Kematian Narinten Masih Misterius
Polisi dibingungkan linggis yang ditemukan di sekitar rumah anak tiri korban.
Sepekan Pasca Ditemukan di Tegalan
SINGARAJA, NusaBali
Sudah sepekan penemuan mayat Narinten,55, warga Banjar Dinas Pasar, Desa Anturan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, di tegalan tidak jauh dari rumahnya, penyebab kematian warga ini masih misterius. Pihak kepolisian belum mememukan penyebab pasti kematian nenek ini.
Belakangan berhembus kabar ada dugaan pembunuhan dalam kematiannya, Polsek Kota Singaraja yang menangani kasus tersebut belum dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa dugaan tersebut benar. Hingga Selasa (10/5), Kapolsek Kota Singaraja Kompol I Nyoman Suarnata mengaku belum menerima hasil otopsi dari instalasi forensic RSUP Sanglah. “Kami masih menjalankan proses penyelidikan,” ujar Kompol Suarnata, Selasa (10/5).
Ia mengatakan, sudah ada 15 saksi yang diperiksa. Sejauh ini dari keterangan semua saksi belum ada yang mengarah pada dugaan pembunuhan. Namun pihaknya tetap memantau semua saksi itu. Ia juga mengaku sempat mendatangkan psikiater untuk menguji kebohongan keterangan yang diberikan oleh para saksi.
Suarnata menambahkan, polisi saat ini masih dibingungkan dengan penemuan sebuah linggis, yang diamankan sebagai salah satu barang bukti. Linggis tersebut ditemukan di sekitar rumah Agus Arimbawa, anak tiri Narinten.
Meski tidak ditemukan bercak darah pada benda tumpul tersebut, polisi mengamankannya setelah linggis tersebut berulang kali diendus oleh anjing pelacak yang sempat diturunkan kepolisian beberapa waktu lalu. “Barang bukti tersebut kini juga tengah diperiksa laboratorium forensik,” imbuhnya.
Selain linggis, barang lain yang diamankan yakni dua buah HP milik Agus Arimbawa dan Ketut Nurata, untuk diperiksa hasil percakapannya dengan korban. Pada Selasa (10/5). Tim Labfor Polda Bali juga menyambangi TKP penemuan mayat Narinten. Tim terlihat mengamati dan menelisik beberapa titik. Tim pun mengambil beberapa sampel barang yang ditemukan untuk diuji di laboratorium.
Sementara itu, dari keterangan tim instalasi laboratorium forensik RSUP Sanglah, dari hasil otopsi jenazah Narinten, memang ditemukan sejumlah luka yang tidak wajar. Diantaranya ditemukan luka memar di bagian kepala bekang Narinten akibat pukulan benda tumpul. Hal tersebut juga yang dikatakan menjadi penyebab kematian Narinten, karena setelah dipukul mengalami pendarahan di otak. “Selain itu ditemukan luka tebasan di pipi kiri dan luka lebam di bawah bibir,” kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustiadi, SpF. Diperkirakan mayat Narinten yang dtemukan sudah membusuk dan berubah warna, telah meninggal tiga hari sebelum diperiksa. 7 k23, cr63
1
Komentar