Asprov Bali Tuntut Jokdri Perbaiki Internal PSSI
Asprov PSSI Bali menuntut adanya perbaikan internal di tubuh PSSI Pusat.
MANGUPURA, NusaBali
Hal itu menyusul mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI pada Kongres PSSI di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, pada Minggu (20/1).
Mundurnya Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara itu, membuat Waketum PSSI Djoko Driyono naik kelas menjabat selaku Plt Ketum PSSI Pusat hingga Kongres PSSI pada 2020.
Di tangan pria asal Ngawi Jatim, yang malang melintang di PSSI itu, diharapkan lebih baik lagi terutama memberantas mafia bola. Apalagi Jokdri (sapaan akrab Djoko Driyono) memang diuntungkan klausul statuta FIFA. Pada intinya, jika Ketua umum mundur langsung diganti Wakik Ketua Umum.
"Sesuai statuta memang tidak ada pilihan lagi. Waketum langsung naik sebagai Plt Ketum PSSI Pusat yakni Djoko Driyono," ucap Pengurus Asprov PSSI Bali Bidang Pertandingan, Gede Made Anom Prenatha.
Jokdri akan menjabat sebagai Plt hingga Kongres PSSI berikutnya. Hanya saja agenda kongres tersebut belum diputuskan dan menyesuaikan masa berakhirnya kepengurusan PSSI Pusat.
"Bali sangat berharap Pak Joko Driyono dapat membenahi PSSI mulai dari dalam," harap Anom Prenatha.
Dia mengakui PSSI Pusat memang dalam sorotan mafia bola. Terutama pengaturan skor saat kompetisi 2018. Diharapkan semua problem itu diharapkan mampu dituntaskan lewat jalur hukum dengan baik. Apalagi dengan telah dibentuknya satgas mafia bola tentunya akan ada harapan lebih baik ke depannya di musim kompetisi 2019.
"Kalau saya di Asprov Bali menyerahkan sepenuhnya kepada hukum yang berlaku. Perbaikan satu tahun ke depan dapat dilakukan Djoko Driyono," tegas Anom Prenatha.
Edy Rahmayadi yang mantan Pangkostrad terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 dalam Kongres PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11). Saat itu, Edy mengalahkan kandidat lainnya, yakni Bernhard Limbong, Kurniawan Dwi Yulianto, Eddy Rumpoko, Moeldoko, dan Sarman. *dek
Komentar