nusabali

Peringatan Hari Gizi 2019, Dinkes Bali Ajak Lintas Sektor Cegah Stunting

  • www.nusabali.com-peringatan-hari-gizi-2019-dinkes-bali-ajak-lintas-sektor-cegah-stunting

Dinas Kesehatan Provinsi Bali bekerjasama dengan Poltekes Denpasar memperingati Hari Gizi Nasional tahun 2019 yang dirangkaikan pula dengan Hari Ulang Tahun Dinkes Provinsi Bali ke-67, Jumat (24/1).

DENPASAR, NusaBali
Mereka mengampanyekan budaya makan makanan yang bergizi untuk kesehatan tubuh. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM menjelaskan, beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya senam bersama yang selanjutnya diikuti dengan gerakan makan buah bersama, mengkampanyekan isi piringku, bazar produk dari mahasiswa Poltekses Denpasar dan pengukuran kebugaran di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Untuk senam sehat, pemeriksaan kesehatan, penilaian status gizi dilakukan pada 25 Januari 2019, sedangkan bazzar dan perlombaan diselenggarakan 28 Januari 2019.

Kadiskes dr Suarjaya menyebut, salah satu komponen penting dalam pembangaunan kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting (pendek atau kerdil) dan masalah gizi lainnya merupakan ancaman besar bagi negara, karena akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia ke depan. “Permasalahan utama di Bali yaitu sulitnya akses terhadap gizi buruk terutama di wilayah Karangasem. Selain itu kurangnya pengetahuan tentang gizi pada masyarakat ekonomi yang kurang. Sedangkan pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, lebih cenderung mengkomsumsi fast food sehingga mengakibatkan tingginya angka obesitas, hipertensi, diabet dan lain-lain," ungkap dr Suarjaya, Kamis (24/1).

Upaya bersama berbagai pemangku kepentingan perlu terus dilakukan sesuai peran dan fungsinya masing-masing dengan mengutamakan komitmen, kampanye, konvergensi program, akses pangan bergizi dan monitoring program. “Kegiatan yang tengah kita lakukan adalah pembinaan lebih mendalam dan bekerjasama dengan lintas sektor. Karena sama halnya dengan menuntaskan stunting, sehebat apapun, program kesehatan hanya berkontribusi 30 persen terhadap kemajuan pencegahan stunting (sensitif dan spesifik),” imbuhnya.

Lanjutnya, periode kehamilan hingga anak berusia 2 tahun merupakan kesempatan emas dalam mencetak generasi berkualitas bebas stunting dan masalah  gizi  lainnya. Intervensi pada periode ini tidak boleh diabaikan, karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang. Kekurangan gizi yang terjadi pada masa janin dan anak usia dini akan berdampak pada perkembangan otak dan rendahnya kemampuan kognitif  yang  dapat  mempengaruhi  prestasi belajar dan keberhasilan pendidikan.

Karena itu, dalam memperingati Hari Gizi Nasional ke-59 tahun 2019, Kadis dr Suarjaya, menyampaikan pentingnya intervensi spesifik dan sensitif dalam upaya penanganan masalah stunting di Bali. Peran lintas sektor sangat dibutuhkan dengan kontribusi sebesar 70 persen, sedangkan peran sektor kesehatan berkontribusi hanya 30 persen. *ind

Komentar