Sudah Tampak Retak, Diguyur Hujan Lebat Langsung Amblas
Bendesa Pakraman Badung I Wayan Darmika menyebut, pondasi pura sudah tampak retak sekitar dua pekan sebelum kejadian. Kerugian diperkirakan Rp 3 miliar.
Dua Pura di Desa Pakraman Badung, Payangan, Gianyar Terperosok ke Sungai
GIANYAR, NusaBali
Pura Prajapati, Pura Ulun Pangkung, dan bangunan prantenan (dapur pura) di Banjar Badung, Desa Pakraman Badung, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, terperosok ke sungai sedalam sekitar 15 meter, Sabtu (12/1) pukul 14.00 Wita. Terperosoknya dua pura hingga hanya menyisakan puing di dasar sungai tersebut diduga karena hujan lebat mengguyur kawasan dimaksud mulai sekitar pukul 13.30 Wita. Di samping itu, kondisi tanah pada pondasi pura yang terletak di tebing diduga labil.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Saat kejadian, di dua pura ini sedang sepi aktivitas. Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 3 miliar lebih.
Mendapat laporan longsor ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) beserta armada dan perlengkapan untuk melakukan pembersihan material longsor. Namun hingga sekitar pukul 17.00 Wita, sebagian besar material longsor masih tertumpuk di dasar sungai.
Kepala BPBD Kabupaten Gianyar AA Gede Oka Digjaya, mengatakan evakuasi dihentikan sementara karena kondisi tanah yang labil. “Kami utamakan faktor keselamatan anggota. Rencananya, besok (hari ini) tim terjun lagi melakukan pembersihan,” ujarnya, kemarin.
Selain tanah labil, arus sungai juga masih cukup deras sehingga mengancam keselamatan petugas jika dipaksakan untuk melakukan pembersihan.
Sementara Bendesa Pakraman Badung I Wayan Darmika ketika dikonfirmasi mengakui, tidak ada firasat apapun sebelum kejadian tersebut. Menurutnya, sebelum dua pura dan bangunan terperosok ke sungai, sekitar dua pekan sebelumnya pondasi pura sudah tampak retak. “Memang sudah tampak retak di beberapa bagian sejak dua minggu lalu,” ungkapnya. Namun menurutnya areal pura yang direhab sekitar sembilan tahun lalu itu masih aman karena penyangganya dinilai cukup kuat. “Tadi (kemarin) siang itu hujan sangat deras sehingga air sungai meluap (besar). Disertai tanah labil, pondasi pura jadi tergerus,” tuturnya.
Pihaknya tak bisa berbuat banyak untuk membersihkan material bangunan. Sebab, lokasi kejadian rawan longsor. “Untuk pembersihan material belum bisa karena hari sudah jelang malam. Besok (hari ini) juga belum bisa, karena kebetulan ada pengabenan. Mungkin setelah itu,” ujar Darmika. Selanjutnya, pihaknya sudah rembuk terkait upacara pascabencana. “Pada Soma Wage Medangsia, Senin (14/1) kami rencananya ngaturang upacara guru piduka,” ujarnya.
Untuk diketahui, Pura Prajapati ini diempon oleh 415 kepala keluarga (KK) Banjar Badung, Desa Pakraman Badung, Kecamatan Payangan. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Pura Prajapati, Pura Ulun Pangkung, dan bangunan prantenan (dapur pura) di Banjar Badung, Desa Pakraman Badung, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, terperosok ke sungai sedalam sekitar 15 meter, Sabtu (12/1) pukul 14.00 Wita. Terperosoknya dua pura hingga hanya menyisakan puing di dasar sungai tersebut diduga karena hujan lebat mengguyur kawasan dimaksud mulai sekitar pukul 13.30 Wita. Di samping itu, kondisi tanah pada pondasi pura yang terletak di tebing diduga labil.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Saat kejadian, di dua pura ini sedang sepi aktivitas. Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 3 miliar lebih.
Mendapat laporan longsor ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) beserta armada dan perlengkapan untuk melakukan pembersihan material longsor. Namun hingga sekitar pukul 17.00 Wita, sebagian besar material longsor masih tertumpuk di dasar sungai.
Kepala BPBD Kabupaten Gianyar AA Gede Oka Digjaya, mengatakan evakuasi dihentikan sementara karena kondisi tanah yang labil. “Kami utamakan faktor keselamatan anggota. Rencananya, besok (hari ini) tim terjun lagi melakukan pembersihan,” ujarnya, kemarin.
Selain tanah labil, arus sungai juga masih cukup deras sehingga mengancam keselamatan petugas jika dipaksakan untuk melakukan pembersihan.
Sementara Bendesa Pakraman Badung I Wayan Darmika ketika dikonfirmasi mengakui, tidak ada firasat apapun sebelum kejadian tersebut. Menurutnya, sebelum dua pura dan bangunan terperosok ke sungai, sekitar dua pekan sebelumnya pondasi pura sudah tampak retak. “Memang sudah tampak retak di beberapa bagian sejak dua minggu lalu,” ungkapnya. Namun menurutnya areal pura yang direhab sekitar sembilan tahun lalu itu masih aman karena penyangganya dinilai cukup kuat. “Tadi (kemarin) siang itu hujan sangat deras sehingga air sungai meluap (besar). Disertai tanah labil, pondasi pura jadi tergerus,” tuturnya.
Pihaknya tak bisa berbuat banyak untuk membersihkan material bangunan. Sebab, lokasi kejadian rawan longsor. “Untuk pembersihan material belum bisa karena hari sudah jelang malam. Besok (hari ini) juga belum bisa, karena kebetulan ada pengabenan. Mungkin setelah itu,” ujar Darmika. Selanjutnya, pihaknya sudah rembuk terkait upacara pascabencana. “Pada Soma Wage Medangsia, Senin (14/1) kami rencananya ngaturang upacara guru piduka,” ujarnya.
Untuk diketahui, Pura Prajapati ini diempon oleh 415 kepala keluarga (KK) Banjar Badung, Desa Pakraman Badung, Kecamatan Payangan. *nvi
Komentar