Palinggih Padma Tiga Punggel
Salah satu palinggih Padma Tiga di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, ditemukan punggel (terpotong), Jumat (11/1).
AMLAPURA, NusaBali
Palinggih yang rusak paling selatan. Jro Mangku Gede Umbara langsung menggelar paruman bersama pangempon pura membahas rencana perbaikan palinggih.
Jro Mangku Gede Umbara menduga terpotongnya palinggih padma di bagian atas diperkirakan terjadi saat gempa vulkanik yang mengguncang Pura Pasar Agung secara terus menerus sejak status awas Gunung Agung, 22 September 2018 lalu. Apalagi posisi Pura Pasar Agung di lereng Gunung Agung, sekitar 1,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung bagian selatan. Palinggih Padma Tiga yang berada di jejer timur jeroan Pura Pasar Agung terbuat dari batu tabas dibangun pada tahun 1990.
Palinggih Padma Tiga dengan tinggi sekitar 4 meter lengkap dengan patung Ida Bhatara Sang Hyang Licin. Patah dan jatuh ke belakang dengan tinggi sekitar 50 cm. Rapat awal hanya memutuskan rencana menggelar rapat berikutnya untuk memantapkan pembicaraan mengenai rencana perbaikan palinggih yang rusak. “Rapat awal menyikapi rusaknya salah satu palinggih Padma Tiga di Pura Pasar Agung. Rapat berikutnya, mematangkan rencana melakukan perbaikan,” kata Jro Mangku Gede Umbara didampingi Humas I Wayan Suara.
Wayan Suara menambahkan, biaya untuk perbaikan palinggih ditaksir tidak besar. Namun sebelum perbaikan perlu matur piuning, guru piduka, dan upacara sejenisnya. Ditegaskan, kerusakan salah satu palinggih Padma Tiga di jeroan Pura Pasar Agung murni disebabkan bencana alam. Sebab guncangan gempa yang terjadi selama ini cukup keras. Selain rencana perbaikan palinggih Padma Tiga, setiap saat akan terus melakukan pemantauan di seluruh palinggih dan bangunan di Pura Pasar Agung. Apalagi belakangan gunung Agung sesekali masih erupsi dan disertai gempa vulkanik. *k16
Jro Mangku Gede Umbara menduga terpotongnya palinggih padma di bagian atas diperkirakan terjadi saat gempa vulkanik yang mengguncang Pura Pasar Agung secara terus menerus sejak status awas Gunung Agung, 22 September 2018 lalu. Apalagi posisi Pura Pasar Agung di lereng Gunung Agung, sekitar 1,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung bagian selatan. Palinggih Padma Tiga yang berada di jejer timur jeroan Pura Pasar Agung terbuat dari batu tabas dibangun pada tahun 1990.
Palinggih Padma Tiga dengan tinggi sekitar 4 meter lengkap dengan patung Ida Bhatara Sang Hyang Licin. Patah dan jatuh ke belakang dengan tinggi sekitar 50 cm. Rapat awal hanya memutuskan rencana menggelar rapat berikutnya untuk memantapkan pembicaraan mengenai rencana perbaikan palinggih yang rusak. “Rapat awal menyikapi rusaknya salah satu palinggih Padma Tiga di Pura Pasar Agung. Rapat berikutnya, mematangkan rencana melakukan perbaikan,” kata Jro Mangku Gede Umbara didampingi Humas I Wayan Suara.
Wayan Suara menambahkan, biaya untuk perbaikan palinggih ditaksir tidak besar. Namun sebelum perbaikan perlu matur piuning, guru piduka, dan upacara sejenisnya. Ditegaskan, kerusakan salah satu palinggih Padma Tiga di jeroan Pura Pasar Agung murni disebabkan bencana alam. Sebab guncangan gempa yang terjadi selama ini cukup keras. Selain rencana perbaikan palinggih Padma Tiga, setiap saat akan terus melakukan pemantauan di seluruh palinggih dan bangunan di Pura Pasar Agung. Apalagi belakangan gunung Agung sesekali masih erupsi dan disertai gempa vulkanik. *k16
Komentar