KPU Bali Antisipasi Erupsi Gunung Agung Saat Coblosan
Selain mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dalam Pileg/Pilpres 2019, KPU Bali juga antisipasi kemungkinan bencana erupsi Gunung Agung di Karangasem saat hari H coblosan, 17 April 2019 mendatang.
BPBD Bali Telah Siapkan 28 Desa Jalur Evakuasi
DENPASAR, NusaBali
KPU Bali telah membuat mitigasi bencana alam ketika terjadi erupsi Gunung Agung, sehingga penyaluran hak pilih masyarakat dalam Pemilu tetap bisa dilaksanakan.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gde Lidartawan, mengatakan pihaknya telah menyiapkan mitigasi terkait dengan kondisi Gunung Agung. “Kami sudah buat skenario soal siapa yang mengkomando, siapa yang melakukan evakuasi, dan ke mana masyarakat diarahkan salurkan hak pilihnya jika terjadi erupsi Gunung Agung,” papar Dewa Agung Lidartawan di Denpasar, Minggu (10/2).
Menurut Lidartawan, KPU Bali juga telah menyiapkan antisipasi bagaimana kelangsungan Pileg/Pilpres 2019 jika terjadi letusan Gunung Agung. Dengan antisipasi tersebut, semua masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya.
Berdasarkan hasil rapat terbuka rekapitulasi penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tahap 2 Pemilu 2019 per 1 Desember 2019, jumlah pemilih di Bali mencapai 3.130.288 orang. Mereka akan nyoblos di 12.384 TPS yang terseber di 716 desa/kelurahan pada 57 kecamatan di seluruh Bali.
Dari jumlah pemilih sebanyak itu, 380.195 orang di antarannya akan menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Karangasem. Pemilih di Karangasem ini akan nyoblos di 1.706 TPS yang tersebar pada 78 desa di 8 kecamatan.
Jumlah pemilih terbanyak tetap berada di Buleleng sebanyak 582.437 orang, disusul Kota Denpasar (464.132 pemilih), Badung (384.609 pemilih), Karangasem (380.195 pemilih), Gianyar (370.030 pemilih), Tabanan (366.150 pemilih), Jembrana (235.284 pemilih), Bangli (187.371 pemilih), dan Klungkung (160.080 pemilih).
Khusus pemilih di Karangasem, sebagian dari mereka tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Agung, yang tersebar di sejumlah kecamatan. Mereka inilah yang diantisipasi agar bisa mencoblos jika terjadi bencana erupsi Gunung Agung. “Kita mengawal supaya pelaksanaan pemilihan di Karangasem nanti lancar,” tegas Lidartawan.
Terkait masalah kesiapan pelaksanaan Pileg/Pilpres 2019, menurut Lidartawan, saat ini KPU Bali sedang merampungkan penyaluran logistik Pemilu berupa surat suara. “Logistik berupa surat suara sudah mulai disalurkan. Kami koordinasi dengan percetakan di Bali yang ditunjuk melaksanakan pencetakan surat suara. Ada surat suara yang didatangkan dari luar Bali, ada juga yang dicetak khusus di Bali. Nah, kita bersama-sama mengawal penyaluran surat suara ini,” tandas mantan Ketua KPU Bangli dua periode (2008-2013, 2013-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk evakuasi krama Karangasem yang berada di wilayah KRB, jika terjadi erupsi Gunung Agung bersamaan dengan pelaksanaan coblosan Pileg/Pilpres 2019. “Mudah-mudahan selamanya tidak terjadi bencana alam ini. Tapi, kami sudah susun strategi dan skenario evakuasi,” ujar Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Menurut Made Rentin, ada 28 desa di Karangasem yang dijadikan jalur evakuasi ketika Gunung Agung meletus saat Pileg/Pilpres 2019. BPBBD Bali pun sudah berembuk dengan PPBD Karangasem dan Pasubayan Karangasem---yang selama ini sangat aktif dalam penanganan bencana alam Gunung Agung.
“Ketika terjadi erupsi Gunung Agung saat coblosan, 28 desa tersebut sudah siap jadi jalur evakuasi. Kami sudah petakan dalam beberapa kali rapat di Karangasem. Apa saja dilakukan jika saat proses coblosan terjadi erupsi Gunung Agung, ke mana jalur evakuasinya? Itu sudah sudah disiapkan,” tegas mantan Kabag Umum dan Humas DPRD Bali yang belum genap sepekan promosi menjadi Kepala BPBD Bali ini.
Made Renin juga menyebutkan evakuasi yang disiapkan ini sudah berbasis banjar, tidak lagi berbasis desa. Pasalnya, pempat pemungutan suara (TPS) saat coblosan Pemilu itu berada di banjar-banjar.
“Kami sudah sarankan kepada BPBD Karangasem agar sekupnya diperkecil ke banjar, supaya lebih detail. Ke mana berkumpul saat bencana, termasuk kami sudah coklit (dilakukan pencocokan dan penelitian) daftar pemilih dan fasilitas saat pemilihan ketika bencana terjadi,” ujar birokrat asal Banjar Denkayu, Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Menurut Made Rentin, dalam waktu dekat KPU Bali juga mengundang BPBD Bali dan BPBD Karangasem untuk bahas antisipasi erupsi Gunung Agung saart coblosan Pemilu ini. “Kami BPBD Bali akan diajak rapat oleh KPU Bali untuk mematangkan kesiapan ini. Pileg dan Pilpres tinggal hitungan hari, kita berharap semuanya berjalan lancar,” tandas Rentin. *nat
DENPASAR, NusaBali
KPU Bali telah membuat mitigasi bencana alam ketika terjadi erupsi Gunung Agung, sehingga penyaluran hak pilih masyarakat dalam Pemilu tetap bisa dilaksanakan.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gde Lidartawan, mengatakan pihaknya telah menyiapkan mitigasi terkait dengan kondisi Gunung Agung. “Kami sudah buat skenario soal siapa yang mengkomando, siapa yang melakukan evakuasi, dan ke mana masyarakat diarahkan salurkan hak pilihnya jika terjadi erupsi Gunung Agung,” papar Dewa Agung Lidartawan di Denpasar, Minggu (10/2).
Menurut Lidartawan, KPU Bali juga telah menyiapkan antisipasi bagaimana kelangsungan Pileg/Pilpres 2019 jika terjadi letusan Gunung Agung. Dengan antisipasi tersebut, semua masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya.
Berdasarkan hasil rapat terbuka rekapitulasi penyempurnaan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tahap 2 Pemilu 2019 per 1 Desember 2019, jumlah pemilih di Bali mencapai 3.130.288 orang. Mereka akan nyoblos di 12.384 TPS yang terseber di 716 desa/kelurahan pada 57 kecamatan di seluruh Bali.
Dari jumlah pemilih sebanyak itu, 380.195 orang di antarannya akan menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Karangasem. Pemilih di Karangasem ini akan nyoblos di 1.706 TPS yang tersebar pada 78 desa di 8 kecamatan.
Jumlah pemilih terbanyak tetap berada di Buleleng sebanyak 582.437 orang, disusul Kota Denpasar (464.132 pemilih), Badung (384.609 pemilih), Karangasem (380.195 pemilih), Gianyar (370.030 pemilih), Tabanan (366.150 pemilih), Jembrana (235.284 pemilih), Bangli (187.371 pemilih), dan Klungkung (160.080 pemilih).
Khusus pemilih di Karangasem, sebagian dari mereka tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Agung, yang tersebar di sejumlah kecamatan. Mereka inilah yang diantisipasi agar bisa mencoblos jika terjadi bencana erupsi Gunung Agung. “Kita mengawal supaya pelaksanaan pemilihan di Karangasem nanti lancar,” tegas Lidartawan.
Terkait masalah kesiapan pelaksanaan Pileg/Pilpres 2019, menurut Lidartawan, saat ini KPU Bali sedang merampungkan penyaluran logistik Pemilu berupa surat suara. “Logistik berupa surat suara sudah mulai disalurkan. Kami koordinasi dengan percetakan di Bali yang ditunjuk melaksanakan pencetakan surat suara. Ada surat suara yang didatangkan dari luar Bali, ada juga yang dicetak khusus di Bali. Nah, kita bersama-sama mengawal penyaluran surat suara ini,” tandas mantan Ketua KPU Bangli dua periode (2008-2013, 2013-2018) ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk evakuasi krama Karangasem yang berada di wilayah KRB, jika terjadi erupsi Gunung Agung bersamaan dengan pelaksanaan coblosan Pileg/Pilpres 2019. “Mudah-mudahan selamanya tidak terjadi bencana alam ini. Tapi, kami sudah susun strategi dan skenario evakuasi,” ujar Made Rentin saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Menurut Made Rentin, ada 28 desa di Karangasem yang dijadikan jalur evakuasi ketika Gunung Agung meletus saat Pileg/Pilpres 2019. BPBBD Bali pun sudah berembuk dengan PPBD Karangasem dan Pasubayan Karangasem---yang selama ini sangat aktif dalam penanganan bencana alam Gunung Agung.
“Ketika terjadi erupsi Gunung Agung saat coblosan, 28 desa tersebut sudah siap jadi jalur evakuasi. Kami sudah petakan dalam beberapa kali rapat di Karangasem. Apa saja dilakukan jika saat proses coblosan terjadi erupsi Gunung Agung, ke mana jalur evakuasinya? Itu sudah sudah disiapkan,” tegas mantan Kabag Umum dan Humas DPRD Bali yang belum genap sepekan promosi menjadi Kepala BPBD Bali ini.
Made Renin juga menyebutkan evakuasi yang disiapkan ini sudah berbasis banjar, tidak lagi berbasis desa. Pasalnya, pempat pemungutan suara (TPS) saat coblosan Pemilu itu berada di banjar-banjar.
“Kami sudah sarankan kepada BPBD Karangasem agar sekupnya diperkecil ke banjar, supaya lebih detail. Ke mana berkumpul saat bencana, termasuk kami sudah coklit (dilakukan pencocokan dan penelitian) daftar pemilih dan fasilitas saat pemilihan ketika bencana terjadi,” ujar birokrat asal Banjar Denkayu, Desa Werdhi Buana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.
Menurut Made Rentin, dalam waktu dekat KPU Bali juga mengundang BPBD Bali dan BPBD Karangasem untuk bahas antisipasi erupsi Gunung Agung saart coblosan Pemilu ini. “Kami BPBD Bali akan diajak rapat oleh KPU Bali untuk mematangkan kesiapan ini. Pileg dan Pilpres tinggal hitungan hari, kita berharap semuanya berjalan lancar,” tandas Rentin. *nat
Komentar