Perajin Lebih Memilih Buat Tapel Ogoh-ogoh
Perajin ogoh-ogoh, Ida Ketut Santosa, di Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem menolak menerima pesanan ogoh-ogoh.
AMLAPURA, NusaBali
Ida Ketut Santosa memilih menerima pesanan hanya membuat tapel untuk ogoh-ogoh. Alasannya, lebih praktis dan tidak memerlukan tempat luas. Pemesan cukup membawa gambar dan ukuran, dalam waktu tiga hari satu tapel selesai digarap.
Saat ini Ida Ketut Santosa membuat pesanan 46 tapel berbagai ukuran. “Sejak dua tahun lalu, saya menolak pesanan membuat ogoh-ogoh, karena perlu tempat yang luas, bahan banyak, dan tenaga banyak. Saya memutuskan hanya melayani pesanan tapel untuk ogoh-ogoh,” jelas Ida Ketut Santosa, Kamis (7/2). Penggarapan tapel dibantu oleh tiga tenaga kerja, I Wayan Arsana, I Ketut Pasek, dan Ida Nyoman Jelantik.
Ida Ketut Santosa membuat tapel berbahan Styrofoam. Ia membeli styrofoam balok ukuran 2 meter x 1 meter x 30 cm untuk 20 tapel seharga Rp 800.000. “Dalam satu hari dapat 3 tapel belum jadi. Jika dari awal pengerjaan hingga finishing satu tapel dikerjakan 3 hari. Mengeringkan cat yang lama,” katanya. Harga tapel yang dikerjakan bervariasi mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 600.000.
Terpisah, Perbekel Desa Bebandem, I Gede Partdana, mengaku sejumlah sekaa teruna sudah membuat ogoh-ogoh di balai banjar. Anggota sekaa teruna suntuk membuat ogoh-ogoh pada malam hari. Namun di antara mereka banyak yang membuat rangkanya saja. Tapelnya mereka pesan di pengrajin. “Banyak di antara sekaa teruna yang beli tapel,” ungkapnya. *k16
Ida Ketut Santosa memilih menerima pesanan hanya membuat tapel untuk ogoh-ogoh. Alasannya, lebih praktis dan tidak memerlukan tempat luas. Pemesan cukup membawa gambar dan ukuran, dalam waktu tiga hari satu tapel selesai digarap.
Saat ini Ida Ketut Santosa membuat pesanan 46 tapel berbagai ukuran. “Sejak dua tahun lalu, saya menolak pesanan membuat ogoh-ogoh, karena perlu tempat yang luas, bahan banyak, dan tenaga banyak. Saya memutuskan hanya melayani pesanan tapel untuk ogoh-ogoh,” jelas Ida Ketut Santosa, Kamis (7/2). Penggarapan tapel dibantu oleh tiga tenaga kerja, I Wayan Arsana, I Ketut Pasek, dan Ida Nyoman Jelantik.
Ida Ketut Santosa membuat tapel berbahan Styrofoam. Ia membeli styrofoam balok ukuran 2 meter x 1 meter x 30 cm untuk 20 tapel seharga Rp 800.000. “Dalam satu hari dapat 3 tapel belum jadi. Jika dari awal pengerjaan hingga finishing satu tapel dikerjakan 3 hari. Mengeringkan cat yang lama,” katanya. Harga tapel yang dikerjakan bervariasi mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 600.000.
Terpisah, Perbekel Desa Bebandem, I Gede Partdana, mengaku sejumlah sekaa teruna sudah membuat ogoh-ogoh di balai banjar. Anggota sekaa teruna suntuk membuat ogoh-ogoh pada malam hari. Namun di antara mereka banyak yang membuat rangkanya saja. Tapelnya mereka pesan di pengrajin. “Banyak di antara sekaa teruna yang beli tapel,” ungkapnya. *k16
Komentar