Musda Demokrat Sepi Kandidat
Pengambilan formulir dan penyerahannya tidak mutlak dari SC ke DPD saja, bisa saja langsung diserahkan ke DPP.
Pengembalian Formulir Calon Diperpanjang hingga Musda Digelar
DENPASAR, NusaBali
DPD Demokrat Bali memutuskan memperpanjang pengembalian formulir kandidat calon Ketua DPD Demokrat yang akan maju di Musda Demokrat Bali 15-16 Mei mendatang. Sebab hingga batas waktu pengembalian formulir pendaftaran, Senin (9/5) kemarin, baru Ketua DPD Demokrat Bali saja yang mengembalikan form.
Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta di Denpasar, Senin (9/5) mengatakan pengembalian formulir diperpanjang sampai digelarnya Musda DPD Demokrat Bali ke III pada 15-16 Mei mendatang. “Sampai penutupan pendaftaran sore tadi tidak ada yang mengembalikan pendaftaran. DPD partai dan steering committee (SC) lalu memperpanjang sampai digelar Musda,” ujar Mudarta.
SC seharusnya sudah menyetorkan formulir para kandidat. Namun kata Mudarta, laporan dari SC tidak ada kandidat yang mengembalikan formulir. “Makanya diperpanjang sampai pelaksanaan Musda digelar,” tegas politisi asal Desa Nusa Sari, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Apakah pertarungan Musda Demokrat Bali sepi peminat? Mudarta mengatakan pengambilan fomulir dan penyerahannya memang tidak mutlak dari SC ke DPD saja. Namun bisa saja langsung diserahkan ke DPP. “Kan bisa saja ada yang mengambil di kabupaten atau kota bahkan ada yang ambil di DPP,” kata Mudarta.
Namun demikian tetap saja hal itu sah. Karena Demokrat menciptakan ruang berdemokrasi bagi kader di Musda. “Kami siapkan konsolidasi di Musda secara demokratis dan terbuka bagi seluruh kader,” ungkap mantan Ketua OKK DPD Demokrat Bali 2006-2011 ini.
Bagaimana dengan Muscab di kabupaten dan kota? Apakah calon wajib ambil fomulir? Mudarta mengatakan pelaksanaan dan mekanisme penjaringan calon ketua di Musda hampir sama dengan di muscab DPC (kabupaten/kota). “Sama proses dan mekanismenya. Dari bawah ke atas. Kalau kandidat Ketua DPC mereka serahkan formulir ke DPD. Nanti DPD merekomendasikan,” ujar Mudarta.
Sementara pantauan NusaBali dari beberapa sumber di Demokrat terjadi pertarungan dan lobi-lobi di level pemegang suara. Ternyata para kandidat yang disebut-sebut maju menjadi penantang Mudarta tidak diam. “Di permukaan mereka diam, tetapi gerakan jalan terus,” ujar sumber NusaBali di Demokrat.
Sebelumnya ada beberapa kandidat yang maju sebagai Calon Ketua DPD Demokrat Bali. Mereka terang-terangan disebut Mudarta berpotensi menantang dirinya. Mereka adalah Wasekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana (politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar). Kemudian ada Wabendum DPP Demokrat Putu Sudiartana politisi asal Desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal Badung, Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali I Nengah Tamba, politisi asal Desa Kaliakah Kecamatan Jembrana. Satu-satunya Srikandi yang muncul adalah Sekretaris Departemen Bidang Perlindungan Anak dan Perempuan DPP Demokrat Ni Putu Tutik Kusumawardhani. Tutik adalah mantan Ketua Komisi II DPRD Bali. Dia politisi asal Singaraja yang didorong kader perempuan untuk maju sebagai calon Ketua Demokrat Bali menantang Mudarta.
Namun hingga kemarin deretan penantang Mudarta ini tidak satupun ada yang membuka komunikasi. Hal tersebut terbukti dari ponsel mereka dimatikan semua. Bocoran yang diperoleh NusaBali, ada kandidat yang kumpulkan beberapa Ketua DPC Demokrat di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin sore kemarin. Namun deretan kandidat seperti Tamba, Tutik, Sudiartana, Supadma tidak banyak komentar. Tutik menyebutkan dirinya belum bisa berkomentar banyak soal pertarungan kandidat Calon Ketua DPD Demokrat Bali. “Saya belum bisa komentarlah dulu. Tanya yang lain saja,” tegas Tutik kemarin.
Sedangkan Supadma Rudana mengatakan dirinya melihat Musda Demokrat akan sangat demokratis. “Kalau banyak kader yang mau berproses bagus juga. Akan makin demokratis dan membuktikan Demokrat Bali tidak krisis kader,” kata Supadma Rudana. 7 nat
1
Komentar