20 Pustu di Tabanan Rusak Berat
Dari 20 pustu yang rusak berat, tahun ini hanya lima yang akan diperbaiki.
TABANAN, NusaBali
Dari 79 puskesmas pembantu (pustu) di seluruh Kabupaten Tabanan, 20 pustu dikategorikan rusak berat. Namun karena anggaran terbatas, perbaikan pustu akan dilakukan bertahap. Dari 20 pustu tersebut, tahun 2019 ada lima pustu yang akan diperbaiki menggunakan anggaran APBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr Nyoman Suratmika, menjelaskan sekitar dua hingga tiga tahun sebelumnya ada 40 pustu kategori rusak berat. Karena mendapatkan perbaikan bertahap tinggal 20 pustu yang rusak berat. “Sekarang dari 79 pustu, sekitar 20 pustu yang rusak berat,” ujarnya, Senin (13/1).
Menurutnya, di 2019 akan ada lima pustu yang diperbaiki menggunakan APBD 2019. Kelima pustu dimaksud adalah Pustu Timpag, Kecamatan Kerambitan, Pustu Pujungan, Kecamatan Pupuan, Pustu Nyambu, Kecamatan Kediri, Pustu Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, dan Pustu Tua, Kecamatan Marga. “Terkait anggaran perbaikan beda-beda tergantung rusak berat dan ringan, kalau rusak berat per pustu sampai Rp 500 juta,” imbuhnya.
Diakui Suratmika, pustu yang mengalami rusak berat merata di seluruh Kabupaten Tabanan terutama daerah dingin. Pemicunya serangan rayap karena kekurangan sinar matahari. Namun spesifikasi pembangunannya nanti sesuai dengan aturan Permenkes, yakni untuk jangka panjang.
“Misalnya jika berada di daerah dingin, maka rangka atapnya tidak boleh kayu lagi tetapi baja ringan. Dindingnya juga tidak semua tembok tetapi harus ada keramik. Sesuai dengan syarat pembanguan gedung pustu yang ditetapkan Permenkes,’’ jelasnya. Meskipun pustu dikategorikan rusak berat, namun tidak menganggu aktivitas pelayanan kepada pasien.
Menurut Suratmika, selain daerahnya dingin, penyebab pustu cepat rusak karena tidak ada yang menempati sehingga tidak ada yang merawat. “Biasanya ada petugas kesehatan yang tinggal, karena petugasnya banyak berasal dari daerahnya sendiri jadi ada pustu yang tidak ada penghuni. Kalau rumah kosong terlalu lama memang cepat rusak,” katanya.
Di sisi lain, selain pustu, Tabanan juga memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Fungsinya sama dengan pustu, namun Poskesdes dikelola oleh desa terutama desa yang belum memiliki puskesmas pembantu. Saat ini Tabanan memiliki 54 Poskesdes. Gedungnya disediakan oleh desa. Sementara SDM serta obat-obatannya ditanggung oleh dinas kesehatan. Karena dikelola desa, jika ada kerusakan gedung Poskesdes maka diperbaiki oleh desa dengan dana desa. *de
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr Nyoman Suratmika, menjelaskan sekitar dua hingga tiga tahun sebelumnya ada 40 pustu kategori rusak berat. Karena mendapatkan perbaikan bertahap tinggal 20 pustu yang rusak berat. “Sekarang dari 79 pustu, sekitar 20 pustu yang rusak berat,” ujarnya, Senin (13/1).
Menurutnya, di 2019 akan ada lima pustu yang diperbaiki menggunakan APBD 2019. Kelima pustu dimaksud adalah Pustu Timpag, Kecamatan Kerambitan, Pustu Pujungan, Kecamatan Pupuan, Pustu Nyambu, Kecamatan Kediri, Pustu Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, dan Pustu Tua, Kecamatan Marga. “Terkait anggaran perbaikan beda-beda tergantung rusak berat dan ringan, kalau rusak berat per pustu sampai Rp 500 juta,” imbuhnya.
Diakui Suratmika, pustu yang mengalami rusak berat merata di seluruh Kabupaten Tabanan terutama daerah dingin. Pemicunya serangan rayap karena kekurangan sinar matahari. Namun spesifikasi pembangunannya nanti sesuai dengan aturan Permenkes, yakni untuk jangka panjang.
“Misalnya jika berada di daerah dingin, maka rangka atapnya tidak boleh kayu lagi tetapi baja ringan. Dindingnya juga tidak semua tembok tetapi harus ada keramik. Sesuai dengan syarat pembanguan gedung pustu yang ditetapkan Permenkes,’’ jelasnya. Meskipun pustu dikategorikan rusak berat, namun tidak menganggu aktivitas pelayanan kepada pasien.
Menurut Suratmika, selain daerahnya dingin, penyebab pustu cepat rusak karena tidak ada yang menempati sehingga tidak ada yang merawat. “Biasanya ada petugas kesehatan yang tinggal, karena petugasnya banyak berasal dari daerahnya sendiri jadi ada pustu yang tidak ada penghuni. Kalau rumah kosong terlalu lama memang cepat rusak,” katanya.
Di sisi lain, selain pustu, Tabanan juga memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Fungsinya sama dengan pustu, namun Poskesdes dikelola oleh desa terutama desa yang belum memiliki puskesmas pembantu. Saat ini Tabanan memiliki 54 Poskesdes. Gedungnya disediakan oleh desa. Sementara SDM serta obat-obatannya ditanggung oleh dinas kesehatan. Karena dikelola desa, jika ada kerusakan gedung Poskesdes maka diperbaiki oleh desa dengan dana desa. *de
Komentar