2018 ada tujuh yang sudah diberangkatkan dari 60 orang yang mendaftar. “Mereka yang tak lulus ini kebanyakan terkendala bahasa. Tahun ini kami harapkan yang mendaftar bisa berbahasa Jepang, meskipun akan ada pelatihan bahasa Jepang,” tandasnya. *asa
1
Komentar