Banyak Wasit Terlibat Match Fixing
Keterangan dari wasit yang kami periksa, memang agak banyak jumlahnya wasit yang terlibat dalam match fixing.
Satgas Terima Pengajuan Justice Collaborator
SOLO, NusaBali
Banyak wasit terlibat dalam kasus match-fixing pada kompetisi sepakbola di Indonesia. Demikian ditegaskan Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola Brigjen Pol Krisnha Murti, setelah pemeriksaan dan penyeledikan kepada wasit
Nurul Safarid dari Garut. Wasit Nurul ditangkap Satgas Antimafia bola karena terbukti menerima suap Rp45 juta dari pertandingan Liga 3 2018 antara Persibara Banjarnegara melawan Persekabpas Pasuruan.
"Keterangan dari wasit yang sudah kami periksa, memang agak banyak (jumlahnya) yang terlibat," kata Krishna Murti.
Menurut Khrisna Murti, keterlibatan wasit dalam pengaturan skor di sejumlah pertandingan diakui para wasit. Banyak alasan yang membuat para korps baju hitam mereka terlibat.
"Beberapa dari mereka (wasit) memang terlibat, ada yang terpaksa terlibat, ada juga yang sukarela, bahkan takut. Atau ada permainan (match fixing) tapi mereka pura-pura tidak tahu karena takut," kata Krishna Murti, dikutip dari bola.com.
Krisnha meminta masyarakat bersabar dan memberi waktu kepada Satgas Antimafia Bola bekerja dalam mengungkap kasus pengaturan pertandingan.
"Kami masih bekerja ke segala arah untuk mengungkap apa yang terjadi terkait pengaturan pengaturan pertandingan Liga 1, 2 dan 3 maupun yang lain. Tapi pelan-pelan, masih panjang jalannya, kami lihat fakta yuridis dulu, gelar perkara lalu memutuskan naik ke tahap penyidikan untuk menetapkan tersangka atau tidak," tandas Khrisna Murti.
Sementara itu, Krishna Murti juga mengungkapkan, Satgas Anti Mafia Bola menerima banyak pengajuan dari pihak-pihak untuk jadi justice collaborator atau saksi pelaku. Namun Satgas, kata Krishna, masih mempertimbangkannya.
Menurutnya, Satgas Anti Mafia Bola memang intensif memburu pelaku pengaturan skor. Sampai saat ini, sudah lima orang ditangkap di Polda Metro Jaya, anggota komite eksekutif PSSI Johar Lin Eng, anggota Komisi Disiplin Dwi Irianto, Priyanto, Anik Yuni Kartika Sari, dan Nurul Safarid.
"Ada beberapa, sudah masuk justice collaborator, ada di antaranya Banjarnegara (Persibara), Bangkalan Super (Perseba Super Bangkalan)," kata Krishna Murti.
Krishna pun berharap pihak-pihak yang merasa terlibat dalam praktik pengaturan skor agar buka suara kepada Satgas. Ia berharap pengurus dan perangkat karena keterpaksaan atau pernah terlibat, berani berbicara untuk perbaikan sepakbola Indonesia lebih baik. *
Komentar