Sampah Medis Berserakan di TPS Desa Kekeran
Sampah medis berupa tabung vakum dan jarum suntik jumlahnya ratusan. Pihak Desa Kekeran bakal menelusuri oknum pelaku pembuang sampah medis tersebut.
MANGUPURA, NusaBali
Sampah medis yang seharusnya mendapatkan penanganan khusus, didapati berserakan di tempat pembuangan sampah (TPS) di Desa Kekeran, Kecamatan Mengwi. Bahkan jumlahnya tidak sedikit. Ada ratusan tabung vakum untuk pengambilan sampel darah, termasuk puluhan jarum suntik.
Anehnya pihak desa mengaku tidak tahu menahu atas keberadaan sampah medis tersebut, bahkan berjanji bakal menelusurinya. Hingga kini belum diketahui pasti siapa yang membuang sampah medis tersebut.
Perbekel Kekeran I Nyoman Suarda yang sudah melihat langsung sampah medis itu terkejut. Dirinya mengaku heran, karena baru kali ini sampah medis berserakan di tempat pembuangan sampah untuk masyarakat Desa Kekeran. “Saya juga kaget, kok ada sampah medis di situ,” ujarnya, Rabu (23/1).
Suarda menegaskan bakal menelusuri siapa yang telah membuang sampah medis tersebut. Sebab, dia menilai keberadaan sampah medis sangat membahayakan bila sampai terinjak. “Kalau jarum itu sampai terinjak gimana. Ini bahaya sekali,” katanya.
Sejauh ini, kata dia, petugas kebersihan desa tidak pernah memungut apalagi membuang sampah medis. “Biasanya yang dibuang di situ adalah sampah yang tidak bisa diolah menjadi pupuk organik. Tidak ada sampah medis, semua sampah dari rumah masyarakat,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, Suarda menegaskan akan mengubur sampah medis itu secepatnya. “Biar tidak membahayakan, nanti saya tindaklanjuti. Saya akan perintahkan dikubur saja,” tegasnya. Dia belum bisa memperkirakan asal muasal sampah medis itu.
Disinggung mengenai kemungkinan sampah medis berasal dari klinik atau tempat pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Desa Kekeran, Suarda tak berani memastikan. Pasalnya, tempat pembuangan sampah ini juga berbatasan langsung dengan wilayah Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Badung I Gede Putra Suteja membantah sampah-sampah medis yang dibuang di tempat pembuangan sampah yang ada di Desa Kekeran berasal dari puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan rumah sakit milik Pemkab Badung. Menurut dia, penanganan sampah medis di semua pelayanan kesehatan milik Pemkab Badung ditangani khusus oleh pihak ketiga.
Mengenai temuan sampah medis di Desa Kekeran, pejabat asal Mengwitani ini enggan memberikan komentar lebih jauh. Menurutnya, bisa saja sampah medis itu dibuang oleh orang luar desa atau luar Badung.
“Bisa jadi orang luar desa atau atau luar Badung yang buang di sana. Yang jelas, untuk sampah medis dari puskemas, maupun rumah sakit sudah ditangani pihak ketiga. Termasuk klinik pun saat mengurus izin mereka harus menunjukkan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengolahan sampah medisnya,” kata Suteja. *asa
Anehnya pihak desa mengaku tidak tahu menahu atas keberadaan sampah medis tersebut, bahkan berjanji bakal menelusurinya. Hingga kini belum diketahui pasti siapa yang membuang sampah medis tersebut.
Perbekel Kekeran I Nyoman Suarda yang sudah melihat langsung sampah medis itu terkejut. Dirinya mengaku heran, karena baru kali ini sampah medis berserakan di tempat pembuangan sampah untuk masyarakat Desa Kekeran. “Saya juga kaget, kok ada sampah medis di situ,” ujarnya, Rabu (23/1).
Suarda menegaskan bakal menelusuri siapa yang telah membuang sampah medis tersebut. Sebab, dia menilai keberadaan sampah medis sangat membahayakan bila sampai terinjak. “Kalau jarum itu sampai terinjak gimana. Ini bahaya sekali,” katanya.
Sejauh ini, kata dia, petugas kebersihan desa tidak pernah memungut apalagi membuang sampah medis. “Biasanya yang dibuang di situ adalah sampah yang tidak bisa diolah menjadi pupuk organik. Tidak ada sampah medis, semua sampah dari rumah masyarakat,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, Suarda menegaskan akan mengubur sampah medis itu secepatnya. “Biar tidak membahayakan, nanti saya tindaklanjuti. Saya akan perintahkan dikubur saja,” tegasnya. Dia belum bisa memperkirakan asal muasal sampah medis itu.
Disinggung mengenai kemungkinan sampah medis berasal dari klinik atau tempat pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Desa Kekeran, Suarda tak berani memastikan. Pasalnya, tempat pembuangan sampah ini juga berbatasan langsung dengan wilayah Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Badung I Gede Putra Suteja membantah sampah-sampah medis yang dibuang di tempat pembuangan sampah yang ada di Desa Kekeran berasal dari puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), dan rumah sakit milik Pemkab Badung. Menurut dia, penanganan sampah medis di semua pelayanan kesehatan milik Pemkab Badung ditangani khusus oleh pihak ketiga.
Mengenai temuan sampah medis di Desa Kekeran, pejabat asal Mengwitani ini enggan memberikan komentar lebih jauh. Menurutnya, bisa saja sampah medis itu dibuang oleh orang luar desa atau luar Badung.
“Bisa jadi orang luar desa atau atau luar Badung yang buang di sana. Yang jelas, untuk sampah medis dari puskemas, maupun rumah sakit sudah ditangani pihak ketiga. Termasuk klinik pun saat mengurus izin mereka harus menunjukkan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengolahan sampah medisnya,” kata Suteja. *asa
Komentar