Nelayan Antre BBM hingga Tiga Hari
Nelayan berharap diperbolehkan mengambil BBM di kota Amlapura.
AMLAPURA, NusaBali
Nelayan di Desa Seraya Timur, Kecamatan/Kabupaten Karangasem antre hingga tiga hari untuk dapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU nelayan, Banjar Kangin, Desa Seraya Timur. Para nelayan terpaksa menempatkan jerigen berjejer untuk antrean di SPBU. Kasus ‘kelangkaan’ premium untuk nelayan ini sudah terjadi sejak SPBU ini dioperasikan pada tahun 2010 lalu.
Ketua Kelompok Nelayan Segara Ababi Indah Banjar Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, I Wayan Perten, mengungkapkan SPBU yang dikhususkan buat nelayan itu ditengarai juga melayani masyarakat umum. Imbasnya, jatah BBM untuk nelayan berkurang. Selaku ketua kelompok nelayan, Wayan Perten mengadukan kesulitan dapatkan BBM ke Perbekel Desa Seraya Timur, I Made Pertu. Harapannya diperbolehkan mengambil BBM di kota Amlapura agar aktivitas melaut tidak terhambat.
Di SPBU Desa Seraya Timur, ratusan jerigen besar dengan kapasitas 30-33 liter dijejer untuk antrean menunggu datangnya BBM. Selama ini kiriman BBM datang setiap tiga hari sekali ditampung dalam satu tanki. Sementara SPBU ini sepi tanpa penjaga. Jerigen yang antre juga tanpa penjaga. Nelayan akan datang apabila BBM telah disuplai. “Kami berharap diizinkan mengambil BBM ke SPBU kota Amlapura dan ada yang mengkoordinasikan. Sebab jika perorangan mengambil BBM ke Amlapura tidak memungkinkan karena cukup jauh, sekitar 35 km,” ungkap Wayan Perten.
Warga yang ikut antre, Ni Kadek Astrini, menitipkan empat jerigen besar masing-masing kapasitas 33 liter. Astrini antre agar dapat BBM untuk kepentingan orangtuanya yang nelayan. “Kami telah tiga hari antre belum juga dapat BBM,” ungkap Astrini ditemui di SPBU Desa Seraya Timur. Sementara Perbekel Desa Seraya Timur, I Made Pertu, berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan menambah jatah BBM ke SPBU Desa Seraya Timur. “Sejak SPBU Desa Seraya Timur dioperasikan, nelayan antre mendapatkan jatah BBM,” kata Made Pertu.
Dikatakan, belum ada kebijakan membolehkan nelayan mengambil BBM ke SPBU di Amlapura. “Nelayan perorangan tidak mungkin ambil BBM ke Amlapura yang hanya membutuhkan 30 liter, biaya angkut cukup mahal dengan jarak tempuh sekitar 35 kilometer,” ungkap Made Pertu. Dijelaskan, SPBU Nelayan itu dibangun tahun 2009 dioperasikan 2 Januari 2010 atas bantuan Departemen Perikanan Pusat sebesar Rp 425 juta dan swadaya 44 kelompok nelayan Rp 450 juta beranggotakan 1.632 nelayan berasal dari kelompok nelayan se-Kecamatan Karangasem.
SPBU nelayan ini dibangun di lahan 3 are tepi jurang atau tikungan Banjar Kangin. SPBU ini dikelola Koperasi Mina Wisnu Sari. Setiap BBM datang langsung habis hari itu. Dari 44 kelompok nelayan, tercatat yang memiliki anggota terbanyak Kelompok Nelayan Suka Makmur sebanyak 150 nelayan. Kelompok Nelayan Segara Wangi sebanyak 136 anggota, Kelompok Nelayan Kartika Bahari sebanyak 84 anggota, Kelompok Nelayan Giri Samudra sebanyak 61 anggota, dan Kelompok Nelayan Pejongan sebanyak 40 anggota. *k16
Nelayan di Desa Seraya Timur, Kecamatan/Kabupaten Karangasem antre hingga tiga hari untuk dapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU nelayan, Banjar Kangin, Desa Seraya Timur. Para nelayan terpaksa menempatkan jerigen berjejer untuk antrean di SPBU. Kasus ‘kelangkaan’ premium untuk nelayan ini sudah terjadi sejak SPBU ini dioperasikan pada tahun 2010 lalu.
Ketua Kelompok Nelayan Segara Ababi Indah Banjar Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, I Wayan Perten, mengungkapkan SPBU yang dikhususkan buat nelayan itu ditengarai juga melayani masyarakat umum. Imbasnya, jatah BBM untuk nelayan berkurang. Selaku ketua kelompok nelayan, Wayan Perten mengadukan kesulitan dapatkan BBM ke Perbekel Desa Seraya Timur, I Made Pertu. Harapannya diperbolehkan mengambil BBM di kota Amlapura agar aktivitas melaut tidak terhambat.
Di SPBU Desa Seraya Timur, ratusan jerigen besar dengan kapasitas 30-33 liter dijejer untuk antrean menunggu datangnya BBM. Selama ini kiriman BBM datang setiap tiga hari sekali ditampung dalam satu tanki. Sementara SPBU ini sepi tanpa penjaga. Jerigen yang antre juga tanpa penjaga. Nelayan akan datang apabila BBM telah disuplai. “Kami berharap diizinkan mengambil BBM ke SPBU kota Amlapura dan ada yang mengkoordinasikan. Sebab jika perorangan mengambil BBM ke Amlapura tidak memungkinkan karena cukup jauh, sekitar 35 km,” ungkap Wayan Perten.
Warga yang ikut antre, Ni Kadek Astrini, menitipkan empat jerigen besar masing-masing kapasitas 33 liter. Astrini antre agar dapat BBM untuk kepentingan orangtuanya yang nelayan. “Kami telah tiga hari antre belum juga dapat BBM,” ungkap Astrini ditemui di SPBU Desa Seraya Timur. Sementara Perbekel Desa Seraya Timur, I Made Pertu, berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan menambah jatah BBM ke SPBU Desa Seraya Timur. “Sejak SPBU Desa Seraya Timur dioperasikan, nelayan antre mendapatkan jatah BBM,” kata Made Pertu.
Dikatakan, belum ada kebijakan membolehkan nelayan mengambil BBM ke SPBU di Amlapura. “Nelayan perorangan tidak mungkin ambil BBM ke Amlapura yang hanya membutuhkan 30 liter, biaya angkut cukup mahal dengan jarak tempuh sekitar 35 kilometer,” ungkap Made Pertu. Dijelaskan, SPBU Nelayan itu dibangun tahun 2009 dioperasikan 2 Januari 2010 atas bantuan Departemen Perikanan Pusat sebesar Rp 425 juta dan swadaya 44 kelompok nelayan Rp 450 juta beranggotakan 1.632 nelayan berasal dari kelompok nelayan se-Kecamatan Karangasem.
SPBU nelayan ini dibangun di lahan 3 are tepi jurang atau tikungan Banjar Kangin. SPBU ini dikelola Koperasi Mina Wisnu Sari. Setiap BBM datang langsung habis hari itu. Dari 44 kelompok nelayan, tercatat yang memiliki anggota terbanyak Kelompok Nelayan Suka Makmur sebanyak 150 nelayan. Kelompok Nelayan Segara Wangi sebanyak 136 anggota, Kelompok Nelayan Kartika Bahari sebanyak 84 anggota, Kelompok Nelayan Giri Samudra sebanyak 61 anggota, dan Kelompok Nelayan Pejongan sebanyak 40 anggota. *k16
Komentar