Senderan Penahan Abrasi Hancur, Krama Khawatir Tak Bisa Melasti
Kerusakan senderan penahan abrasi terjadi sejak setahun lalu, kondisinya tambah parah setelah gelombang pasang terjang Pantai Camplung, Rabu dinihari
Abrasi Parah Terjang Pantai Camplung Depan Pura Segara, Desa Pakraman Banyuasri, Kecamatan Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Senderan penahan abrasi di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng porak-poranda diterjang gelombang pasang, Selasa (22/1) malam hingga Rabu (23/1) dinihari. Kerusakan terparah terjadi di depan Pura Segara, Desa Pakraman Banyuasri. Krama Desa Pakraman Banyuasri pun khawatir tidak bisa lagi melangsungkan upacara melasti di lokasi.
Senderan penahan abrasi di depan Pura Segara kawasan Pantai Camplung yang porakporanda akibat abrasi, panjangnya mencapai 50 meter. Informasi di lapangan, senderan tersebut sejatinya sudah mulai mengalami kerusakan sejak tahun 2018 lalu, ditandai retak-retak karena dihempaskan gelombang pasang. Kerusakan semakin parah setelah gelombang pasang kembali menerjang kawasan Pantai Camplung dan pesisir pantai lainnya di Buleleng, Rabu dinihari.
Pantauan NusaBali, Kamis (24/1), sebagian besar dari 50 meter panjang senderan penahan abrasi di depan Pura Sehara sudah porakporanda. Sebagian kecil lainnya juga terancam porakporanda, karena bagian bawah senderan sudah dirongrong oleh gelombang air laut.
Batu kali yang sebelumnya dipasang sebagai senderan penahan abrasi, tampak sudah terlepas. Selain itu, tanah yang berbatasan langsung dengan jaba sisi Pura Segara di Pantai Camplung pun mulai tergerus ombak. Jarak antara bibir pantai dan Pura Segara kini menyusut menjadi hanya sekitar 5 meter.
Akibat bencana tersebut, pihak Desa Pakraman Banyuasri mulai khawatir nantinya tidak bisa melangsungkan upacara melasti di Pantai Camplung. Masalahnya, tangga di senderan penehan abrasi untuk turun ke laut juga ikut hacur. Padahal, Desa Pakraman Banyuasri sudah rencanakan akan menggelar upacara melasti di Pantai Camplung pada Purnamaning Kadasa, 20 Maret 2019 mendatang, dua pekan setelah Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.
Hal ini juga diakui salah satu prjuru Desa Pakraman Banyuasri, Nyoman Sadwika, saat ditemui NusaBali di lokasi bencana hancurnya senderen penahan abrasi di depan Pura Segara di Pantai Camplung, Kamis (24/1) pagi. “Kami ini sekarang bingung, karena sudah pasti ami akan melangsungkan upacara melasti. Kalau tempatnya seperti ini, sulit bisa melakasanakan upacara melasti,” keluh Nyoman Sadwika.
Menurut Sadwika, krama Desa Pakraman Banyuasri sangat berharap kerusakan yang terjadi di depan Pura Segara secepatnya mendapat penanganan dari pemerintah. Disebutkan, penanganan kerusakan senderan penahan abrasi seebtulnya sudah pernah diajukan secara resmi melalui proposal, ketika awal-awal terjadinya kerusakan setahun lalu.
Proposal kala itu diajukan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Hanya saja, kata Sadwika, sejauh ini belum ada penanganan dari BWS. “Dulu kami sudah laporkan juga ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Buleleng dan Dinas PU juga. Tapi, sampai sekarang belum juga mendapat penanganan,” papar Sadwika.
Saat NusaBali berkunjung ke lokasi senderan penahan abrasi di Pantai Camplung, Kamis kemarin, sejumlah petugas BWS Bali Penida terlihat sedang lakukan pengukuran panjang kerusakan senderan. Namun, saat ditanya kapan akan dilakukan perbaikan, petugas tersebut mengaku hanya mencari data di lapangan. Sedangkan keputusan soal waktu perbaikan ada di tangan pimpinannya.
“Maaf, kami hanya ditugaskan mencari data saja, trermasuk mengukur panjang senderan yang hancur. Data ini akan kami kirim ke kantor. Tergantung nanti keputusan pimpinan,” ujar salah seorang petugas BWS Bali Penida, Ketut Widiarmika.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, mengaku sudah mendapat laporan terkait kerusakan senderan penahan abrasi di depan Pura Segara kawasan Pantai Camplung. Menurut Suadnyana, pihaknya segera akan berkoordinasi dengan BWS Bali Penida terkait rusaknya senderan ini, karena kewenangan penangana pantai ada di tangan mereka.
“Kemarin (Rabu) sudah kami terima laporannya. Tim pun sudah sempat mengecek ke lapangan. Nanti kami koordinasikan dengan BWS Bali Penida, karena kewenangan itu ada pada mereka,” jelas Suadnyana saat dikonfirmasi secara terpisah di Singaraja, Kamis kemarin. *k19
1
Komentar