Bupati Karangasem Diminta Tak Bantu Gepeng
Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri memutuskan, penanganan masalah gepeng ke depan akan dilakukan secara komprehensif.
AMLAPURA, NusaBali
Selama ini Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, merupakan salah satu basis gelandangan dan pengemis (gepeng) di Bali. Meski demikian, tokoh Banjar Muntigunung I Gede Agung Pasrisak Juliawan, melarang Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyalurkan bantuan kepada warga yang berstatus gepeng. Sebab, gepeng tersebut lebih kaya dari warga yang bekerja sebagai petani.
Bahkan secara umum, warga di Banjar Muntigunung rata-rata tergolong orang mampu. Agung Juliawan mengakui menggepeng adalah menyangkut faktor mental yang sulit diubah. Di samping itu ibu-ibu rumah tangga mengajak bayi menggepeng, sehari mampu mendatangkan penghasilan hingga Rp 300.000.
“Makanya jangan kasih bantuan kepada gepeng itu, nanti ramai-ramai mengaku gepeng. Sekitar 10 tahun lalu, saya menyalurkan 48 bedah rumah, justru yang dapat warga yang bukan gepeng,” kata Agung Juliawan di acara Sinergitas Penanganan Gepeng Berbasis Desa Adat, digagas Bupati Karangasem di Rumah Pintar, Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Rabu (11/5). Acar tersebut dihadiri kadis sosial dan Satpol PP se-Bali.
Sebab, warga yang bekerja sebagai petani lebih miskin dibandingkan gepeng. Agung Juliawan menyarankan sebaiknya pemerintah membantu Banjar Muntigunung, untuk pengembangan objek wisata terutama perbaikan infrastruktur jalan, suplai air bersih, dan membuka lapangan pekerjaan. “Sebenarnya warga Banjar Muntigunung itu kaya. Kalau mau bukti, jelang hari Nyepi di sini berjejer mobil-mobil mewah. Mestinya warga yang berhasil, saling berbagi,” tambahnya.
Sementara tokoh dari Banjar Pelisan, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, I Nengah Sudarma, menyatakan, di kampungnya hanya 5 KK yang menggepeng. Menggepeng disebabkan latar belakang pendidikan kurang, sumber daya manusia juga kurang, kesulitan dapat suplai air, akses jalan belum optimal, dan kondisi alamnya yang kurang bersahabat.
“Petugas memulangkan gepeng itu, tiga hari kemudian kembali menggepeng begitu seterusnya,” jelas Sudarma.
Kadis Sosial Buleleng Gede Komang menanggapi perihal gepeng itu. Menurutnya, pihaknya menertibkan gepeng menggunakan perasaan. “Sebelum saya amankan gepeng, terlebih dahulu sediakan karpet, bantal, dan makanan. Saya dukung Karangasem percepat penanganan gepeng.” Masukan dari Kasatpol PP Karangasem Iwan Suparta agar studi banding ke Desa Trunyan, Bangli. Sebab, jauh sebelumnya gepeng berasal dari Desa Trunyan, kali ini telah tertangani.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, tertarik dengan masukan dari tokoh Banjar Muntigunung mengenai pentingnya penanganan gepeng secara komprehensif. “Makanya penanganan gepeng ke depan secara terpadu,” jelasnya. 7 k16
Komentar