Pasar Latu Jadi Sekolah Terus Dimatangkan
Bendesa Adat Gerih Minta Tak Semua Lahan Dijadikan Sekolah
MANGUPURA, NusaBali
Wacana mengubah fungsi Pasar Kertha Sari alias Pasar Latu di Desa Adat Gerih, Kecamatan Abiansemal, menjadi lahan SMPN 5 Abiansemal, terus dimatangkan. Jumat (1/2) siang kemarin, tim dari Pemkab Badung turun ke Pasar Latu untuk melakukan pengecekan.
Rombongan juga meninjau lahan di sebelah Pura Taman Langse, Desa Adat Gerih. Lahan seluas 5,55 hektare ini juga menjadi salah satu opsi untuk relokasi Pasar Latu atau pembangunan sekolah baru nanti. Namun, disebut-sebut tanah ini milik Pemprov Bali.
Kabag Ekonomi Setda Badung, AA Sagung Rosyawati, mengatakan peninjauan lokasi ke Desa Adat Gerih adalah bagian dari kajian yang sekarang sedang dilakukan. “Sesuai permintaan Pak Wakil Bupati, lokasi pasar nantinya harus strategis,” ungkapnya.
Namun demikian, Rosyawati menegaskan, pihaknya hanya sebatas melakukan kajian. Keputusan tetap ada di tangan pimpinan. “Kami hanya melakukan kajian. Hasil kajian nanti kami laporkan ke pimpinan,” tandasnya.
Sesuai dengan wacana, Pasar Latu akan disulap menjadi SMPN 5 Abiansemal. Sekolah tersebut baru dibentuk Dinas Pendidikan, Kepemudanaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung tahun ini. Selain itu, ada empat SMP negeri lainnya yang juga baru dibentuk bersamaan, meliputi SMPN 6 Mengwi, SMPN 7 Mengwi, SMPN 3 Kuta Utara, dan SMPN 3 Kuta.
Sementara, menanggapi wacana ini, Bendesa Adat Gerih Wayan Rencana, meminta supaya Pemkab Badung mempertimbangkan usulan yang masuk sebelumnya yakni agar sebagian lahan Pasar Latu, khususnya yang berada di dekat jalan raya tetap dipertahankan sebagai pasar. Sementara sisanya bisa dibangun sekolah. “Kami hanya mohon sedikit. Pasar Latu kan luasnya 1,06 hektare. Seluas 20 are untuk pasar. Sisanya bisa dibangun untuk sekolah,” katanya.
Bila usulan ini tidak memungkinkan, Wayan Rencana meminta Pemkab Badung untuk mempertimbangkan opsi kedua, yakni menukar lahan Pasar Latu dengan laba desa adat yang letaknya di sebelah selatan pasar. Laba desa adat tersebut seluas 1,59 hektare. “Kalau di laba milik Desa Adat Gerih yang lokasinya tak jauh dari pasar sangat representatif untuk sekolah, lokasinya datar dan nyaman untuk lingkungan sekolah,” usulnya.
Untuk diketahui, saat ini para pedagang yang berjualan di Pasar Latu berjumlah 58 pedagang. Para pedagang berharap agar tetap bisa berdagang di Pasar Latu, sebab dari sanalah menggantungkan hidup. *asa
Rombongan juga meninjau lahan di sebelah Pura Taman Langse, Desa Adat Gerih. Lahan seluas 5,55 hektare ini juga menjadi salah satu opsi untuk relokasi Pasar Latu atau pembangunan sekolah baru nanti. Namun, disebut-sebut tanah ini milik Pemprov Bali.
Kabag Ekonomi Setda Badung, AA Sagung Rosyawati, mengatakan peninjauan lokasi ke Desa Adat Gerih adalah bagian dari kajian yang sekarang sedang dilakukan. “Sesuai permintaan Pak Wakil Bupati, lokasi pasar nantinya harus strategis,” ungkapnya.
Namun demikian, Rosyawati menegaskan, pihaknya hanya sebatas melakukan kajian. Keputusan tetap ada di tangan pimpinan. “Kami hanya melakukan kajian. Hasil kajian nanti kami laporkan ke pimpinan,” tandasnya.
Sesuai dengan wacana, Pasar Latu akan disulap menjadi SMPN 5 Abiansemal. Sekolah tersebut baru dibentuk Dinas Pendidikan, Kepemudanaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung tahun ini. Selain itu, ada empat SMP negeri lainnya yang juga baru dibentuk bersamaan, meliputi SMPN 6 Mengwi, SMPN 7 Mengwi, SMPN 3 Kuta Utara, dan SMPN 3 Kuta.
Sementara, menanggapi wacana ini, Bendesa Adat Gerih Wayan Rencana, meminta supaya Pemkab Badung mempertimbangkan usulan yang masuk sebelumnya yakni agar sebagian lahan Pasar Latu, khususnya yang berada di dekat jalan raya tetap dipertahankan sebagai pasar. Sementara sisanya bisa dibangun sekolah. “Kami hanya mohon sedikit. Pasar Latu kan luasnya 1,06 hektare. Seluas 20 are untuk pasar. Sisanya bisa dibangun untuk sekolah,” katanya.
Bila usulan ini tidak memungkinkan, Wayan Rencana meminta Pemkab Badung untuk mempertimbangkan opsi kedua, yakni menukar lahan Pasar Latu dengan laba desa adat yang letaknya di sebelah selatan pasar. Laba desa adat tersebut seluas 1,59 hektare. “Kalau di laba milik Desa Adat Gerih yang lokasinya tak jauh dari pasar sangat representatif untuk sekolah, lokasinya datar dan nyaman untuk lingkungan sekolah,” usulnya.
Untuk diketahui, saat ini para pedagang yang berjualan di Pasar Latu berjumlah 58 pedagang. Para pedagang berharap agar tetap bisa berdagang di Pasar Latu, sebab dari sanalah menggantungkan hidup. *asa
1
Komentar