Teror 'Drone' Kacaukan Bandara di AS
Pesawat tanpa awak atau drone sempat mengacaukan bandara London di Inggris selama liburan Natal 2018.
NEWARK, NusaBali
Kini teror tersebut terjadi di New Jersey, Amerika Serikat, sehingga membuat Bandara Internasional Liberty Newark harus menghentikan jadwal penerbangan.
USA Today seperti dilansir kompas menyebutkan, otoritas penerbangan AS atau FAA mendapat dua laporan pada Selasa (22/1) sore dari pilot pesawat yang terbang menuju ke Newark.
Mereka menyebutkan tentang keberadaan sebuah drone pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas Bandara Teterboro, yang berjarak sekitar 24 km dari Bandara Newark.
"Pada saat itu, penerbangan yang menuju Newark ditunda untuk waktu yang singkat," kata juru bicara FAA.
"Ketika drone tidak lagi muncul, penerbangan kembali pulih," imbuhnya. Akun resmi Twitter Bandara Newark Liberty mengumumkan tentang keterlambatan penerbangan. Penundaan rata-rata mencapai sekitar 55 menit untuk kedatangan pesawat.
"Operasional normal sudah pulih setelah jadwal kedatangan ditunda sebentar oleh FAA karena laporan aktivitas drone di sebelah utara bandara," kicaunya.
"Kami berkoordinasi dengan FAA dan sepenuhnya mendukung semua otoritas penegak hukum federal dalam penyelidikan insiden ini," imbuh pengumuman itu.
Peraturan di AS menuntut siapa pun yang menerbangkan drone dengan jarak 8 km dari bandara harus mendapat izin dari menara kontrol. Penerbangan drone amatir dibatasi pada ketinggian 120 meter dan tidak boleh beroperasi di wilayah udara terkontrol tanpa izin.
Pada insiden serupa di London, Bandara Gatwick pernah mengalami kekacauan akibat kemunculan drone, dengan 140.000 penumpang terdampak antara 19-21 Desember 2018. Sekitar 1.000 penerbangan juga terpaksa dibatalkan selama tiga hari.
Gatwick akhirnya menghabiskan 5 juta poundsterling atau Rp 90 miliar untuk mencegah teror drone. Selain itu, Bandara Heathrow di Inggris juga terpaksa menangguhkan semua penerbangan pada Selasa (8/1) karena kemunculan drone. *
USA Today seperti dilansir kompas menyebutkan, otoritas penerbangan AS atau FAA mendapat dua laporan pada Selasa (22/1) sore dari pilot pesawat yang terbang menuju ke Newark.
Mereka menyebutkan tentang keberadaan sebuah drone pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas Bandara Teterboro, yang berjarak sekitar 24 km dari Bandara Newark.
"Pada saat itu, penerbangan yang menuju Newark ditunda untuk waktu yang singkat," kata juru bicara FAA.
"Ketika drone tidak lagi muncul, penerbangan kembali pulih," imbuhnya. Akun resmi Twitter Bandara Newark Liberty mengumumkan tentang keterlambatan penerbangan. Penundaan rata-rata mencapai sekitar 55 menit untuk kedatangan pesawat.
"Operasional normal sudah pulih setelah jadwal kedatangan ditunda sebentar oleh FAA karena laporan aktivitas drone di sebelah utara bandara," kicaunya.
"Kami berkoordinasi dengan FAA dan sepenuhnya mendukung semua otoritas penegak hukum federal dalam penyelidikan insiden ini," imbuh pengumuman itu.
Peraturan di AS menuntut siapa pun yang menerbangkan drone dengan jarak 8 km dari bandara harus mendapat izin dari menara kontrol. Penerbangan drone amatir dibatasi pada ketinggian 120 meter dan tidak boleh beroperasi di wilayah udara terkontrol tanpa izin.
Pada insiden serupa di London, Bandara Gatwick pernah mengalami kekacauan akibat kemunculan drone, dengan 140.000 penumpang terdampak antara 19-21 Desember 2018. Sekitar 1.000 penerbangan juga terpaksa dibatalkan selama tiga hari.
Gatwick akhirnya menghabiskan 5 juta poundsterling atau Rp 90 miliar untuk mencegah teror drone. Selain itu, Bandara Heathrow di Inggris juga terpaksa menangguhkan semua penerbangan pada Selasa (8/1) karena kemunculan drone. *
Komentar