Jembatan Penghubung Rejasa - Pesagi Jebol
Ada jalan alternatif via Desa Tegallinggah, hanya saja cukup jauh dan hanya bisa dilintasi sepeda motor.
TABANAN, Nusabali
Jembatan yang menghubungkan Banjar/Desa Rejasa dengan Banjar Cangkup, Desa Pesagi di Kecamatan Penebel, Tabanan telah lama rusak dan jebol. Saat dilintasi kendaraan sarat beban, jembatan ini pun bergoyang. Demi keselamatan, masyarakat terpaksa menurunkan barang bawaan dari kendaraannya.
Menurut warga sekitar, jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Penebel ini dibangun semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Disebutkannya, bagian pinggir jembatan ini sudah banyak berlubang, lebar lubang mencapai 30 centimeter. Kayu penyangga pada jembatan itu pun telah lapuk. “Ada perasaan cemas melintasi jembatan ini, utamanya saat bawa barang bawaan yang berat. Jembatannya bergoyang,” ungkap I Wayan Sudarsana, Selasa (3/5).
Sudarsana yang berasal dari Banjar Temuku Aya, Desa Pesagi ini mengatakan warga di dua desa sangat ketergantungan dengan jembatan ini. Sejatinya ada jalan alternatif dengan memanfaatkan jalan di Desa Tegalinggah, Kecamatan Penebel. Namun harus menempuh perjalanan jauh sebab jarak jalan alternatif itu sekitar 20 kilometer dari jembatan Rejasa-Pesagi. Ditambahkan, lebar jalan alternatif ini agak sempit sehingga kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Hanya sepeda motor yang bisa melintasi jalan alternatif itu.
Sudarsana menambahkan, setiap harinya volume kendaraan yang melintasi jembatan Rejasa-Pesagi cukup banyak. Sebab jembatan ini merupakan jalur utama menuju Pura Tamba Waras di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel. “Pernah ada bule (wisawan asing) yang jatuh dari sepeda motor saat menuju ke Pura Tamba Waras,” imbuh Sudarsana.
Perbekel Desa Rejasa, I Gede Wayan Wihastra mengatakan, jembatan penghubung Banjar Cangkup-Banjar Rejasa itu dibangun sekitar tahun 1973. Pernah sekali dapat perbaikan berupa pergantian kayu. Mengingat kayu sudah lapuk, perbaikan jembatan pun diusulkan saat Musyawarah Perencanaan Kecamatan (Musrencam). “Harapan kami, jembatan ini bisa segera diperbaiki,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara mengatakan, jembatan tersebut sudah dapat perbaikan rutin berupa pergantian kayu yang berlubang. Hanya saja diakui jembatan itu belum pernah mendapat perbaikan total. Dikatakan, pada tahun 2016 ini, jembatan tersebut belum mendapatkan anggaran dan akan diprogramkan di tahun 2017. 7 cr61
Menurut warga sekitar, jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Penebel ini dibangun semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Disebutkannya, bagian pinggir jembatan ini sudah banyak berlubang, lebar lubang mencapai 30 centimeter. Kayu penyangga pada jembatan itu pun telah lapuk. “Ada perasaan cemas melintasi jembatan ini, utamanya saat bawa barang bawaan yang berat. Jembatannya bergoyang,” ungkap I Wayan Sudarsana, Selasa (3/5).
Sudarsana yang berasal dari Banjar Temuku Aya, Desa Pesagi ini mengatakan warga di dua desa sangat ketergantungan dengan jembatan ini. Sejatinya ada jalan alternatif dengan memanfaatkan jalan di Desa Tegalinggah, Kecamatan Penebel. Namun harus menempuh perjalanan jauh sebab jarak jalan alternatif itu sekitar 20 kilometer dari jembatan Rejasa-Pesagi. Ditambahkan, lebar jalan alternatif ini agak sempit sehingga kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Hanya sepeda motor yang bisa melintasi jalan alternatif itu.
Sudarsana menambahkan, setiap harinya volume kendaraan yang melintasi jembatan Rejasa-Pesagi cukup banyak. Sebab jembatan ini merupakan jalur utama menuju Pura Tamba Waras di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel. “Pernah ada bule (wisawan asing) yang jatuh dari sepeda motor saat menuju ke Pura Tamba Waras,” imbuh Sudarsana.
Perbekel Desa Rejasa, I Gede Wayan Wihastra mengatakan, jembatan penghubung Banjar Cangkup-Banjar Rejasa itu dibangun sekitar tahun 1973. Pernah sekali dapat perbaikan berupa pergantian kayu. Mengingat kayu sudah lapuk, perbaikan jembatan pun diusulkan saat Musyawarah Perencanaan Kecamatan (Musrencam). “Harapan kami, jembatan ini bisa segera diperbaiki,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tabanan, I Gusti Ngurah Anom Anthara mengatakan, jembatan tersebut sudah dapat perbaikan rutin berupa pergantian kayu yang berlubang. Hanya saja diakui jembatan itu belum pernah mendapat perbaikan total. Dikatakan, pada tahun 2016 ini, jembatan tersebut belum mendapatkan anggaran dan akan diprogramkan di tahun 2017. 7 cr61
Komentar