nusabali

Bayi Tanpa Tempurung Kepala Meninggal

  • www.nusabali.com-bayi-tanpa-tempurung-kepala-meninggal

Sampai saat ini belum ada pengobatan bagi bayi tanpa tempurung kepala.

GIANYAR, NusaBali
Bayi perempuan tanpa tempurung kepala yang lahir di RSUD Sanjiwani Gianyar, lanjut mendapatkan perawatan di Ruang Neonatologi rumah sakit (RS) setempat, akhirnya meninggal, Minggu (8/5) pukul 21.00 Wita. Bayi ini lahir dengan cara normal empat jam sebelumnya.

Orang tua bayi I Made Juliana,30, - Ni Made Setia Dewi,21, asal Banjar Subilang, Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Gianyar, langsung membawa jasad bayi itu ke rumahnya. Namun, Dewi sendiri masih berada di RSUD Sanjiwani. Kepada NusaBali, Senin (9/5), Dewi yang seorang ibu rumah tangga ini mengaku, pasrah apa yang terjadi dan menimpa dirinya. Ia mengaku sangat sedih saat melihat kondisi bayi tanpa tempurung kepala itu. Kalau pun bisa bertahan hidup, namun sakit yang dirasakan akan lebih berat. "Mungkin jalannya memang seperti ini," ujarnya.

Kata dia, saat pemeriksaan kandungan dengan USG di salah satu Puskesmas, posisi kepala bayi miring. Dokter menyarankan untuk cek ditempat yang memiliki peralatan lebih canggih. Namun dirinya tidak merasakan sesuatu yang aneh pada kandungannya. Sampai beberapa hari menjelang kelahiran, kandungannya kembali diperiksakan. Saat itu, diketahuilah bayi dalam kandungannya tidak memiliki tempurung kepala. Bayi yang dilahirkan Minggu (8/5) itu, berusia sudah lebih dari waktu kelahirannya.

Direktur RSUD Sanjiwani dr Ida Komang Upeksa menyampaikan, kasus bayi lahir tanpa tempurung kepala dinamakan penderita Neural Tube Defect (NTDs). Kasus ini sempat terjadi pada 2015, itupun hanya satu kasus. Bayi yang lahir tanpa tempurung kepala paling lama bisa bertahan hidup 3 - 4 jam setelah dilahirkan. Sampai saat ini belum ada cara pengobatan bagi bayi tanpa tempurung kepala. "Bagian untuk melindungi kepala tidak ada, barang tentu bayi sulit bertahan," ungkapnya.

Kata Upeksa, seorang ibu mempunyai hak untuk memutuskan apakah janin yang diketahui tanpa tempurung kepala dipertahankan sampai 9 bulan atau dideterminasi (dikeluarkan). Bila janin tetap dipertahankan hingga lahir, kemungkinan untuk bertahan kecil. "Semua pilihan terletak pada orang tua bayi," jelasnya. 7 cr62

Komentar