Karena Tahun Politik, Dharma Shanti Nyepi Nasional Dialihkan ke Bali
Dari pertemuan dengan Gubernur Wayan Koster, Wayan Gigin Samudra berharap Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 di Bali nanti dihadiri langsung Presiden dan Wakil Presiden, para menteri, serta semua duta besar negara sahabat
Ir Wayan Gigin Samudra, Ketua Panitia Peringatan Hari Raya Nyepi Nasional 2019
JAKARTA, NusaBali
Meski Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 baru jatuh pada 7 Maret 2019 mendatang, namun berbagai persiapan menyambut hari suci agama Hindu tersebut telah dilakukan sejak setahun lalu. Ketua Panitia Peringatan Hari Raya Nyepi Nasional 2019 pun sudah ditunjuk, yakni Ir Wayan Gigin Samudra, 55. Berdasarkan kesepakatan dengan kalangan tokoh, Wayan Gigin Samudra putuskan Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 untuk digelar di Bali.
Wayan Gigin Samudra merupakan putra Bali kelahiran Jakarta, 24 November 1964. Tokoh asal Banjar Bulutih, DesaTamanbali, Kecamatan Bangli ini kini menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Umat PHDI Pusat 2016-201. Dia merupakan tokoh lembaga umat yang kesehariannya adalah bos usaha kontraktor dan mekanikal & elektrikal (ME) di bawah bendera PT Hardi Agung Perkasa.
Terpilihnya Wayan Gigin Samudra sebagai Ketua Panitia Peringatan Hari Raya Nyepi Nasional 2019 tak terlepas dari kiprah alumnus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unud ini di organisasi kepemudaan Hindu maupun kegiatan keumatan PHDI Pusat. “Saya ditunjuk sebagai Ketua Panitia Peringatan Hari Raya Nyepi Nasional 2019 oleh tokoh dan sesepuh umat,” ujar Wayan Gigin saat ditemui Nu-saBali di Pondok Indah, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Di bawah kepemimpinan Wayan Gigin Samudra selaku ketua panitia, ada sedikit perbedaan dalam peringatan Hari Raya Nyepi Nasional 2019. Perbedaan itu menyangkut pelaksanaan Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019. Selama ini, Dharma Shanti Nyepi Nasional nyaris selalu digelar di Jakarta. Namun, untuk tahun ini, Dharma Shanti Nyepi Nasional akan dilaksanakan di Bali.
Menurut Gigin Samudra, Dharma Shanti Nyepi Nasional dilangsungkan di Bali, karena tahun 2019 ini merupakan tahun politik dengan pesta gong demokrasi Pileg/Pilpres, 17 April nanti. Bali dipilih menjadi tempat Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019, karena dianggap sebagai lokasi yang membawa ketenangan dan kedamaian. “Para tokoh umat pun sepakat ajang silaturahmi tingkat nasional umat Hindu tersebut dilaksanakan di Bali,” jelas ayah dua anak dari pernikahannya dengan Luh Santi Ratna Ayu ini.
Gigin Samudra menyebutkan, Gubernur Bali Wayan Koster juga sependapat dan dukung penuh Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 digelar di Pulau Dewata. Gigin Samudra bersama Ketua Umum PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya telah bertemu Gubernur Koster, November 2018 lalu, terkait pemilihan Bali sebagai tempat Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 ini. Hanya saja, saat itu belum di-tetukan lokasi pastinya.
Dari pertemuan dengan Gubernur Koster, kata Gigin Samudra, diharapkan Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 di Bali nantinya dihadiri langsung Presiden dan Wakil Presiden, para menteri, serta para duta besar negara sahabat. “Kita berharap Presiden dan Wakil Presiden hadir langsung,” harap anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan Wayan Gatot Suwiryo dan Ni Wayan Ratih Asmari ini.
Bukan hanya pelaksanaan Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019 yang akan digelar di luar Ibukota Jakarta. Menurut Gigin Samudra, upacara Tawur Agung Kesanga Nasional (sehari sebelum Nyepi, 5 Maret 2019, juga bakal dilaksanakan di luar Ibukota Jakarta. Lokasinya adalah di pelataran Candi Prambanan, Jogjakarta. Nantinya, tuan rumah bertindak sebagai panitia lokal untuk Tawur Agung Kesanga Nasional.
Gigin Samudra memaparkan, peringatan Hari Rya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 Nasional 2019 terbagi dalam empat kegiatan besar. Pertama, kegiatan seminar yang menghadirkan tokoh-tokoh nasional, Februari 2019 nanti. Kedua, kegiatan sosial berupa donor darah dan donasi kepada masyarakat korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Ketiga, Upacara Tawur Agung Kesanga Nasional 2019. Keempat, Dharma Shanti Nyepi Nasional 2019.
Wayan Gigin Samudra sendiri dilahirkan di Jakarta dan sempat berpindah-pindah tempat tinggal, karena sang ayah Wayan Gatot Suwiryo berprofesi sebagai polisi yang mendapat tugas di lokasi berbeda-beda. Namun, pendidikan formalnya sejak SD ditempuh Gigin Samudra di Denpasar. Setelah menamatkan pendidikan S1 di Teknik Mesin Fakultas Teknik Unud, Gigin Samudra kembali merantau ke tempat kelahirannya di Jakarta pada 1992.
Gigin Samudra mengawali karier dengan bekerja di sebuah pabrik pipa kepunyaan salah satu pengusaha ternama di tanah air. Sayangnya, perusahaan yang berhome base di Bekasi, Jawa Barat itu terkena imbas krisis moneter. Walhasil, Gigin Samudra bekerja di perusahaan itu hanya sampai tahun 1998.
Selanjutnya, Gigin Samudra memberanikan diri membuka usaha tambang dan migas, yakni PT Petroindo Utama Indonesia yang menangani tambang nikel di sejumlah tempat di Sulawesi. Kemudian, mendirikan PT Energi Dian Kemala yang menangani migas dengan membangun power plant di Bangka Belitung. Selanjutnya, Ginin Samudra merambah ke usaha kontraktor dan mekanikal & elektrikal (ME) di bawah bendera PT Hardi Agung Perkasa. *k22
Komentar