Bupati Giri Prasta Turun Tangan
“Saat ini kami sudah pegang data, data ini yang akan kita pakai meluruskan. Saya tidak mau masyarakat saya berbenturan dengan hotel dan security. Biarkan saya yang bertindak, jika tidak ada hasil, artinya Giri Prasta bodoh”
Tengahi ‘Sengketa’ Area Publik di Pantai Jerman
MANGUPURA, NusaBali
Aksi klaim terhadap lahan di Pantai Jerman, Kuta, Badung oleh manajemen Hotel Holiday Inn berbuntut panjang. Pasalnya, setelah digeruduk warga pada Kamis (17/1), kini giliran Bupati Badung, I Nyoman Giri Pasta yang mendatangi lokasi itu pada Jumat (18/1). Tujuan kedatangan orang nomor satu di Pemkab Badung ini untuk menjadi penengah mangatasi persoalan yang terjadi. Hanya saja, gagal bertemu dengan pihak yang berwenang di hotel tersebut. Meski demikian, ia berjanji akan menyelesaikan persoalan itu dalam kurun waktu dua pekan kedepan.
Kedatangan Bupati Giri Prasta tersebut sebagai tindaklanjut atas persoalan yang terjadi antara manajement Hotel Holiday Inn dengan warga Kuta. Dimana, pada Kamis (17/1) lalu, terjadi ketegangan antara pihak hotel dengan warga. Persoalan itu didasari atas aksi klaim dari manajemen hotel yang hendak memindahkan jalan setapak/paving yang ada di bibir pantai itu. Padahal, sudah diperingatkan sebelumnya agar tidak melakukan aksi pemindahan karena didasari area itu merupakan milik publik.
Namun belakangan, pihak hotel diam-diam memasang tali sebagai pembatas dan tanda pengerjaan dimulai. Mendapati aksi itu, warga kemudian menggeruduk lokasi dan diterima oleh manajemen hotel. Tapi, tidak ada titik temu terhadap persoalan itu, sehingga Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista menghubungi Bupati Giri Prasta yang berjanji turun ke lokasi pad Jumat (18/1).
Giri Prasta pun menepati janjinya menemui ratusan warga yang sudah menunggu di halaman Hotel Holiday Inn. Namun sayang, pihak hotel sama sekali tidak hadir dalam audiensi itu. Meski demikian, Bupati Giri Prasta mengaku bahwa warga tidak harus bertemu manajemen hotel saat itu juga, sebab tim teknis yang ia bentuk akan memanggil pihak owner hotel. "Saat ini kami sudah pegang data, data ini yang akan kita pakai meluruskan. Saya tidak mau masyarakat saya berbenturan dengan hotel dan security. Biarkan saya yang bertindak, jika tidak ada hasil, artinya Giri Prasta bodoh," katanya di hadapan ratusan warga itu.
Untuk mengurai persoalan itu, pihaknya telah membentuk tim teknis, yang akan mengawal kasus tersebut, baik dari Dinas PUPR, Perizinan, BPN dan DPRD Badung yang diwakili I Gusti Anom Gumanti. Untuk itu, tim yang sudah dibentuknya akan melakukan rapat untuk mencari hasil dan kemudian disampaikan secara jelas kepada masyarakat. Bupati Giri Prasta juga mengaku sudah mempunyai data dan gambaran kondisi lahan tersebut, sehingga hal itu akan mempermudah mencari solusinya. Dengan upaya tersebut, ia berharap harmonisasi masyarakat Kuta dengan pemilik Hotel Holiday Inn tetap bisa terjaga, sebab sinergi itu sangat diperlukan. "Semua permasalahan pasti ada solusinya, cuma tinggal dicari seperti apa jalan yang terbaik yang bisa ditempuh," imbuhnya
Bupati Giri tidak mau berandai-andai, jika terjadi pembandelan dari pihak investor. Sebab pada dasarnya antara masyarakat dengan hotel sama-sama saling membutuhkan. Pihaknya juga tidak mau merugikan pihak hotel, karena Badung butuh investasi. Tentunya investasi tersebut jangan sampai memarjinalkan masyarakat sekitar, sebab investasi tidak akan berguna jika masyarakat termarjinalkan. Karena masih menunggu kerja tim yang dibentuk, pihaknya belum masuk ke ranah hukum. "Kalau saat ini kita masih tempuh jalur komunikasi dan persuasif. Kita duduk bersama mencari jalan terbaik, agar tidak ada pihak yang dirugikan. Kita akan berpihak kepada masyarakat, tentu berpedoman kepada regulasi. Kalau untuk tengang waktunya dalam dua pekan kedepan," sambungnya.
Sementara Bendesa Adat Kuta, Wayan Wasista ditemui usai mediasi menerangkan, aksi pada Kamis (17/1) itu merupakan aksi spontan warga yang melihat masih adanya aktivitas dari pihak hotel yang berusaha menata kawasan Pantai Jerman. Kala itu, warga Banjar Segara yang melintas di seputaran lokasi merasa terusik dengan aktivitas di lahan terkait. Atas hal itulah, warga secara spontan mendatangi proyek dan mencoba menghentikan orang yang bekerja. Setelah tersiar kabar tersebut, beberapa warga Kuta lainnya datang untuk memberikan dukungan dan terjadi perdebatan di lokasi. Kemudian, direncanakan pada Jumat (18/1) beraudiensi. Namun, manajemen tidak hadir. Meski demikian, pihaknya masih menunggu kerja dari tim teknis Bupati Badung. "Kecewa dengan sikap manajement hotel yang saat pertemuan kemarin (Kamis,Red) berjanji akan beraudiensi. Tapi, justru tidak hadir disini," akunya.*dar
Komentar