Anjing Rabies Gigit 6 Warga
Anjing itu kemudian berperilaku aneh, antara lain menggigit barang bekas dan batu, selanjutnya mati.
SEMARAPURA, NusaBali
Seekor anjing menggigit enam warga Banjar Ayung, Kelurahan Semarapura Klod, Kecamatan Klungkung, Minggu (6/1). Setelah dicek petugas, hasil sampel otak anjing tersebut positif rabies. Korban pun langsung diberikan VAR (vaksin anti rebies).
Petugas Dinas Pertanian Klungkung yang membidangi masalah hewan langsung mengeliminasi 22 ekor anjing di wilayah Kelurahan Semarapura Klod. Anjing yang menggigit warga itu merupakan anjing peliharaan milik Luh Ari Nurasih, warga Banjar Ayung. Ia juga menjadi salah seorang korban gigitan anjing itu.
Informasi yang dihimpun, kasus gigitan rabies itu bermula pada Minggu, 6 Januari 2019, tiba-tiba anjing tersebut mengamuk dan mengigit Nurasih dan anaknya Komang Gd Wiguna,8, pada jari tangannya. Tak hanya itu, dua orang tetangganya, Ketut Darmawan,39, dan Kadek Linda,23, yang kebetulan lewat di depan rumah Nurasih, juga digigit.
Anjing itu kemudian berperilaku aneh, antara lain menggigit barang bekas dan batu, selanjutnya mati. Petugas pun langsung mengecek sampel otak anjing itu di laboratorium. Hasilnya, ternyata anjing itu positif rabies. Korban yang sudah digigit saat itu juga langsung diberikan VAR. Tak berselang lama, dua warga lainnya melapor kepada petugas karena digigit oleh anjing yang sama sebelumnya. Mereka juga diberikan VAR. Tiga warga yang sering kontak dengan anjing rabies itu juga diberikan VAR.
“Ada sembilan warga Banjar Ayung, Kelurahan Semarapura Klod, sudah mendapatkan VAR. Mereka yakni enam orang digigit anjing positif rabies dan tiga orang yang tidak tergigit. Tetapi, kami berikan VAR karena kemungkinan ada kontak dengan anjing tersebut. Artinya anjing sering diajak bermain maupun tidur,” ujar dr Ni Made Adi Swapatni, kepada NusaBali, Senin (14/1). Sedangkan dari sisi penanganan hewannya pasca ditemukan positif rabies, Dinas Pertanian langsung melakukan eliminasi secara selektif.
Ditemuai terpisah, Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan, anjing tersebut sudah ditemukan dalam kondisi mati. Sehingga sampel otaknya diambil untuk dicek ke laboratorium, Senin (7/1). “Sore harinya hasil lab keluar, anjing itu positif rabies,” ujar Juanida. Guna mengantisipasi penyebarangan virus rabies, maka dilakukan eliminasi terhadap anjing liar di wilayah Kelurahan Semarapura Klod. Sedikitnya 22 ekor anjing dieliminasi.
Juanida menjelaskan, sejak April 2018 kasus anjing positif rabies di Klungkung mencuat, bahkan hingga Desember 2018 terjadi 12 kasus gigitan anjing positif rabies. Sedangkan Januari 2019 sudah terjadi satu kasus gigitan anjing positif rabies. Disebutkan, estimasi populasi anjing di Klungkung mencapai 14.000 ekor, tahun lalu realisasi vaksin hingga 13.000 ekor dari target minimal 70 persen. “Jadi upaya-upaya sudah seragam di seluruh kabupaten kordinatornya provinsi, kita tinggal mengikuti saja,” ujarnya. Vaksinasi massal ini dimulai sejak April itu rutin dilakukan setiap tahun agar Bali ini bebas dari rabies.
Klungkung juga memiliki kawasan zona merah rabies yakni Desa Sulang, Desa Sampalan Kelod, Desa Sampalan Tengah, Desa Pesinggahan, Desa Gunaksa, Desa Paksebali, Desa Dawan Kelod, Semarapura Klod Kangin dan Desa Akah. Pasalnya di desa itu pernah ditemukan anjing positif rabies. Kendati demikian penanganan masalah rabies lewat vaksinasi di seluruh desa tetap diberkalukan sama.*wan
Petugas Dinas Pertanian Klungkung yang membidangi masalah hewan langsung mengeliminasi 22 ekor anjing di wilayah Kelurahan Semarapura Klod. Anjing yang menggigit warga itu merupakan anjing peliharaan milik Luh Ari Nurasih, warga Banjar Ayung. Ia juga menjadi salah seorang korban gigitan anjing itu.
Informasi yang dihimpun, kasus gigitan rabies itu bermula pada Minggu, 6 Januari 2019, tiba-tiba anjing tersebut mengamuk dan mengigit Nurasih dan anaknya Komang Gd Wiguna,8, pada jari tangannya. Tak hanya itu, dua orang tetangganya, Ketut Darmawan,39, dan Kadek Linda,23, yang kebetulan lewat di depan rumah Nurasih, juga digigit.
Anjing itu kemudian berperilaku aneh, antara lain menggigit barang bekas dan batu, selanjutnya mati. Petugas pun langsung mengecek sampel otak anjing itu di laboratorium. Hasilnya, ternyata anjing itu positif rabies. Korban yang sudah digigit saat itu juga langsung diberikan VAR. Tak berselang lama, dua warga lainnya melapor kepada petugas karena digigit oleh anjing yang sama sebelumnya. Mereka juga diberikan VAR. Tiga warga yang sering kontak dengan anjing rabies itu juga diberikan VAR.
“Ada sembilan warga Banjar Ayung, Kelurahan Semarapura Klod, sudah mendapatkan VAR. Mereka yakni enam orang digigit anjing positif rabies dan tiga orang yang tidak tergigit. Tetapi, kami berikan VAR karena kemungkinan ada kontak dengan anjing tersebut. Artinya anjing sering diajak bermain maupun tidur,” ujar dr Ni Made Adi Swapatni, kepada NusaBali, Senin (14/1). Sedangkan dari sisi penanganan hewannya pasca ditemukan positif rabies, Dinas Pertanian langsung melakukan eliminasi secara selektif.
Ditemuai terpisah, Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan, anjing tersebut sudah ditemukan dalam kondisi mati. Sehingga sampel otaknya diambil untuk dicek ke laboratorium, Senin (7/1). “Sore harinya hasil lab keluar, anjing itu positif rabies,” ujar Juanida. Guna mengantisipasi penyebarangan virus rabies, maka dilakukan eliminasi terhadap anjing liar di wilayah Kelurahan Semarapura Klod. Sedikitnya 22 ekor anjing dieliminasi.
Juanida menjelaskan, sejak April 2018 kasus anjing positif rabies di Klungkung mencuat, bahkan hingga Desember 2018 terjadi 12 kasus gigitan anjing positif rabies. Sedangkan Januari 2019 sudah terjadi satu kasus gigitan anjing positif rabies. Disebutkan, estimasi populasi anjing di Klungkung mencapai 14.000 ekor, tahun lalu realisasi vaksin hingga 13.000 ekor dari target minimal 70 persen. “Jadi upaya-upaya sudah seragam di seluruh kabupaten kordinatornya provinsi, kita tinggal mengikuti saja,” ujarnya. Vaksinasi massal ini dimulai sejak April itu rutin dilakukan setiap tahun agar Bali ini bebas dari rabies.
Klungkung juga memiliki kawasan zona merah rabies yakni Desa Sulang, Desa Sampalan Kelod, Desa Sampalan Tengah, Desa Pesinggahan, Desa Gunaksa, Desa Paksebali, Desa Dawan Kelod, Semarapura Klod Kangin dan Desa Akah. Pasalnya di desa itu pernah ditemukan anjing positif rabies. Kendati demikian penanganan masalah rabies lewat vaksinasi di seluruh desa tetap diberkalukan sama.*wan
Komentar