PDAM Berharap Waduk Yeh Lambuk Segera Direalisasikan
Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana harapkan Pemkab Tabanan segera realisasikan waduk Yeh Lambuk di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur untuk penampungan air baku.
Ketersediaan Air Terus Menurun
TABANAN, NusaBali
Alasannya, persediaan air di Tabanan setiap tahunnya mengalami penurunan. Sehingga wajib ada persediaan air baku untuk layanan air minum ke masyarakat. Usulan ini sekaligus solusi agar PDAM tak dituding mencaplok air subak saat terjadi krisis air.
Oka Sedana mengatakan, lima tahun ke depan persediaan air baku harus mendapat perhatian khusus. Dikatakan, ketersediaan air baku telah direncanakan dengan pembuatan Bendungan Tukad Yeh Lambuk di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan dengan bantuan dana Pemerintah Pusat. Namun realisasinya masih ada kendala terkait pembebasan lahan. “Maka dari itu Provinsi Bali mengalihkan alokasi dana ke Bukian, Kecamatan Petang, Badung,” ungkap Oka Sedana, Senin (9/5).
Dengan pengalihan alokasi dana pusat dalam pembuatan waduk membuat PDAM Tabanan khawatir. Takutnya, Tabanan akan membeli air ke daerah lain karena pelanggan terus mengalami peningkatan. Saat ini setiap tahunnya PDAM Tabanan mampu melayani penambahan pelanggan sebanyak 1.300 pelanggan. Sehingga program jangka panjang perlu waduk. Sedangkan solusi jangka pendek cukup membuat sumur bor. Sumur bor ini hanya bisa bertahan 3 tahun dengan debit air 35 liter per detik. “Ini adalah program jangka pendek untuk menghindari polemik dengan subak,” terang Oka Sedana.
Sebelumnya, petani di Tabanan sampaikan keluhan atas kekeringan di areal persawahan kepada anggota Dewan saat menghadiri sosialisasi Ranperda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di gedung DPRD Tabanan, Rabu (20/4). Menurut petani, terjadinya kekeringan di hilir akibat ulah PDAM Tabanan yang menyerobot air subak untuk keperluan komersil.
Perwakilan Subak Guama, Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Tabanan, I Made Astawa mencontohkan, mata air di Yeh Sungi dilirik PDAM untuk dikomersilkan. Padahal air Yeh Sungi menjadi andalan petani untuk pengairan di sawah. Dikatakan, rencana PDAM mengambil air dari Yeh Sungi sudah dalam kajian meski rencana itu mendapat penolakan dari petani. “Subak sudah kekeringan, satu DAM (bendungan) digunakan delapan subak. Akibat kekurangan air kami tanam padi bergiliran,” ungkap Astawa.
Astawa menambahkan, belum lama ini turun lagi kajian berupa proposal yang menyatakan petani di Subak Guama dan sekitar Yeh Sungi tidak kekurangan air. Atas turunnya hasil kajian itu, pengurus subak layangkan komplin ke Balai Pengairan Bali-Penida di Denpasar. Petani berharap pihak Bali Pengairan Bali-Penida lebih mengutamakan petani dan mengurangi penggunaan air untuk komersil. Petani pun menganjurkan untuk keperluan komersil menggunakan terobosan baru yakni mengubah air laut menjadi air bersih. “Katanya ada terobosan baru, pakai itu dong. Jangan ambil air pertanian untuk komersil,” tandas Astawa. 7 cr61
1
Komentar