Rai Mantra Dukung Serial 'Pulau Plastik' Jadi Wahana Edukasi
Tekankan Peduli Lingkungan dan Bijaksana Gunakan Plastik
DENPASAR, NusaBali
Serial ‘Pulau Plastik’ yang digagas Gede Robby Navicula guna memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang bahaya plastik akhirnya tuntas dikerjakan. Beragam aktivitas masyarakat mengenai sampah dan plastik dikemas dalam sajian film yang direncanakan akan berlangsung hingga 8 episode ini. Launching perdaana film yang juga melibatkan Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sebagai salah satu pengisi segmen ini dilaksanakan di Potato Head, Kerobokan, Badung, Jumat (1/2) petang.
Rai Mantra pun berkesempatan hadir dan menonton langsung serial film bertemakan lingkungan ini. Hadir pula Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra bersama stakeholder, komunitas peduli lingkungan, serta penonton yang didominasi wisatawan asing. Dalam kesempatan tersebut, Rai Mantra juga turut meninjau langsung lab pengolahan sampah dan limbah, utamanya yang berbahan plastik di kawasan tersebut.
Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa film ‘Pulau Plastik’ ini merupakan salah satu wahana edukasi yang baik bagi masyarakat. Utamanya mengenai lingkungan serta pengurangan sampah dan bijak menggunakan plastik. Dimana saat ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bahaya plastik yang keberadaannya kini telah menjadi bagian dari kehidupan kita.
“Dengan adanya film ini tentu sangat baik sebagai ajang edukasi bagi masyarakat, bahwa plastik yang saat ini masih dirasa sebagai permasalahan sepele justru sangat berdampak besar dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
Rai Mantra menambahkan bahwa bahaya inilah yang harus ditanggulangi sehingga mampu menyelamatkan anak dan cucu kita kedepannya. Menurutnya, jika plastik terus dibiarkan dan tidak terkontrol, masalah besar akan terjadi. Dimana, keberadaan tentu akan mempengaruhi berbagai sektor penting. Mulai dari kesehatan, ekonomi, serta ancaman besar bagi dunia priwisata di Bali.
“Tentu kita tidak ingin bahaya plastik itu terjadi dan mengganggu sektor penting kehidupan manusia, dan mulai dari sekarang kita harus bergerak bersama untuk bijaksana mengurangi plastik,” ajak Rai Mantra.
Ketika dikonfirmasi mengenai peran dalam film ‘Pulau Plastik’ ini Rai Mantra mengaku itu merupakan bagian dari upaya sosialisasi Perwali Nomor 36 Tahun 2018 yang dikeluarkan Walikota Denpasar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai di Denpasar.
“Kebetulan ada yang ngajakin ikut ya bagus, kebetulan juga kami di Denpasar sangat komitmen untuk pengurangan plastik ini, dan kedepan kolaborasi ini akan terus kita pacu sehingga film-film seperti Pulau Plastik ini dapat terus bertambah untuk mengkampanyekan peduli lingkungan utamanya pengurangan penggunaan plastik untuk menyelamatkan bumi dan anak cucu kita,” jelasnya.
Dijumpai usai pemutaran perdana, Gede Robby Navicula yang juga selaku host dalam film tersebut mengatakan bahwa saat ini kondisi bumi kian menghawatirkan, khususnya mengenai permasalahan sampah. Dimana, saat ini sampah sudah menjadi pengisi setiap sudut bumi. Tak hanya di darat, sampah juga menjadi ancman bagi semua lini di bumi.
“Banyak masyarakat yang belum mengatahui bahaya sampah yang mereka buang, dan tanpa sadar mikro plastik itu sebenarnya sudah berada di sekitar kita, jadi yang kita buang justru kembali kita makan karena adanya pencemaran plastik tersebut,” jelasnya. *mi
Serial ‘Pulau Plastik’ yang digagas Gede Robby Navicula guna memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang bahaya plastik akhirnya tuntas dikerjakan. Beragam aktivitas masyarakat mengenai sampah dan plastik dikemas dalam sajian film yang direncanakan akan berlangsung hingga 8 episode ini. Launching perdaana film yang juga melibatkan Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra sebagai salah satu pengisi segmen ini dilaksanakan di Potato Head, Kerobokan, Badung, Jumat (1/2) petang.
Rai Mantra pun berkesempatan hadir dan menonton langsung serial film bertemakan lingkungan ini. Hadir pula Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra bersama stakeholder, komunitas peduli lingkungan, serta penonton yang didominasi wisatawan asing. Dalam kesempatan tersebut, Rai Mantra juga turut meninjau langsung lab pengolahan sampah dan limbah, utamanya yang berbahan plastik di kawasan tersebut.
Walikota Rai Mantra mengatakan bahwa film ‘Pulau Plastik’ ini merupakan salah satu wahana edukasi yang baik bagi masyarakat. Utamanya mengenai lingkungan serta pengurangan sampah dan bijak menggunakan plastik. Dimana saat ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bahaya plastik yang keberadaannya kini telah menjadi bagian dari kehidupan kita.
“Dengan adanya film ini tentu sangat baik sebagai ajang edukasi bagi masyarakat, bahwa plastik yang saat ini masih dirasa sebagai permasalahan sepele justru sangat berdampak besar dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia,” jelasnya.
Rai Mantra menambahkan bahwa bahaya inilah yang harus ditanggulangi sehingga mampu menyelamatkan anak dan cucu kita kedepannya. Menurutnya, jika plastik terus dibiarkan dan tidak terkontrol, masalah besar akan terjadi. Dimana, keberadaan tentu akan mempengaruhi berbagai sektor penting. Mulai dari kesehatan, ekonomi, serta ancaman besar bagi dunia priwisata di Bali.
“Tentu kita tidak ingin bahaya plastik itu terjadi dan mengganggu sektor penting kehidupan manusia, dan mulai dari sekarang kita harus bergerak bersama untuk bijaksana mengurangi plastik,” ajak Rai Mantra.
Ketika dikonfirmasi mengenai peran dalam film ‘Pulau Plastik’ ini Rai Mantra mengaku itu merupakan bagian dari upaya sosialisasi Perwali Nomor 36 Tahun 2018 yang dikeluarkan Walikota Denpasar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai di Denpasar.
“Kebetulan ada yang ngajakin ikut ya bagus, kebetulan juga kami di Denpasar sangat komitmen untuk pengurangan plastik ini, dan kedepan kolaborasi ini akan terus kita pacu sehingga film-film seperti Pulau Plastik ini dapat terus bertambah untuk mengkampanyekan peduli lingkungan utamanya pengurangan penggunaan plastik untuk menyelamatkan bumi dan anak cucu kita,” jelasnya.
Dijumpai usai pemutaran perdana, Gede Robby Navicula yang juga selaku host dalam film tersebut mengatakan bahwa saat ini kondisi bumi kian menghawatirkan, khususnya mengenai permasalahan sampah. Dimana, saat ini sampah sudah menjadi pengisi setiap sudut bumi. Tak hanya di darat, sampah juga menjadi ancman bagi semua lini di bumi.
“Banyak masyarakat yang belum mengatahui bahaya sampah yang mereka buang, dan tanpa sadar mikro plastik itu sebenarnya sudah berada di sekitar kita, jadi yang kita buang justru kembali kita makan karena adanya pencemaran plastik tersebut,” jelasnya. *mi
Komentar