Panjang Umur Manusia Bali
Kalau ulang tahun, doa yang pasti dipanjatkan adalah, ‘Semoga panjang umur’. Tak ada manusia ketika dibalut bahagia, berkeinginan cepat mati.
Jika bersua orang uzur, masih bugar, lebih delapan puluh tahun, orang acap bergumam, disertai geleng-geleng kepala, “Tak bakalan aku bisa mencapai umur setua itu.” Seperti halnya kematian, umur acap dikait-kaitkan dengan takdir, dan juga maut. Orang Bali menyebutnya sebagai ‘angkihan baan nyili’ (nafas itu pinjaman). Setiap saat, kapan saja, bisa ditagih, diambil oleh Sang Pemberi, karena tak seorang pun sanggup melawan kekuasaan waktu.
Tapi, umur bukan semata persoalan takdir. Ia bisa dipelajari, dikaji secara ilmiah, dikaitkan dengan ilmu kedokteran dan kesehatan, sehingga acap muncul cara-cara untuk menunda penuaan sel-sel tubuh, memperpanjang umur. Juga banyak dilakukan penelitian tentang bangsa-bangsa mana di dunia yang panjang umur. Yone Minagawa, seorang wanita Jepang, dinyatakan sebagai manusia tertua di dunia. Umurnya 114 tahun, masih bugar, menggerakkan sendiri kursi rodanya, menyantap habis menu hidangan tiga kali sehari. Jepang memang memiliki banyak warga uzur, dan diyakini sebagai bangsa dengan warga banyak panjang umur.
Hidup panjang umur tidak semata monopoli negeri maju. Dari daerah terpencil, terbelakang, miskin, kerap dilaporkan manusia yang mencapai usia 100 tahun, bahkan 200 tahun. Misalnya dari Bulgaria, Kaukasus, Ukrania, Azerbaijan, Turki, Yunani, Mesir, Irak, Bolivia, Dominika, Guatemala, Brasil, dan Fiji, banyak dilaporkan orang tua berumur di atas 100 atau 150 tahun.
Tetapi, seorang antropolog ragawi, Teuku Jacob, guru besar kelahiran Aceh yang menghabiskan masa tua mengabdi di almamaternya Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, tidak bisa mempercayai begitu saja jika muncul berita manusia berusia di atas 100 tahun. Sebabnya, banyak orang yang tidak jelas akte kelahirannya. Tak sedikit orang yang bahkan tidak tahu tahun berapa ia lahir. Menurut Ascadi dan Nemeskeri dalam History of Human Life Span and Mortality, umur maksimum manusia berkisar 110-120 tahun.
Setiap negara punya daerah dengan warga yang memiliki harapan hidup rata-rata tinggi. Harapan hidup ini dikaitkan dengan kesehatan dan tingkat kesejahteraan. Penduduk Jogja dikabarkan memiliki harapan hidup tertinggi di Indonesia. Jika ingin panjang umur, tinggallah di Jogja. Dan berapa tahunkah harapan hidup manusia Bali? Apakah manusia Bali tergolong panjang umur?
Banyak orang Bali punya kisah menarik tentang leluhur mereka dalam soal umur. “Kakekku dulu meninggal dalam usia sembilan puluh tahun lebih,” ujar seorang Bali. Banyak orang masa kini menyebut-nyebut usia orang Bali zaman dulu lebih panjang dibanding belakangan ini. Tapi jika dirata-ratakan, tetap saja harapan hidup orang Bali di zaman dulu itu tidak sebaik saat ini. Orang Bali yang panjang umur, dulu, hidup sampai usia lebih sembilan puluh tahun, hanyalah orang per orang. Jauh lebih banyak orang Bali yang mati muda diserang gering atau wabah.
Di banyak belahan di dunia, juga di Bali, banyak penyebab orang berumur pendek. Gaya hidup menjadi penyebab orang-orang tidak berumur panjang. Banyak dicurigai, asupan makanan yang berasal dari rumah makan junk food, yang sangat digandrungi orang-orang, sebagai penyebab usia pendek. Makanan yang tidak sehat itu disantap oleh orang-oang sejak kanak-kanak karena perayaan ulang tahun dilakukan di rumah makan meriah itu. Makanan sehari-hari pun diketahui banyak mengandung lemak dan karbohidrat, miskin serat, sehingga banyak orang sakit akibat terserang diabetes, gagal jantung, ginjal rusak, atau stroke.
Bali tidak memiliki laporan umur tertinggi yang pernah dicapai warganya. Laporan demografi Bali lebih sering mengungkap tentang pertambahan penduduk dan migrasi, karena masalah-masalah ini dianggap pelik dan kompleks, sehingga sangat dibutuhkan dalam kebijakan dan pengambilan keputusan kependudukan. Jadi, belum bisa dijawab, apakah orang Bali tergolong panjang umur atau tidak. Tidak juga bisa disodorkan jawaban, seberapa panjang usia yang pernah dicapai oleh manusia Bali. Kita tak tahu, siapakah pemegang rekor umur tertua orang Bali di antara orang Bali. Apakah umur tertua yang pernah dicapai oleh manusia Bali lebih tinggi dibanding manusia-manusia lain di Tanah Air?
Jika usia manusia Bali lebih pendek dibanding manusia lain di Indonesia, tentu mencengangkan juga. Soalnya, manusia Bali itu tinggal di Pulau Surga, usia mereka tidak hanya panjang, semestinya ‘abadi’. Bagaimana bisa manusia di Pulau Dewata cepat mati? Bukankah tinggal di Pulau Kahyangan berlumur kebahagiaan dan kesejahteraan, yang sepantasnya berakibat pada tertundanya kematian?
Tetapi takdir, lagi-lagi takdir, bertindak di luar keinginan manusia. Maut, lagi-lagi maut, tidak dalam kuasa manusia untuk mengaturnya. Banyak orang berdoa agar panjang umur, tapi toh akhirnya ia mati muda. Nafas itu pinjaman. Semua orang ingin berumur panjang, tetapi sedikit yang disiplin menerapkan gaya hidup sehat untuk memperpanjang usia. *
Aryantha Soethama
Pengarang
Komentar