Disambar Petir, Rumah dan Motor Terbakar
Buat sementara, Sumadana dan istrinya tinggal di rumah saudaranya.
BANGLI, NusaBali
Rumah milik I Nengah Sumadana, 54, di pondok dauh uma, Banjar Mentra Tengah, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli, disambar petir, Sabtu (12/1). Akibatnya rumah dan satu unit motor Vario yang terparkir di areal rumah hangus terbakar. Tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, saat kejadian rumah dalam keadaan kosong.
Sumadana didampingi istrinya, Gusti Ayu Made Srinten, 50, menceritakan, saat kejadian mereka tidak ada di rumah. Sumadana pergi bekerja dan Gusti Srinten ngayah di Pura Puseh. Sekitar pukul 16.00 Wita, Gusti Sriten pulang dari ngayah. Sesampainya di rumah, ia terkejut karena rumahnya hanya tinggal puing-puing saja. Bangunan itu terdiri dari dua kamar tidur, 1 dapur, dan kamar mandi. Hanya kamar mandi rusak ringan. “Semuanya terbakar, hanya tinggal pakaian yang melekat di badan,” ungkap Gusti Srinten, Minggu (13/1).
Sumadana mengatakan kebakaran dipicu sambaran petir. Dugaan itu diperkuat antenna tivi yang terbakar. “Kejadiannya sekitar pukul 14.00 Wita, saat itu hujan dan ada petir. Setelah petir itu hujan mulai reda,” ujarnya. Karena posisi rumah ada di tegalan dan jauh dari rumah warga lainya, sehingga tidak ada yang tahu jika rumah pasutri ini terbakar. Kerugian material ditaksir Rp 50 juta. Pasutri ini tinggal di pondok sejak 1,5 bulan lalu. Seluruh barang-barang di rumah tersebut hangus terbakar.
Buat sementara, Sumadana dan istrinya tinggal di rumah saudaranya, I Nyoman Warta. “Numpang dulu, sampai nanti bisa membangun kembali. Kami hanya buruh dengan penghasilan tidak menentu,” ungkap ayah dua anak ini. Pasca kejadian, sejumlah relawan sudah mendatangi pasutri ini. Mereka sumbangkan sembako dan pakaian. Sumadana sudah melaporkan kejadian itu ke perangkat desa. *es
Sumadana didampingi istrinya, Gusti Ayu Made Srinten, 50, menceritakan, saat kejadian mereka tidak ada di rumah. Sumadana pergi bekerja dan Gusti Srinten ngayah di Pura Puseh. Sekitar pukul 16.00 Wita, Gusti Sriten pulang dari ngayah. Sesampainya di rumah, ia terkejut karena rumahnya hanya tinggal puing-puing saja. Bangunan itu terdiri dari dua kamar tidur, 1 dapur, dan kamar mandi. Hanya kamar mandi rusak ringan. “Semuanya terbakar, hanya tinggal pakaian yang melekat di badan,” ungkap Gusti Srinten, Minggu (13/1).
Sumadana mengatakan kebakaran dipicu sambaran petir. Dugaan itu diperkuat antenna tivi yang terbakar. “Kejadiannya sekitar pukul 14.00 Wita, saat itu hujan dan ada petir. Setelah petir itu hujan mulai reda,” ujarnya. Karena posisi rumah ada di tegalan dan jauh dari rumah warga lainya, sehingga tidak ada yang tahu jika rumah pasutri ini terbakar. Kerugian material ditaksir Rp 50 juta. Pasutri ini tinggal di pondok sejak 1,5 bulan lalu. Seluruh barang-barang di rumah tersebut hangus terbakar.
Buat sementara, Sumadana dan istrinya tinggal di rumah saudaranya, I Nyoman Warta. “Numpang dulu, sampai nanti bisa membangun kembali. Kami hanya buruh dengan penghasilan tidak menentu,” ungkap ayah dua anak ini. Pasca kejadian, sejumlah relawan sudah mendatangi pasutri ini. Mereka sumbangkan sembako dan pakaian. Sumadana sudah melaporkan kejadian itu ke perangkat desa. *es
Komentar