Peradah Bali Rancang Program Masuk Desa
Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia Bali menyiapkan program atau gerakan unggulan yang dinamakan ‘Peradah Masuk Desa’ dengan menyasar desa adat.
DENPASAR, NusaBali
"Bentuknya nanti bisa berupa sosialisasi, dharmatula (diskusi), dan kegiatan-kegiatan lain yang kami sinergikan dengan masyarakat di desa, termasuk sekaa teruna (organisasi kepemudaan) yang semestinya menjadi corong terdepan menjaga Hindu di Bali," kata Ketua DPP Peradah Bali Komang Agus Widiantara, dalam Rapat Kerja Daerah VII Peradah Indonesia Bali, di Kantor PHDI Provinsi Bali, Selasa (5/2).
Program Peradah Masuk Desa tersebut merupakan salah satu unggulan dari puluhan program kerja yang siap direalisasikan selama satu periode kepengurusan DPP Peradah Indonesia Bali 2018-2021.
Di sisi lain, program itu dicanangkan sebagai respons pembangunan desa yang selama ini dinilai lebih banyak bertumpu pada pembangunan fisik, sekaligus untuk meningkatkan kehadiran organisasi kepemudaan yang hampir berumur 35 tahun itu.
Agus berpandangan selama ini pembangunan-pembangunan yang bersifat pengembangan SDM hingga keahlian, khususnya untuk pemuda masih mendapat porsi yang kecil. "Saat ini kebanyakan pembangunan desa itu diarahkan untuk program pembangunan, anggarannya untuk merenovasi pura atau pembangunan sarana-sarana fisik, hanya sedikit yang diarahkan untuk peningkatan sumber daya manusianya," ujarnya.
Selain ‘Peradah Masuk Desa’, program unggulan yang siap direalisasikan di antaranya Peradah Goes to School & Campus, Literasi Milenial Bali, Pelatihan Keriwausahaan, Dharmaduta Go Digital, Peradah Ngejot, Gerakan Kedas Sampah Plastik (Gedastik), hingga Diklat Advokasi dan pembentukan Klinik Hukum Hindu. "Ada juga Diklat Advokasi dan pembentukan Klinik Hukum Hindu disiapkan untuk mengadvokasi masalah-masalah keagamaan dan adat yang selama ini banyak terjadi di Bali," ucapnya.
Rakerda yang dihadiri oleh kader Peradah se-Bali tersebut juga untuk konsolidasi dan sinergi program dengan pengurus Peradah di tiap-tiap kabupaten/kota dan organ pemuda serta mahasiswa.
Pada kesempatan tersebut, Peradah Bali juga memetakan kabupaten/kota yang potensial dan mesti mendapatkan perhatian khusus seperti Denpasar, Badung, Jembrana dan Karamgasem. "Kabupaten dan kota ini kami pandang memiliki persoalan sosial, budaya, ekonomi, dan SDM yang wajib mendapat perhatian dari pengurus Peradah di daerah," kata Agus. *mi
"Bentuknya nanti bisa berupa sosialisasi, dharmatula (diskusi), dan kegiatan-kegiatan lain yang kami sinergikan dengan masyarakat di desa, termasuk sekaa teruna (organisasi kepemudaan) yang semestinya menjadi corong terdepan menjaga Hindu di Bali," kata Ketua DPP Peradah Bali Komang Agus Widiantara, dalam Rapat Kerja Daerah VII Peradah Indonesia Bali, di Kantor PHDI Provinsi Bali, Selasa (5/2).
Program Peradah Masuk Desa tersebut merupakan salah satu unggulan dari puluhan program kerja yang siap direalisasikan selama satu periode kepengurusan DPP Peradah Indonesia Bali 2018-2021.
Di sisi lain, program itu dicanangkan sebagai respons pembangunan desa yang selama ini dinilai lebih banyak bertumpu pada pembangunan fisik, sekaligus untuk meningkatkan kehadiran organisasi kepemudaan yang hampir berumur 35 tahun itu.
Agus berpandangan selama ini pembangunan-pembangunan yang bersifat pengembangan SDM hingga keahlian, khususnya untuk pemuda masih mendapat porsi yang kecil. "Saat ini kebanyakan pembangunan desa itu diarahkan untuk program pembangunan, anggarannya untuk merenovasi pura atau pembangunan sarana-sarana fisik, hanya sedikit yang diarahkan untuk peningkatan sumber daya manusianya," ujarnya.
Selain ‘Peradah Masuk Desa’, program unggulan yang siap direalisasikan di antaranya Peradah Goes to School & Campus, Literasi Milenial Bali, Pelatihan Keriwausahaan, Dharmaduta Go Digital, Peradah Ngejot, Gerakan Kedas Sampah Plastik (Gedastik), hingga Diklat Advokasi dan pembentukan Klinik Hukum Hindu. "Ada juga Diklat Advokasi dan pembentukan Klinik Hukum Hindu disiapkan untuk mengadvokasi masalah-masalah keagamaan dan adat yang selama ini banyak terjadi di Bali," ucapnya.
Rakerda yang dihadiri oleh kader Peradah se-Bali tersebut juga untuk konsolidasi dan sinergi program dengan pengurus Peradah di tiap-tiap kabupaten/kota dan organ pemuda serta mahasiswa.
Pada kesempatan tersebut, Peradah Bali juga memetakan kabupaten/kota yang potensial dan mesti mendapatkan perhatian khusus seperti Denpasar, Badung, Jembrana dan Karamgasem. "Kabupaten dan kota ini kami pandang memiliki persoalan sosial, budaya, ekonomi, dan SDM yang wajib mendapat perhatian dari pengurus Peradah di daerah," kata Agus. *mi
1
Komentar