Mengaku Selalu Dengar Bisikan, Jalan Kaki dari Ubud ke Denpasar
WNA Rusak Ornamen Catur Muka, Gigit Kaki Satpol PP, Dibawa ke RSJ Bangli
DENPASAR, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar mengamankan seorang perempuan warga negara asing (WNA), Sabtu (2/2) sekitar pukul 05.30 Wita, karena mengamuk menaiki Patung Catur Muka dan merusak salah satu ornamen patung. Setelah diamankan, WNA yang tidak diketahui identitasnya tersebut sempat menggigit kaki petugas Satpol PP yang hendak memeriksanya. Lantaran diduga depresi, WNA bersangkutan dikirim ke RSJ Bali di Bangli.
Salah seorang warga, Wayan Agus Muliawan, 25, yang saat itu hendak berangkat bekerja, mengaku melihat WNA tersebut sedang merusak Patung Catur Muka pada bagian ornamen berbentuk kelopak teratai. Menurutnya, kejadian itu diperkirakan pukul 05.30 Wita. WNA tersebut tiba-tiba berteriak sembari membawa tutup tong sampah, langsung naik ke kolam menuju Patung Catur Muka dan merusak ornamen menggunakan tangan.
Mengetahui hal itu, Agus Muliawan menghubungi Satpol PP Kota Denpasar untuk menurunkan WNA tersebut. “Tadi (kemarin) bule itu teriak-teriak naik ke patung membawa tutup tong sampah. Dia merusak ornamen patung,” katanya.
Akibat kejadian tersebut 10 dari 16 kelopak teratai ornamen di Patung Catur Muka rusak. Hal yang sama juga terjadi pada ornamen bebadungan lainnya dan pipa air mancur di kawasan tersebut yang kini tengah ditangani Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas Perkim) Kota Denpasar.
Kasat Pol PP Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga, mengungkapkan pihaknya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada WNA yang mengamuk dan merusak Patung Catur Muka. Mendapat laporan tersebut pihaknya langsung bergerak menuju lokasi bersama beberapa anggota TNI untuk melakukan tindakan. Sebab, WNA tersebut sudah mengganggu ketertiban umum.
Pihaknya sedikit kesulitan saat melakukan penangkapan. Sebab, WNA tersebut mengamuk dan melawan petugas. Berselang sekitar setengah jam, akhirnya WNA tersebut bisa dievakuasi dan dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Denpasar untuk dimintai keterangan.
“Ada laporan dari warga bahwa ada WNA yang mengamuk dan merusak ornamen Catur Muka. Kami langsung terjunkan tim ke sana,” kata Anom Sayoga.
Menurut Anom Sayoga, sampai di kantor Satpol PP pihaknya kembali mengalami kendala, karena WNA tersebut tidak mengantongi identitas sama sekali. Pihaknya juga mendatangkan dokter untuk memeriksa sekaligus berkomunikasi dengan WNA tersebut. Dan saat petugas dari Satpol PP masuk ke ruang tahanan untuk memeriksa dan berkomunikasi, WNA tersebut kembali berontak dan menggigit kaki petugas. “Saat ditanya justru bernyanyi dan mengamuk. Sulit diajak berkomunikasi dan cenderung membahayakan,” imbuh Anom Sayoga yang mantan Sekretaris Dinas LHK Kota Denpasar, ini.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Sosial, BPBD, dan Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Atas rekomendasi dari Dinas Kesehatan, WNA berjenis kelamin perempuan ini dibawa ke RSJ Provinsi Bali di Bangli untuk dilakukan perawatan. “Biar nanti di sana dirawat karena diduga memiliki gangguan jiwa. Jadi untuk identitas nanti kami akan mencoba berkoordinasi dengan pihak imigrasi,” ungkapnya.
Anom Sayoga menyatakan, pihaknya menyayangkan ada WNA yang membuat ulah di Kota Denpasar, apalagi dalam kurun waktu belum sepekan, ada dua WNA yang berkelakuan sama.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pertamanan Dinas Perkim Kota Denpasar Ida Ayu Widiana Sari, timnya sudah melakukan identifikasi serta penghitungan kerugian akibat adanya perusakan Patung Catur Muka. Untuk sementara dari hasil identifikasi tidak ada lapisan tembaga yang rusak akibat kejadian itu, namun hanya lepas. Sehingga pihaknya akan memasang kembali ornamen yang lepas itu. “Hanya lepas, beruntungnya tidak ada tembaga yang rusak. Jadi ornamen itu akan dipasang kembali,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSJ Provinsi Bali I Dewa Gede Basudewa, membenarkan jika bule yang mengamuk di Patung Catur Muka Denpasar dirujuk ke RSJ. Yang bersangkutan diantar oleh petugas Satpol PP dan Dinas Sosial Kota Denpasar, tiba di RSJ pada Sabtu kemarin sekitar pukul 12.00 Wita. Yang bersangkutan atas nama Simon Clen, mengaku kelahiran 1970, asal Jerman.
Dewa Basudewa mengungkapkan, pengakuan yang bersangkutan, bahwa dirinya mengikuti paket treatment yoga selama 2 minggu di salah satu resor di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Setelah satu minggu mengikuti yoga, karena merasa ada bisikan yang didengar, WNA bersangkutan pergi dengan naik motor sampai di Ubud, Kabupaten Gianyar. Kemudian sampai di Ubud, WNA bersangkutan mengaku bingung dan terus mendengarkan bisikan yang menyuruhnya jalan kaki. Selanjutnya WNA bersangkutan jalan kaki sampai di Renon, Denpasar, bahkan kakinya sampai melepuh. “Pasien masih belum ingat, sudah berapa lama di Bali dan tinggal di mana di Bali sebelum mengikuti yoga di salah satu resor di Bondalem,” ungkapnya. Untuk memastikan, segera akan dihubungi pihak konsulat negara WNA bersangkutan. * mi, s
Salah seorang warga, Wayan Agus Muliawan, 25, yang saat itu hendak berangkat bekerja, mengaku melihat WNA tersebut sedang merusak Patung Catur Muka pada bagian ornamen berbentuk kelopak teratai. Menurutnya, kejadian itu diperkirakan pukul 05.30 Wita. WNA tersebut tiba-tiba berteriak sembari membawa tutup tong sampah, langsung naik ke kolam menuju Patung Catur Muka dan merusak ornamen menggunakan tangan.
Mengetahui hal itu, Agus Muliawan menghubungi Satpol PP Kota Denpasar untuk menurunkan WNA tersebut. “Tadi (kemarin) bule itu teriak-teriak naik ke patung membawa tutup tong sampah. Dia merusak ornamen patung,” katanya.
Akibat kejadian tersebut 10 dari 16 kelopak teratai ornamen di Patung Catur Muka rusak. Hal yang sama juga terjadi pada ornamen bebadungan lainnya dan pipa air mancur di kawasan tersebut yang kini tengah ditangani Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Dinas Perkim) Kota Denpasar.
Kasat Pol PP Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga, mengungkapkan pihaknya mendapatkan laporan dari warga bahwa ada WNA yang mengamuk dan merusak Patung Catur Muka. Mendapat laporan tersebut pihaknya langsung bergerak menuju lokasi bersama beberapa anggota TNI untuk melakukan tindakan. Sebab, WNA tersebut sudah mengganggu ketertiban umum.
Pihaknya sedikit kesulitan saat melakukan penangkapan. Sebab, WNA tersebut mengamuk dan melawan petugas. Berselang sekitar setengah jam, akhirnya WNA tersebut bisa dievakuasi dan dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Denpasar untuk dimintai keterangan.
“Ada laporan dari warga bahwa ada WNA yang mengamuk dan merusak ornamen Catur Muka. Kami langsung terjunkan tim ke sana,” kata Anom Sayoga.
Menurut Anom Sayoga, sampai di kantor Satpol PP pihaknya kembali mengalami kendala, karena WNA tersebut tidak mengantongi identitas sama sekali. Pihaknya juga mendatangkan dokter untuk memeriksa sekaligus berkomunikasi dengan WNA tersebut. Dan saat petugas dari Satpol PP masuk ke ruang tahanan untuk memeriksa dan berkomunikasi, WNA tersebut kembali berontak dan menggigit kaki petugas. “Saat ditanya justru bernyanyi dan mengamuk. Sulit diajak berkomunikasi dan cenderung membahayakan,” imbuh Anom Sayoga yang mantan Sekretaris Dinas LHK Kota Denpasar, ini.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Sosial, BPBD, dan Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Atas rekomendasi dari Dinas Kesehatan, WNA berjenis kelamin perempuan ini dibawa ke RSJ Provinsi Bali di Bangli untuk dilakukan perawatan. “Biar nanti di sana dirawat karena diduga memiliki gangguan jiwa. Jadi untuk identitas nanti kami akan mencoba berkoordinasi dengan pihak imigrasi,” ungkapnya.
Anom Sayoga menyatakan, pihaknya menyayangkan ada WNA yang membuat ulah di Kota Denpasar, apalagi dalam kurun waktu belum sepekan, ada dua WNA yang berkelakuan sama.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pertamanan Dinas Perkim Kota Denpasar Ida Ayu Widiana Sari, timnya sudah melakukan identifikasi serta penghitungan kerugian akibat adanya perusakan Patung Catur Muka. Untuk sementara dari hasil identifikasi tidak ada lapisan tembaga yang rusak akibat kejadian itu, namun hanya lepas. Sehingga pihaknya akan memasang kembali ornamen yang lepas itu. “Hanya lepas, beruntungnya tidak ada tembaga yang rusak. Jadi ornamen itu akan dipasang kembali,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSJ Provinsi Bali I Dewa Gede Basudewa, membenarkan jika bule yang mengamuk di Patung Catur Muka Denpasar dirujuk ke RSJ. Yang bersangkutan diantar oleh petugas Satpol PP dan Dinas Sosial Kota Denpasar, tiba di RSJ pada Sabtu kemarin sekitar pukul 12.00 Wita. Yang bersangkutan atas nama Simon Clen, mengaku kelahiran 1970, asal Jerman.
Dewa Basudewa mengungkapkan, pengakuan yang bersangkutan, bahwa dirinya mengikuti paket treatment yoga selama 2 minggu di salah satu resor di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Setelah satu minggu mengikuti yoga, karena merasa ada bisikan yang didengar, WNA bersangkutan pergi dengan naik motor sampai di Ubud, Kabupaten Gianyar. Kemudian sampai di Ubud, WNA bersangkutan mengaku bingung dan terus mendengarkan bisikan yang menyuruhnya jalan kaki. Selanjutnya WNA bersangkutan jalan kaki sampai di Renon, Denpasar, bahkan kakinya sampai melepuh. “Pasien masih belum ingat, sudah berapa lama di Bali dan tinggal di mana di Bali sebelum mengikuti yoga di salah satu resor di Bondalem,” ungkapnya. Untuk memastikan, segera akan dihubungi pihak konsulat negara WNA bersangkutan. * mi, s
1
Komentar