Ogoh-ogoh Ramah Lingkungan
Jenis ogoh-ogoh ramah lingkungan atau terbuat dari bahan organik untuk malam Pangerupukan Nyepi Isaka 1940, Kamis (7/3), di Kabupaten Gianyar, diprediksi akan meningkat.
Diprediksi Makin Marak
GIANYAR, NusaBali
Peningkatan ini karena ogoh-ogoh ramah lingkungan telah menjadi bagian dari gengsi kalangan STT (sekaa teruna-teruni) dalam berkreasi seni.
Lebih-lebih Gubernur Bali I Wayan Koster sangat serius menyikapi perusakan lingkungan di Bali akibat sampah unorganik, termasuk dari bangkai ogoh-ogoh pasca Nyepi tahun-tahun lalu.
Demikian informasi diperoleh NusaBali di Gianyar, Kamis (24/1). ‘’Kami dari STT mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi sampah unorganik, termasuk dalam pembuatan ogoh-ogoh ini,’’ ujar mantan Ketua STT Kertha Dharma, Desa Pakraman Uma Kuta, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Kadek Dwi Wirahadi, Kamis kemarin.
Sebagaimana umumnya ogoh-ogoh yang akan memeriahkan Pangerupukan Nyepi nanti di Bali, ogoh-ogoh yang dibuat STT memakai rangka besi yang dilas, dikombinasi dengan kayu dan bambu. Rangka yang telah dirancang berbentuk tertentu berkulit dan bertopeng dari anyaman bambu, dilapisi kertas. Anyaman bambu ini untuk menghindari pemakaian styrofoam (gabus putih). Karena gabus ini sangat tak ramah lingkungan.
‘’Intinya, STT kami membuat ogoh-ogoh yang ramah lingkungan,’’ ujar pemuda Banjar Uma Kuta yang guru di SMPN1 Blahbatuh, membidangi seni di STT setempat.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) I Wayan Kujus Pawitra membenarkan, jumlah ogoh-ogoh ramah lingkungan berbahan organik pasti akan lebih banyak dari tahun ke tahun. Karena perilaku ramah lingkungan telah menjadi tuntutan gaya hidup masyarakat, terutama kalangan STT. ‘’Dan, bagi STT, karya seni ogoh-ogoh telah jadi simbol gengsi, bahwa STT itu paham ramah lingkungan. Ogoh-ogoh ramah likungan ini di Gianyar makin jadi trend mode, setiap Nyepi,’’ jelasnya.
Kujus Pawitra menyatakan kebanggaannya terhadap STT yang telah menginspirasi kampanye ramah lingkungan melalui ogoh-ogoh. Saat imbaua tentang ogoh-ogoh ramah lingkungan di Bali gencar, sekitar lima tahun lalu, sejumah ogoh-ogoh di Gianyar telah mendahuli dibuat dengan semangat ramah lingkungan. Bahannya tak lagi styrofoam dan plastik, tapi organik.
Jelas dia, semangat STT membuat ogoh-ogoh berbahan organik selain karena peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, juga berkat pembinaan intensif jajaran terkait tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan ramah lingkungan. Untuk Hari Raya Nyepi Isaka 1940 tahun 2019, Pemkab Gianyar telah menerbitkan surat edaran (SE) tentang Penyepian. SE dalam sub B (3) ditegaskan agar pembuatan ogoh-ogoh berkonsep ramah lingkungan. ‘’Kami yakin semua komponen, terutama jajaran MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman), PHDI, desa pakraman, banjar, dan unsur pemerintah, pasti ikut mendorong mewujudkan ogoh-ogoh ramah lingkungan ini,’’ jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini. *lsa
Komentar