Dinas PUPR Kaji Pemasangan Pipa Sementara
Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung melakukan kajian untuk memperbaiki senderan saluran irigasi yang jebol di Banjar Batulantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Sabtu (9/2) pagi.
Tangani Saluran Irigasi Longsor di Desa Sulangai
MANGUPURA, NusaBali
Kajian ini adalah upaya jangka pendek supaya lahan pertanian milik warga tidak kekurangan air. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Badung AA Gede Dalem, mengatakan tim teknis telah turun ke lokasi melakukan pengecekan pasca-senderan longsor dengan panjang 10 meter dan tinggi 3,5 meter tersebut.
“Sekarang sedang dikaji apakah memungkinkan untuk menggunakan pipa sementara supaya air bisa mengalir. Keputusannya besok (hari ini) setelah kami bahas dalam rapat,” katanya, Minggu (10/2).
Upaya darurat ini semata-mata demi menyelamatkan lahan pertanian warga di kawasan tersebut. Sebab, yang jebol merupakan saluran irigasi Subak Batulantang Munduk Angantiga. Menurut dia, anggaran perbaikan bersumber dari dana pemeliharaan yang di tahun 2019 dianggarkan senilai Rp 2 miliar untuk enam kecamatan.
“Tapi ini sifatnya jangka pendek, nanti akan kami rancang saluran irigasi di sana menggunakan beton precast (pracetak), sehingga sama seperti saluran irigasi lainnya,” imbuh Gung Dalem., sapaan AA Gede Dalem.
Diberitakan sebelumnya, senderan yang merupakan saluran irigasi subak di Banjar Batulantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, longsor dan menutupi badan jalan pada Sabtu (9/2) pagi kemarin sekitar pukul 06.00 Wita. Longsornya senderan menyebabkan Jalan Raya Angantiga menuju Pura Pucak Tedung terganggu beberapa saat.
Namun, akses jalan kembali terbuka dan normal setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung dibantu Dinas Kebakaran dan Penyelamatan dan URC PUPR Badung turun ke lokasi membersihkan material longsoran. Sekitar satu jam penanganan, material longsor berupa tanah dan bebatuan sudah berhasil dibersihkan dari badan jalan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari, mengatakan senderan saluran irigasi Subak Batulantang Munduk Angantiga tersebut jebol disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur kawasan tersebut. Bersamaan dengan itu debit air cukup besar, sehingga menyebabkan senderan tergerus dan akhirnya longsor pada Sabtu pagi. “Panjang senderan yang longsor sekitar 10 meter dan tinggi 3,5 meter,” ungkapnya. “Kerugian akibat kejadian ini setelah kami data sekitar Rp 25 juta,” imbuhnya. *asa
MANGUPURA, NusaBali
Kajian ini adalah upaya jangka pendek supaya lahan pertanian milik warga tidak kekurangan air. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Badung AA Gede Dalem, mengatakan tim teknis telah turun ke lokasi melakukan pengecekan pasca-senderan longsor dengan panjang 10 meter dan tinggi 3,5 meter tersebut.
“Sekarang sedang dikaji apakah memungkinkan untuk menggunakan pipa sementara supaya air bisa mengalir. Keputusannya besok (hari ini) setelah kami bahas dalam rapat,” katanya, Minggu (10/2).
Upaya darurat ini semata-mata demi menyelamatkan lahan pertanian warga di kawasan tersebut. Sebab, yang jebol merupakan saluran irigasi Subak Batulantang Munduk Angantiga. Menurut dia, anggaran perbaikan bersumber dari dana pemeliharaan yang di tahun 2019 dianggarkan senilai Rp 2 miliar untuk enam kecamatan.
“Tapi ini sifatnya jangka pendek, nanti akan kami rancang saluran irigasi di sana menggunakan beton precast (pracetak), sehingga sama seperti saluran irigasi lainnya,” imbuh Gung Dalem., sapaan AA Gede Dalem.
Diberitakan sebelumnya, senderan yang merupakan saluran irigasi subak di Banjar Batulantang, Desa Sulangai, Kecamatan Petang, longsor dan menutupi badan jalan pada Sabtu (9/2) pagi kemarin sekitar pukul 06.00 Wita. Longsornya senderan menyebabkan Jalan Raya Angantiga menuju Pura Pucak Tedung terganggu beberapa saat.
Namun, akses jalan kembali terbuka dan normal setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung dibantu Dinas Kebakaran dan Penyelamatan dan URC PUPR Badung turun ke lokasi membersihkan material longsoran. Sekitar satu jam penanganan, material longsor berupa tanah dan bebatuan sudah berhasil dibersihkan dari badan jalan. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Badung Ni Nyoman Ermy Setiari, mengatakan senderan saluran irigasi Subak Batulantang Munduk Angantiga tersebut jebol disebabkan hujan yang terus menerus mengguyur kawasan tersebut. Bersamaan dengan itu debit air cukup besar, sehingga menyebabkan senderan tergerus dan akhirnya longsor pada Sabtu pagi. “Panjang senderan yang longsor sekitar 10 meter dan tinggi 3,5 meter,” ungkapnya. “Kerugian akibat kejadian ini setelah kami data sekitar Rp 25 juta,” imbuhnya. *asa
1
Komentar