Tim Labfor Periksa Ruangan Asisten I
Beberapa posisi di tempat kejadian perkara (TKP) sudah ada yang bergeser, karena sebelumnya digelar upacara ngulapin dan evakuasi penyelamatan.
Keluarga dan Pemkab Klungkung Gelar Ritual di Ruangan Almarhum
SEMARAPURA, NusaBali
Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali turun lakukan pemeriksaan di ruangan kerja Asisten I Setdakab Klungkung Bidang Pemerintahan dan Kesra, I Wayan Tika,56, pada Selasa (10/5) pukul 11.30 Wita. Kehadiran tim labfor ini untuk mengidentifikasi ruangan almarhum I Wayan Tika yang sebelumnya ditemukan tewas tergeletak di ruang kerjanya, Senin (9/5) pukul 09.50 Wita.
Pantauan di lokasi, anggota Labfor Polda turun dengan 4 personil didampingi Kapolsek Kota Klungkung AKP Made Karsa. Hanya saja beberapa posisi di tempat kejadian perkara (TKP) sudah ada yang bergeser, karena sebelumnya digelar upacara ngulapin dan evakuasi penyelamatan. Salah satunya tempat duduk Wayan Tika agak bergeser ke sudut ruangan.
Namun persoalan itu tampak tidak menyulitkan petugas untuk melakukan penyelidikan. Dengan membawa senter dan alat-alat khusus, mereka tetap fokus menelisik mulai dari tempat duduk, kertas tisu yang terbuang, termasuk mengambil sampel cairan di lantai lokasi Wayan Tika tergeletak, yang diduga bercak darah. Setidaknya pemeriksaan ini dilakukan sekitar 30 menit. Namun petugas yang turun enggan memberikan komenter kepada awak media. “Langsung saja ke Humas Polres ya, biar satu pintu,” ujar seorang penyidik.
Dikonfirmasi terpisah Kapolres Klungkung AKBP FX Arendra Wahyudi mengatakan petugas dari Labfor Polda Bali memeriksa beberapa barang bukti yang tersisa. “Untuk langkah selanjutnya kami masih melakukan koordinasi dengan keluarga,” katanya. Sampel yang diambil masih diperiksa untuk didalami.
Sementara kemarin Pemkab klungkung dan keluarga almarhum I Wayan Tika menggelar ritual ngulapin dan prayascita di ruangan Asisten I, Selasa (10/5) pagi. Upacara itu bertujuan untuk mensucikan secara sekala dan niskala, pasca meninggalnya Wayan Tika di ruang kerja saat merekap peraturan bupati (Perbup) tentang penerima bansos 2016, Senin (9/5) pagi.
Pantauan NusaBali, prosesi ritual ini dipimpin Jro Mangku Made Kasta yang juga Wakil Bupati (Wabup) Klungkung, didampingi Jro Mangku Istri Nyonya Sri Kasta, sekitar pukul 10.00 Wita. Dalam kesempatan itu juga hadir Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan puluhan staf Pemkab. Dari pihak keluarga almarhum dihadiri istri almarhum, yakni Nengah Astini, sepupu Nengah Sudiarta serta kerabat lainnya.
Prosesi ritual diawali dengan menghaturkan banten Prayascita Durmangala untuk mensucikan secara sekala dan niskala di ruangan Asisten I. Nampak beberapa pegawai di lingkungan Pemkab Klungkung, yang turut mengusung jenazah maupun yang turut menyaksikan saat almarhum tergeletak di ruangan kerja Wayan Tika, dilukat agar tidak terus terbayang-bayang dengan kejadian itu.
Kemudian sekitar pukul 10.40 Wita, dilanjutkan dengan menggelar banten pangulapan, yang dibawa langsung oleh pihak keluarga. Secara niskala banten ini diyakini untuk menuntun arwah almarhum agar tidak terkungkung di tempat dia meninggal. Tidak berselang lama pihak keluarga langsung menuju ke RSUD Klungkung. Sebab, jenazah Tika masih dititip di ruang jenazah RS.
Rencananya jenazah almarhum dipulangkan ke rumah duka pada, Rabu (11/5) pagi ini. Sesuai dengan keputusan dari pihak keluarga dan permintaan almarhum sebelum meninggal untuk dikremasi/diaben. Maka, keinginan itu akan dipenuhi, proses kremasi/ngaben ini akan digelar di kreamatorium Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Sabtu (14/5). “Ini sudah hasil rembug dari keluarga,” kata sepupu Wayan Tika, Nengah Sudiarta, ditemui di sela-sela menyiapkan banten pangulapan. 7 w
Nuansa Mistis di Gedung Pemkab Klungkung
MENINGGALNYA Asisten I Setdakab Klungkung Bidang Pemerintahan dan Kesra, I Wayan Tika,56, secara mendadak di ruang kerjanya, Senin (9/5) pukul 09.50 Wita, mengejutkan para staf dan rekan kerja almarhum. Suasana duka pun tampak terasa di Pemkab Klungkung, kemarin. Meninggalnya almarhum juga memberikan kesan bagi sejumlah pegawai yang lokasi ruangannya berdekatan.
Sebut saja Anak Agung Kurniawati, staf Asisten I Setda Klungkung, yang pertama kali melihat almarhum Wayan Tika tergeletak. “Saya merasa suasana di kantor agak berbeda, masih ada perasaan takut. Namun setelah di-lukat perasaan saya lebih tenang,” tutur Kurniawati usai upacara ngulapin dan penyucian di ruang Asisten I, kemarin. Sementara sejumlah pegawai di lingkungan Pemkab Klungkung mengungkapkan sejatinya keberadaan gedung Pemkab Klungkung memang sarat dengan nuansa mistis. Apalagi pada beberapa gedung masih menggunakan bekas ruangan peninggalan Belanda, termasuk ruangan Asisten I.
Menurut seorang petugas Satpol PP Klungkung, sekitar 5 tahun lalu dirinya kerap melihat penampakan anak kecil berkepala gundul. Bahkan pada salah satu pohon jepun di Kantor Bupati, juga kerap ada monyet bergelantungan. Penampakan ini disaksikan ketika dia tengah bertugas patroli malam. “Itu kejadiannya sudah lama, kalau sekarang saya tidak pernah melihat penampakan itu lagi,” ungkap seorang anggota Sat Pol PP yang enggan disebutkan namanya.
Sementara Jro Mangku Made Kasta yang juga Wabup Klungkung mengatakan, upacara ngulapin dan penyucian (prayascita) yang digelar di ruangan almarhum kemarin bertujuan mensucikan mala di ruangan Asisten I. Termasuk pada orang yang turut melakukan evakuasi perlu dilukat, supaya pikirannya tidak terganggu. Sementara untuk upacara pengulapan itu memang penting, secara teropong niskala arwah yang bersangkutan diyakini tetap berada di lokasi kejadian. Untuk itu fungsi banten pengulapan yang dilakukan pihak keluarga, akan memanggil dan menuntun untuk mengajak terelebih dahulu RSUD. 7 w
Komentar