PLN Jawa Bali Tambah Sembilan Trafo
PT PLN Unit Induk Jawa dan Bali berencana menambah sembilan trafo pada 2019 untuk memperkuat ketahanan listrik di wilayah itu, serta menjadi bagian dari proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW).
GRESIK, NusaBali
General Manager PLN Unit Induk Jawa dan Bali, Soeroso di Gresik, Kamis (10/1) mengatakan sampai akhir 2018, total unit induk transmisi telah menambah 18 trafo dengan kapasitas 1.220 MVA.
Hal itu ditambah lagi dengan unit poyek sebesar 1.350 MVA, sehingga kapasitas daya yang tersedia sampai akhir tahun 2018 untuk PLN Unit Induk Jawa Bali mencapai 2.570 MVA. "Untuk rencana, tahun 2019 akan kami tambah lagi sembilan trafo dengan kapasitas dibawah tahun 2018, tujuannya untuk bisa lebih menjamin kelangsungan listrik di wilayah Jawa dan Bali dan bagian dari proyek 35 ribu MW," kata Soeroso yang ditemui usai meresmikan Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Gresik.
Sementara Eksekutif Vice Presiden Organisasi Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara (JBTN), Ari Wardhana mengatakan, untuk menuju proyek pembangkit listrik 35 ribu MW, PLN terus berupaya menyiapkan aset dan organisasinya. "Penambahan trafo adalah bagian dari satu kesiapan itu, dan hal ini tidak hanya di Jawa Timur, melainkan juga membangun infrastruktur di berbagai daerah, seperti di Flores, Timur Lombok dan lain-lain," katanya. Dengan pembangunan berbagai infrastruktur kelistrikan ini, diharapkan PLN bisa semakin handal dalam melayani masyarakat, khususnya menuju proyek pembangkit listrik 35 ribu MW.
Pada bagian lain, PLN Regional JBTN menjamin tidak akan ada pemadaman listrik saat pemilihan presiden dan legislatif pada 17 April 2019 atau berlangsung pencoblosan, dan memastikan ketersediaan listrik selama pesta demokrasi itu berlangsung. "Kami ingin di saat pemilu nanti semua aman, dalam hal ini termasuk pasokan listrik yang handal, dan hal ini menjadi perhatian kami seperti peristiwa besar lain, yakni Natal dan Tahun Baru, serta saat ujian nasional," kata Ari Wardana.
Ari mengatakan, kesiapan PLN menghadapi Pemilu akan dilakukan pada H-10 dengan menempatkan sejumlah petugas siaga di beberapa UPT yang dianggap rawan terjadi pemadaman listrik. Bentuk antisipasi yang dilakukan PLN, antara lain pada saat pemungutan suara diminta tidak ada jadwal pemadaman di lokasi pemungutan suara, serta tidak melakukan pemeliharaan listrik.
"Kalau seandainya terpaksa ada pemiliharaan, kami akan menyiapkan genset untuk mengatisipasi adanya pemadaman," katanya.
Ari mengatakan, kapasitas listrik yang dibutuhkan pada saat Pemilu tidak jauh berbeda dengan hari biasa, namun yang lebih dibutuhkan pada saat pesta demokrasi tersebut ada pada sisi kehandalan.
General Manager PLN Unit Induk Jawa dan Bali, Soeroso menambahkan, personel PLN di lingkungannya juga akan disiapkan dalam piket siaga, dengan penambahan shift yang sebelumnya dua shift menjadi tiga shift.
"Di setiap shiftnya, kami akan siagakan antara dua hingga tiga petugas atau tergantung kebutuhan, tujuannya untuk memantau kehandalan listrik selama berlangsungnya pencoblosan," katanya.*ant
Hal itu ditambah lagi dengan unit poyek sebesar 1.350 MVA, sehingga kapasitas daya yang tersedia sampai akhir tahun 2018 untuk PLN Unit Induk Jawa Bali mencapai 2.570 MVA. "Untuk rencana, tahun 2019 akan kami tambah lagi sembilan trafo dengan kapasitas dibawah tahun 2018, tujuannya untuk bisa lebih menjamin kelangsungan listrik di wilayah Jawa dan Bali dan bagian dari proyek 35 ribu MW," kata Soeroso yang ditemui usai meresmikan Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Gresik.
Sementara Eksekutif Vice Presiden Organisasi Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara (JBTN), Ari Wardhana mengatakan, untuk menuju proyek pembangkit listrik 35 ribu MW, PLN terus berupaya menyiapkan aset dan organisasinya. "Penambahan trafo adalah bagian dari satu kesiapan itu, dan hal ini tidak hanya di Jawa Timur, melainkan juga membangun infrastruktur di berbagai daerah, seperti di Flores, Timur Lombok dan lain-lain," katanya. Dengan pembangunan berbagai infrastruktur kelistrikan ini, diharapkan PLN bisa semakin handal dalam melayani masyarakat, khususnya menuju proyek pembangkit listrik 35 ribu MW.
Pada bagian lain, PLN Regional JBTN menjamin tidak akan ada pemadaman listrik saat pemilihan presiden dan legislatif pada 17 April 2019 atau berlangsung pencoblosan, dan memastikan ketersediaan listrik selama pesta demokrasi itu berlangsung. "Kami ingin di saat pemilu nanti semua aman, dalam hal ini termasuk pasokan listrik yang handal, dan hal ini menjadi perhatian kami seperti peristiwa besar lain, yakni Natal dan Tahun Baru, serta saat ujian nasional," kata Ari Wardana.
Ari mengatakan, kesiapan PLN menghadapi Pemilu akan dilakukan pada H-10 dengan menempatkan sejumlah petugas siaga di beberapa UPT yang dianggap rawan terjadi pemadaman listrik. Bentuk antisipasi yang dilakukan PLN, antara lain pada saat pemungutan suara diminta tidak ada jadwal pemadaman di lokasi pemungutan suara, serta tidak melakukan pemeliharaan listrik.
"Kalau seandainya terpaksa ada pemiliharaan, kami akan menyiapkan genset untuk mengatisipasi adanya pemadaman," katanya.
Ari mengatakan, kapasitas listrik yang dibutuhkan pada saat Pemilu tidak jauh berbeda dengan hari biasa, namun yang lebih dibutuhkan pada saat pesta demokrasi tersebut ada pada sisi kehandalan.
General Manager PLN Unit Induk Jawa dan Bali, Soeroso menambahkan, personel PLN di lingkungannya juga akan disiapkan dalam piket siaga, dengan penambahan shift yang sebelumnya dua shift menjadi tiga shift.
"Di setiap shiftnya, kami akan siagakan antara dua hingga tiga petugas atau tergantung kebutuhan, tujuannya untuk memantau kehandalan listrik selama berlangsungnya pencoblosan," katanya.*ant
1
Komentar