15 Krama Luka Bakar Disambar Petir di Setra
Dari 15 krama korban tersambar petir, 5 orang dilarikan ke Puskesmas Selat, termasuk pasutri I Gusti Ngurah Sidemen dan I Gusti Ayu Ngurah.
Petaka Saat Ngaben di Setra Desa Pakraman Muncan
AMLAPURA, NusaBali
Bencana alam bentuk lain terjadi saat upacara ngabenan di Setra Desa Pakraman Muncan, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem pada Soma Wage Prangbakat, Senin (9/5) sore. Saat upacara berlangsung pukul 17.00 Wita, tiba-tiba muncul petir menggelegar seraya menyambar kerumunan krama di setra. Akibatnya, 15 krama terkapar dalam kondisi luka bakar.
Ketika bencana menyambar sore itu, hujan lebat mengguyur areal Setra Desa Pakraman Muncan. Ratusan krama berteduh secara berkelompok, beberapa di antaranya bernaung di bawah pohon Pule. Saat itu, upacara pengabenan memasuki prosesi puncak yakni ritual membakar jenazah I Wayan Geria. Ritual membakar jenazah susah berjalan sekitar 1 jam.
Tiba-tiba saja, petir menggelear dan menyambar salah satu kelompok kerumunan krama di setra. Yang tersambar adalah kelompok 23 krama yang berteduh di bawah pohon Pule. Mereka semua menghadap ke sisi utara yang berupa hamparan sawah. Justru dari arah utara muncul petir.
Akibatnya, 15 orang dari 23 krama yang berteduh di bawah pohon Pule terkapar setelah terpental oleh sambaran petir. Mereka terkabar dalam kondisi terluka bakar. Ada korban yang sampai pingsan dan badannya langsung kaku begitu disambar petir. Para korban rata-rata mengalami luka bakar di bagian kaki, paha, dan perut.
Dari 15 krama korban sambaran petir di Setra Desa Pakraman Muncan ini, 5 orang di antaranya harus dilarikan ke Puskesmas Selat untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan 10 korban lainnya tidak sampai dilarikan ke Puskesmas maupun rumah sakit, karena kondisinya tidak terlalu parah.
Lima (5) korban tersambar petir yang harus dilarikan ke Puskesmas Selat semuanya berasal dari Banjar Pemuhunan, Desa Pakraman Muncan, yakni I Gusti Ngurah Sidemen, 43, I Gusti Ayu Ngurah, 39, I Gusti Ngurah Putra, 45, I Gusti Made Putra, 26, dan I Gusti Ngurah Gede, 41. Perlu dicatat, korban I Gusti Ngurah Sidemen dan I Gusti Ayu Ngurah merupakan pasangn suami istri.
Para korban tersambar petir yang dilarikan ke Puskesmas Selat ini diobservasi oleh dokter jaga, dr Ni Nyoman Srinadi. “Kebanyakan dari korban tersambar petir yang dibawa ke Puskesmas mengalami luka bakar. Saya sudah cek bagian organ dalam seperti jantung korban, tapi tidak ada masalah,” ungkap dr Nyoman Srinadi saat dikonfirmasi NusaBali di Puskesmas Selat kemarin petang.
Kepala Puskesmas Selat, dr Ni Made Dwindahari, juga mengakui pihaknya dapat kiriman lima pasien luka bakar akibat tersambar petir. “Rata-rata korban memang luka bakar. Mereka semua sudah ditangani dokter jaga,” papar Made Dwindahari.
Sementara itu, saksi I Wayan Karang, seorang warga Banjar Pemuhunan, Desa Muncan yang berada di warungnya berjarak sekitar 150 meter dari Setra Desa Pakraman Muncan saat musibah kemarin sore, mengaku sempat melihat ada bola api bergerak cepat menyambar kerumunan krama dan pohon Pule. Saat itu pula, terdengar suara menggelegar. “Saya lihat bola api itu dari warung yang berjarak sektar 150 meter.
Ternyata, petir menyambar kerumunan krama,” cerita saksi Waytan Karang. Sedangkan I Gusti Ngurah Sidemen termasuk salah satu korban tersambar petir yang paling apes. Bukan hanya IGN Sidemen yang tersambar petir, tapi juga istri tercintanya, I Gusti Ayu Ngurah, hingga mereka ikut dilarikan ke Puskesmas Selat.
“Saya sendiri sempat pingsan sehabis tersambar petir. Kepala terasa panas, badan terasa kaku, perut saya luka bakar,” tutur pria berusia 43 tahun ini saat ditemui NusaBali di Puskesmas Selat, kemarin petang.
Sedangkan istrinya, I Gusti Ayu Ngurah, mengalami luka bakar di bagian paha kanan, kedua kaki, dan uluhati. “Saya tidak tahu ada petir. Tiba-tiba, saya setelah terdorong keras, lalu tergeletak. Kemudian, tubuh terasa panas,” tutur perempuan berusia 39 tahun ini.
Pemaparan hampir senada juga disampaikan korban lainnya, I Gusti Ngurah Putra. Seperti halnya IGN Sidemen, korban IGN Putra juga sempat pingsan akibat tersambar petir. “Saya tidak lihat ada api, tapi langsung terpental dan pingsan di setra. Setelah siuman, kepala saya terasa panas,” cerita IGN Putra. 7 k16
1
Komentar