Ethiopian Airlines Dipaksa Turun
Lintasi Indonesia Tanpa Izin
JAKARTA, NusaBali
Pesawat Ethiopian Airlines yang melintas tanpa izin di wilayah udara Indonesia menuju Singapura dipaksa turun oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Pesawat kargo itu membawa mesin pesawat yang akan diperbaiki.
Pihak Bandara Hang Nadim Batam menyebut pesawat itu memiliki rute Addis Ababa-Hong Kong. Data di FlightRadar24 juga menyatakan demikian.
Tetapi maskapai Ethiopian Airlines menyatakan hal berbeda. Pesawat itu disebut sedang menjalani penerbangan kargo tidak terjadwal (non-scheduled) dari Addis Ababa ke Singapura.
"Pesawat kargo ET 3728 pada 14 Januari, yang merupakan layanan kargo tidak terjadwal dari Addis Ababa ke Singapura membawa mesin pesawat telah diminta mendarat di Bandara Batam Indonesia oleh otoritas Indonesia," demikian pernyataan maskapai Ethiopian Airlines yang diunggah di akun Twitter resmi, Selasa (15/1) seperti dikutip detik.
Pemaksaan turun (force down) tersebut dilakukan karena pesawat Ethiopian Air telah memasuki wilayah kedaulatan udara yurisdiksi Indonesia tanpa dilengkapi flight clearance (FC). Perintah itu datang langsung dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Maskapai itu menyebut mesin pesawat yang mereka bawa sangat mendesak untuk segera diantar ke Singapura. Mereka juga merasa seharusnya boleh terbang di wilayah udara Indonesia tanpa meminta izin sebelumnya.
"Pesawat tersebut terbang untuk mengantar mesin pesawat penting di Singapura untuk perawatan dan melintasi wilayah udara Indonesia merujuk pada ICAO Chicago Convention Article 5, yaitu pesawat tak terjadwal dapat melintasi wilayah udara negara sahabat tanpa minta izin terlebih dahulu," kata Ethiopian Airlines.
Tetapi Ethiopian Airlines mengakui bahwa otoritas bisa meminta pesawat mendarat. Pihaknya juga sudah memberi penjelasan kepada otoritas Indonesia soal hal ini.
"Awak penerbangan sedang beristirahat di hotel sebelum melanjutkan penerbangan," tutup mereka.
Setelah itu, dua pesawat tempur TNI AU jenis F16 dari Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dengan callsign Rydder Flight melakukan identifikasi visual dan penyergapan terhadap pesawat asing B-777 ET-AVN setelah melakukan komunikasi dengan frekuensi darurat.
"Sekarang sudah ditangani otoritas penerbangan sipil yang ada di Batam," ujar Kapuspen TNI Brigjen Sisriadi saat dikonfirmasi, Selasa (15/1/2019).
TNI sempat masih menyelidiki kasus tersebut. Enam awak pesawat sudah diperiksa otoritas bandara dan TNI AU. *
1
Komentar