Teater Jineng Smasta Ajak ’Jaga Baline’
Teater Jineng SMAN 1 Tabanan (Smasta) menghentak panggung Angsoka Taman Budaya Bali, Minggu (8/5) malam.
DENPASAR, NusaBali
Mereka membawakan musikalisasi puisi eksperimental inovatif di Gelaran Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya. Garapan musikalisasi puisi berjudul ’Jaga Baline’ ini sukses menyedot perhatian penonton.
Ditemui usai pentas, pelatih Teater Jineng, I Gede Arum Gunawan menjelaskan, garapan ’Jaga Baline’ merupakan bentuk autokritik kepada masyarakat Bali. Sebab mereka sudah sangat jauh dari jati diri orang Bali. “Musikalisasi Jaga Baline ini merangkum kondisi Pulau Dewata melalui empat puisi,” ungkap Arum Gunawan. Keempat puisi itu masing-masing mengangkat tema besar antara lain fenomena, isu, dan cita-cita masyarakat masa kini. Sebuah kaleidoskop perjalanan Bali pada masa lalu, masa kini, dan harapan untuk masa depan.
Puisi pertama berjudul ’Jaga Baline’ karya Arum Gunawan mengisahkan kondisi Bali masa lalu yang begitu indah, kental dengan kondisi menyama-braya. Perubahan Bali tergambar dalam puisi kedua berjudul ’Saling Sikut’, dan puisi ketiga berjudul ’Saling Sengguh’. Harapan untuk mempertahankan agama, tradisi, budaya, ini terangkum dalam puisi keempat berjudul ’Bila Kami Tetap Begini’.
Garapan ini dibawakan oleh sebanyak 13 orang pemusik, vokal 3 orang, serta treatrikal 10 orang. Arum Gunawan berharap semakin sering ada wadah untuk menunjukkan kemampuan berteater. Dia pun berharap, Pemkab Tabanan terketuk terus mendorong kreativitas pemuda mengembangkan seni teater. Teater Jineng berdiri sejak 28 Oktober 1998, sempat mati suri karena sepinya peminat teater. Baru kemudian Teater Jineng aktif pada tahun 2010. 7 i
1
Komentar