35 Lapak Pantai Penimbangan Hancur
Sebanyak 35 lapak dan warung di kawasan Pantai Penimbangan (PP) mengalami kerusakan akibat gelombang pasang setinggi 6 meter terjadi pada Selasa (22/1) malam hingga Rabu (23/1) dini hari.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah pedagang pun terancam bangkrut atas bencana yang menimpa mata pencahariannya. Situasi di kawasan Pantai Penimbangan yang selama ini sebagai salah satu destinasi wisata dan tempat nongkrong anak muda, benar-benar kacau. Sebagian lapak dan warung pedagang yang berjajar di pinggir pantai wilayah Desa Baktiseraga hingga Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, hancur lebur. Tak hanya tenda lapak yang diterbangkan angin, sejumlah peralatan pendukung seperti meja, kursi, peralatan dapur hingga bahan makanan yang akan dijual berserakan di jalan. Bahkan akses jalan di pintu Barat PP wilayah Desa Pemaron tertutup, karena perahu yang terparkir di tengah jalan.
Kerusakan parah terjadi di deretan pedagang wilayah Desa Pemaron. Koordinator Pedagang setempat Ketut Sudarma, mengatakan dari 27 lapak dan warung anggotanya di wilayah Desa Pemaron, hanya tersisa satu warung yang tak kena dampak parah. Sisanya 26 warung ludes dengan tingkat kerusakan beragam. Puluhan pedagang pun masih berusaha menyelamatkan puing-puing lapak, peralatan dan bahan makanan yang dapat mereka selamatkan. Hanya saja puluhan pedagang mengaku tak bisa membuka lapak dalam waktu dekat, akibat kerugian bencana itu.
“Hampir semua anggota kami kena, karena kemarin langit cerah, badai datang tiba-tiba, ini yang terparah. Kami harus bangun lagi dari awal, kemungkinan lama tidak buka, karena semuanya hancur, kios, meja, kursi termasuk instalasi listrik,” ungkap Sudarma.
Sejumlah anggotanya pun pada malam kejadian sebagian masih berjualan seperti biasa. Badai yang datang secara tiba-tiba membuat mereka tak sempat menyelamatkan dan engemas barang-barang dagangan. Badai dan gelombang pasang tahun ini pun diakui Sudarma adalah bencana terparah selama ia berjualan di pinggir Pantai Penimbangan. Pedagang yang setiap hari menghuni pantai pada gelombang pasang sebelumnya sudah hafal dengan pertanda, seakan dibutakan pada kejadian kemarin.
Sudarma pun mengaku akan berkoordinasi dengan pihak desa untuk membicarakan dan mencarikan jalan keluar akibat kerusakan ini, termasuk mendata jumlah total kerugian pedagang. Sehingga ia dan teman-teman pedagang yang mangais rejeki di Pantai Penimbangan dapat segera kembali berjualan.
Kondisi yang sama juga terjadi pada delapan deretan warung di Pantai Penimbangan sebelah timur pura Segara wilayah Desa Baktseraga, Buleleng. Pedagang yang berjualan dengan warung paten ini juga terkena dampak. Sejumlah meja, kursi termasuk warung mereka tak dapat menghindar dari gelombang pasang, sehingga harus ditata kembali dari awal.
Seperti pengakuan Putu Dedy Yastika pemilik Warung Khan, pada malam kejadian warungnya masih buka dan masih melayani pengunjung. Hanya saja situasi berubah tiba-tiba dan menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Bahkan jadwal pementasan yang sudah dirancang jauh-jauh hari di Pantai Penimbangan itu harus digeser ke tempat lain. “Rencanya minggu-minggu ini ada pentas musik disini, sebelumnya memang sering ada live musik, kami juga sudha bangun panggung sederhana, tapi karena kondisi begini ya terpaksa di geser ke tempat lain,” sesalnya.
Sementara itu, pedagang yang terlihat lebih aman, hanya pedagang yang ada di deretan sebelah timur Krisna Beach Street. Belasan warung itu memang sudah ditata lebih ke Selatan dekat sawah dan tak lagi berjualan di pinggir senderan pantai.*k23
Kerusakan parah terjadi di deretan pedagang wilayah Desa Pemaron. Koordinator Pedagang setempat Ketut Sudarma, mengatakan dari 27 lapak dan warung anggotanya di wilayah Desa Pemaron, hanya tersisa satu warung yang tak kena dampak parah. Sisanya 26 warung ludes dengan tingkat kerusakan beragam. Puluhan pedagang pun masih berusaha menyelamatkan puing-puing lapak, peralatan dan bahan makanan yang dapat mereka selamatkan. Hanya saja puluhan pedagang mengaku tak bisa membuka lapak dalam waktu dekat, akibat kerugian bencana itu.
“Hampir semua anggota kami kena, karena kemarin langit cerah, badai datang tiba-tiba, ini yang terparah. Kami harus bangun lagi dari awal, kemungkinan lama tidak buka, karena semuanya hancur, kios, meja, kursi termasuk instalasi listrik,” ungkap Sudarma.
Sejumlah anggotanya pun pada malam kejadian sebagian masih berjualan seperti biasa. Badai yang datang secara tiba-tiba membuat mereka tak sempat menyelamatkan dan engemas barang-barang dagangan. Badai dan gelombang pasang tahun ini pun diakui Sudarma adalah bencana terparah selama ia berjualan di pinggir Pantai Penimbangan. Pedagang yang setiap hari menghuni pantai pada gelombang pasang sebelumnya sudah hafal dengan pertanda, seakan dibutakan pada kejadian kemarin.
Sudarma pun mengaku akan berkoordinasi dengan pihak desa untuk membicarakan dan mencarikan jalan keluar akibat kerusakan ini, termasuk mendata jumlah total kerugian pedagang. Sehingga ia dan teman-teman pedagang yang mangais rejeki di Pantai Penimbangan dapat segera kembali berjualan.
Kondisi yang sama juga terjadi pada delapan deretan warung di Pantai Penimbangan sebelah timur pura Segara wilayah Desa Baktseraga, Buleleng. Pedagang yang berjualan dengan warung paten ini juga terkena dampak. Sejumlah meja, kursi termasuk warung mereka tak dapat menghindar dari gelombang pasang, sehingga harus ditata kembali dari awal.
Seperti pengakuan Putu Dedy Yastika pemilik Warung Khan, pada malam kejadian warungnya masih buka dan masih melayani pengunjung. Hanya saja situasi berubah tiba-tiba dan menghancurkan apa saja yang ada di depannya. Bahkan jadwal pementasan yang sudah dirancang jauh-jauh hari di Pantai Penimbangan itu harus digeser ke tempat lain. “Rencanya minggu-minggu ini ada pentas musik disini, sebelumnya memang sering ada live musik, kami juga sudha bangun panggung sederhana, tapi karena kondisi begini ya terpaksa di geser ke tempat lain,” sesalnya.
Sementara itu, pedagang yang terlihat lebih aman, hanya pedagang yang ada di deretan sebelah timur Krisna Beach Street. Belasan warung itu memang sudah ditata lebih ke Selatan dekat sawah dan tak lagi berjualan di pinggir senderan pantai.*k23
Komentar