Terganjal Dana Cupet
Pejudo yang siap turun di kejurnas sebenarnya sudah fixed. Tapi maaf namanya belum dapat dibuka. Takutnya, bila tidak ikut membuat mereka kecewa.
Judo Bali Terancam Gagal Ikuti Kejurnas
DENPASAR, NusaBali
Bali terancam tidak dapat mengikuti Kejurnas Judo di Jakarta, Februari nanti. Pasalnya, Pengprov PJSI) Bali memiliki anggaran cupet atau minim dan terbatas. Padahal tim judo Bali bertekad turun full team pada kejuaraan tahunan tersebut.
Bahkan hingga kini KONI Bali pun belum memutuskan apakah dapat membantu atau tidak. Kalau pun mampu membantu, juga belum ada keputusan jumlah nominalnya. Dengan belum adanya kejelasan anggaran tersebut, PJSI Bali enggan membuka nama pejudo yang akan diturunkan.
"Atlet yang siap turun di kejurnas sebenarnya sudah fix. Tapi maaf namanya belum kami buka. Nanti takutnya tidak ikut diberangkatkan dan akhirnya membuat mereka kecewa," ujar Waketum PJSI Bali, Nengah Sudiarta, Senin (28/1).
Kejurnas Judo diputuskan berlangsung pada 22-24 Februari di Kelapa Gading Jakarta. Kejurnas mempertandingkan 16 kelas untuk senior dan juga junior. Menurut Sudiarta, pihaknya optimistis menjaga tradisi emas di Kejurnas Judo.
"Rencana awal kami berangkatkan 30 pejudo. Itupun jika dibantu anggaran 100 persen dari KONI Bali. Jika dikurangi pasti atletnya juga berkurang. Andaikan bantuan hanya 50 persen dari anggaran yang kami butuhkan, mungkin saja kami akan kirim tim senior," terang Sudiarta.
Menurut Sudiarta, hal itu karena harga tiket pesawat juga mengalami kenaikan. Itu sebabnya PJSI Bali belum berani bicara banyak soal target. Sebab masih mengalami permasalahan klasik, yakni dana yang cupet alias minim.
Ditambahkan pula oleh Sudiarta, soal medali sebenarnya PJSI Bali sangat optimistis dengan nama atlet yang disiapkan. Sebab atlet judo di Indonesia jika dilihat tetap itu-itu saja. Sudiarta pun dapat memaklumi kondisi KONI Bali dengan keterbatasan anggaran.
"Segala usaha kami tetap lakukan untuk menggali dana agar dapat mengirimkan pejudo full team. Namun hal itu kami putuskan menjelang keberangkatan saja. Namun yang jelas senior diutamakan. Karena Kejurnas masuk pengumpulan poin Pra PON," terang Sudiarta.
Menurutnya, untuk katagori senior ada 16 kelas. Bahkan khusus di tiga kelas, yakni kelas 73 kg, 81 kg dan diatas 100 kg, Bali akan mengirimkan dua atlet. Hal itu karena di kelas tersebut dua atlet Bali sangat berpotensi meraih medali. Mereka mantan anggota Pelatnas dan satu atlet pelatnas. Dengan demikian potensi meraih medali sangat diperhitungkan.
"Satu kelas rencana mengirim dua pejudo. Hal itu untuk pejudo proyeksi meraih medali. Di luar tiga kelas tadi (73 kg, 81 kg dan diatas 100 kg) cukup satu atlet saja," papar Sudiarta. *dek
DENPASAR, NusaBali
Bali terancam tidak dapat mengikuti Kejurnas Judo di Jakarta, Februari nanti. Pasalnya, Pengprov PJSI) Bali memiliki anggaran cupet atau minim dan terbatas. Padahal tim judo Bali bertekad turun full team pada kejuaraan tahunan tersebut.
Bahkan hingga kini KONI Bali pun belum memutuskan apakah dapat membantu atau tidak. Kalau pun mampu membantu, juga belum ada keputusan jumlah nominalnya. Dengan belum adanya kejelasan anggaran tersebut, PJSI Bali enggan membuka nama pejudo yang akan diturunkan.
"Atlet yang siap turun di kejurnas sebenarnya sudah fix. Tapi maaf namanya belum kami buka. Nanti takutnya tidak ikut diberangkatkan dan akhirnya membuat mereka kecewa," ujar Waketum PJSI Bali, Nengah Sudiarta, Senin (28/1).
Kejurnas Judo diputuskan berlangsung pada 22-24 Februari di Kelapa Gading Jakarta. Kejurnas mempertandingkan 16 kelas untuk senior dan juga junior. Menurut Sudiarta, pihaknya optimistis menjaga tradisi emas di Kejurnas Judo.
"Rencana awal kami berangkatkan 30 pejudo. Itupun jika dibantu anggaran 100 persen dari KONI Bali. Jika dikurangi pasti atletnya juga berkurang. Andaikan bantuan hanya 50 persen dari anggaran yang kami butuhkan, mungkin saja kami akan kirim tim senior," terang Sudiarta.
Menurut Sudiarta, hal itu karena harga tiket pesawat juga mengalami kenaikan. Itu sebabnya PJSI Bali belum berani bicara banyak soal target. Sebab masih mengalami permasalahan klasik, yakni dana yang cupet alias minim.
Ditambahkan pula oleh Sudiarta, soal medali sebenarnya PJSI Bali sangat optimistis dengan nama atlet yang disiapkan. Sebab atlet judo di Indonesia jika dilihat tetap itu-itu saja. Sudiarta pun dapat memaklumi kondisi KONI Bali dengan keterbatasan anggaran.
"Segala usaha kami tetap lakukan untuk menggali dana agar dapat mengirimkan pejudo full team. Namun hal itu kami putuskan menjelang keberangkatan saja. Namun yang jelas senior diutamakan. Karena Kejurnas masuk pengumpulan poin Pra PON," terang Sudiarta.
Menurutnya, untuk katagori senior ada 16 kelas. Bahkan khusus di tiga kelas, yakni kelas 73 kg, 81 kg dan diatas 100 kg, Bali akan mengirimkan dua atlet. Hal itu karena di kelas tersebut dua atlet Bali sangat berpotensi meraih medali. Mereka mantan anggota Pelatnas dan satu atlet pelatnas. Dengan demikian potensi meraih medali sangat diperhitungkan.
"Satu kelas rencana mengirim dua pejudo. Hal itu untuk pejudo proyeksi meraih medali. Di luar tiga kelas tadi (73 kg, 81 kg dan diatas 100 kg) cukup satu atlet saja," papar Sudiarta. *dek
Komentar