Ismaya Sebut Istrinya Dibawah Pengaruh Niskala
Prahara menimpa rumah tangga I Ketut Putra Ismaya Jaya, 40, dan istrinya Yuyun Yulianti, 31.
Prahara Rumah Tangga yang Berujung Laporan ke Polisi
DENPASAR, NusaBali
Prahara rumah tangga calon anggota DPD RI Dapil Bali tersebut pun berujung pada pelaporan kepada pihak kepolisian. Oleh Ismaya, masalah itu terjadi diyakini karena pengaruh niskala. Kepada awak media di Denpasar, Selasa (5/2) malam , Ismaya dan Yuyun menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di rumah mereka di Jalam Seroja, Perumahan Nuansa Seroja, Gang Belimbing, Nomor 3, Denpasar Timur, Rabu (30/1) pukul 13.00 Wita itu terjadi di luar kesadaran.
Ismaya yang didampingi istrinya membeberkan peristiwa sesungguhnya terjadi. Ismaya mengungkapkan masalah itu terjadi hanya gara-gara bakso. Sebelum terjadi keributan, diakuinya, semuanya baik-baik saja.
Diceritakan, siang itu, dirinya sedang makan. Tak lama kemudian, datang istrinya, Yuyun, membawa bakso beberapa bungkus. Melihat istrinya bawa bungkasan bakso cukup banyak, Ismaya pun bertanya, ‘kenapa beli bakso sebanyak itu’. Ditanya demikian, ternyata Yuyun merespon dengan ketus dan balik bertanya, ‘kenapa kalau saya beli banyak bakso?
Ismaya kemudian menanggapinya, ‘siapa tahu nanti tak habis makan’. Mendapat kalimat itu, Yuyun kembali merespon, ‘kenapa makan saja harus diatur’. Ismaya menjawabnya lagi dengan bilang ‘cuman tanya saja. Jangan sampai boros’.
"Nah, karena saya bilang begitu, istri saya bilang ya sudah kita cerai saja. Mendapat ocehan itu saya pun kesal dan banting piring. Karena saya banting piring istri saya menangis dan ngamuk. Melihat hal itu saya tarik istri saya untuk di bawa ke dalam. Dia tak mau dan pergi. Ternyata dia pergi melapor ke Polresta Denpasar. Saat peristiwa itu, beberapa saksi berada di rumah. Saya mengejar dia ke Polresta dengan membawa anak saya agar dia tenang. Ternyata dia tak peduli. Jangankan saya, anaknya saja dia tak peduli. Disentuh pun tidak," beber Ismaya.
Melihat apa yang dilakukan Yuyun, Ismaya heran dan merasa ada yang aneh. Bahkan, kata dia, saat melapor di Polresta, Yuyun tak mau melihatnya dan anaknya. "Dalam hati saya berkata saya terima ujian ini. Saya yakin Tuhan bersama saya. Ini adalah cara Tuhan untuk memberi saya ujian. Jangankan di luar di dalam pun saya diuji. Benar saja setelah dia sadar pada malam hari setelah melapor ke Polresta, istri saya menangis sejadi-jadinya dan meminta maaf. Saat itu saya bilang saya tetap merasa kamu adalah istri saya," lanjut pentolan ormas asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini
Karena sudah merasa istrinya sudah membaik, keesokanya mereka berdua bersama-sama ke Polresta untuk mencabut laporan. Intinya kata Ismaya, dia tak memukul istrinya. “Lima saksi sudah diperiksa. Semuanya mengatakan saya tak memukul istri saya. Termasuk pamannya Yuyun jadi saksi. Jadi, tidak ada pemukulan atau penganiayaan,” tegasnya. "Intinya dalam peristiwa itu saya tak memukul atau menganiaya istri saya. Kalau saya memukul harusnya istri saya lebam. Saya tidak memukul dia. Saya hanya menarik saja. Istri saya berontak. Mungkin saat itu terjadi goresan. Goresan itu yang dilapor ke polisi. Saya sendiri minta maaf kepada pihak Polresta atas apa yang dilakukan oleh istri saya. Sehingga membuat tidak nyaman dan tidak enak. Selain itu saya minta maaf kepada masyarakat Bali,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Yuyun mengatakan dirinya tidak sadar telah melaporkan suaminya ke polisi. Dia baru menyadarinya sehari usai membuat laporan polisi. Bahkan luka gores pada wajahnya pun diakuinya karena tangannya sendiri. Bukan karena dipukul Ismaya. “Saya pun bingung kok bisa saya melapor suami saya sendiri. Saya sudah upaya mencabut laporan namun belum ada kejelasan," kata Yuyun.
Di Polresta proses pencabutan laporan masih berjalan alot sehingga Yuyun depresi dan menyesali semua langkah yang ditempuh dalam keadaan tidak sadar itu. Ia mengaku tidak mau keluarganya hancur. Selain itu tidak mau datangi kantor polisi karena masalah tersebut sudah damai dengan sang suami. “Kalau soal polisi, saya serahkan kepada pengacara saya Togar Situmorang untuk mencabut laporan ini nantinya,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolresta Denpasar, Kombes Ruddi Setiawan dan Kasat Reskrim I Wayan Artha yang dikonfirmasi terkait perkembangan kasus ini belum memberi jawaban. Beberapa kali dihubungi via telpon dan WhatsApp tidak ada jawaban. *po
DENPASAR, NusaBali
Prahara rumah tangga calon anggota DPD RI Dapil Bali tersebut pun berujung pada pelaporan kepada pihak kepolisian. Oleh Ismaya, masalah itu terjadi diyakini karena pengaruh niskala. Kepada awak media di Denpasar, Selasa (5/2) malam , Ismaya dan Yuyun menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di rumah mereka di Jalam Seroja, Perumahan Nuansa Seroja, Gang Belimbing, Nomor 3, Denpasar Timur, Rabu (30/1) pukul 13.00 Wita itu terjadi di luar kesadaran.
Ismaya yang didampingi istrinya membeberkan peristiwa sesungguhnya terjadi. Ismaya mengungkapkan masalah itu terjadi hanya gara-gara bakso. Sebelum terjadi keributan, diakuinya, semuanya baik-baik saja.
Diceritakan, siang itu, dirinya sedang makan. Tak lama kemudian, datang istrinya, Yuyun, membawa bakso beberapa bungkus. Melihat istrinya bawa bungkasan bakso cukup banyak, Ismaya pun bertanya, ‘kenapa beli bakso sebanyak itu’. Ditanya demikian, ternyata Yuyun merespon dengan ketus dan balik bertanya, ‘kenapa kalau saya beli banyak bakso?
Ismaya kemudian menanggapinya, ‘siapa tahu nanti tak habis makan’. Mendapat kalimat itu, Yuyun kembali merespon, ‘kenapa makan saja harus diatur’. Ismaya menjawabnya lagi dengan bilang ‘cuman tanya saja. Jangan sampai boros’.
"Nah, karena saya bilang begitu, istri saya bilang ya sudah kita cerai saja. Mendapat ocehan itu saya pun kesal dan banting piring. Karena saya banting piring istri saya menangis dan ngamuk. Melihat hal itu saya tarik istri saya untuk di bawa ke dalam. Dia tak mau dan pergi. Ternyata dia pergi melapor ke Polresta Denpasar. Saat peristiwa itu, beberapa saksi berada di rumah. Saya mengejar dia ke Polresta dengan membawa anak saya agar dia tenang. Ternyata dia tak peduli. Jangankan saya, anaknya saja dia tak peduli. Disentuh pun tidak," beber Ismaya.
Melihat apa yang dilakukan Yuyun, Ismaya heran dan merasa ada yang aneh. Bahkan, kata dia, saat melapor di Polresta, Yuyun tak mau melihatnya dan anaknya. "Dalam hati saya berkata saya terima ujian ini. Saya yakin Tuhan bersama saya. Ini adalah cara Tuhan untuk memberi saya ujian. Jangankan di luar di dalam pun saya diuji. Benar saja setelah dia sadar pada malam hari setelah melapor ke Polresta, istri saya menangis sejadi-jadinya dan meminta maaf. Saat itu saya bilang saya tetap merasa kamu adalah istri saya," lanjut pentolan ormas asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng ini
Karena sudah merasa istrinya sudah membaik, keesokanya mereka berdua bersama-sama ke Polresta untuk mencabut laporan. Intinya kata Ismaya, dia tak memukul istrinya. “Lima saksi sudah diperiksa. Semuanya mengatakan saya tak memukul istri saya. Termasuk pamannya Yuyun jadi saksi. Jadi, tidak ada pemukulan atau penganiayaan,” tegasnya. "Intinya dalam peristiwa itu saya tak memukul atau menganiaya istri saya. Kalau saya memukul harusnya istri saya lebam. Saya tidak memukul dia. Saya hanya menarik saja. Istri saya berontak. Mungkin saat itu terjadi goresan. Goresan itu yang dilapor ke polisi. Saya sendiri minta maaf kepada pihak Polresta atas apa yang dilakukan oleh istri saya. Sehingga membuat tidak nyaman dan tidak enak. Selain itu saya minta maaf kepada masyarakat Bali,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Yuyun mengatakan dirinya tidak sadar telah melaporkan suaminya ke polisi. Dia baru menyadarinya sehari usai membuat laporan polisi. Bahkan luka gores pada wajahnya pun diakuinya karena tangannya sendiri. Bukan karena dipukul Ismaya. “Saya pun bingung kok bisa saya melapor suami saya sendiri. Saya sudah upaya mencabut laporan namun belum ada kejelasan," kata Yuyun.
Di Polresta proses pencabutan laporan masih berjalan alot sehingga Yuyun depresi dan menyesali semua langkah yang ditempuh dalam keadaan tidak sadar itu. Ia mengaku tidak mau keluarganya hancur. Selain itu tidak mau datangi kantor polisi karena masalah tersebut sudah damai dengan sang suami. “Kalau soal polisi, saya serahkan kepada pengacara saya Togar Situmorang untuk mencabut laporan ini nantinya,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolresta Denpasar, Kombes Ruddi Setiawan dan Kasat Reskrim I Wayan Artha yang dikonfirmasi terkait perkembangan kasus ini belum memberi jawaban. Beberapa kali dihubungi via telpon dan WhatsApp tidak ada jawaban. *po
1
Komentar