Kemendikbud Minta Benahi Proses Pembelajaran di Kelas
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriano mengatakan proses pembelajaran di kelas harus dibenahi agar bisa menciptakan kelas yang menyenangkan.
JAKARTA, NusaBali
"Saat ini kita fokus pada peningkatan proses pembelajaran, bagaimana meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas. Jadi prosesnya bukan konten atau materi pembelajarannya," ujar Supriano saat membuka program Innovative Schools Programme (ISP) di Jakarta, Sabtu (9/2).
Menurut Dirjen GTK, untuk masalah konten atau materi pembelajaran guru-guru Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Tetapi yang masih menjadi kendala adalah bagaimana prosesnya sehingga menjadikan kelas menyenangkan, siswa berpatisipasi aktif, dan siswa mampu mengungkapkan keinginannya.
Perbaikan proses pembelajaran tersebut dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga sistem zonasi. Untuk persentase peningkatan proses pembelajaran terdiri dari 70 persen pedagogik dan 30 persen konten atau materi pelajaran. "Jika proses pembelajaran sudah baik, maka akan menghasilkan mutu yang baik pula," kata dia lagi.
Supriano menyambut baik ISP yang diinisiasi sejumlah sekolah satuan pendidikan kerja sama yakni Jakarta Intercultural School (JIS) bersama Yayasan Emmanuel, dan Mentari Intercultural School Jakarta dan lainnya. Dengan metode modern, para pengajar dari sekolah SPK berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
"ISP mendorong para guru agar melibatkan para murid selama proses tersebut. Mereka harus melakukan pendekatan dengan berbagai pertanyaan sehingga partisipasi siswa lebih tinggi," kata Community Educational Outreach Coordinator JIS,Greg Zolkowski.
Greg menjelaskan bagi pihaknya pengetahuan tidak statis berada dalam kotak tertutup, karena hal itu bisa diperoleh dari banyak arah dalam kelompok. Selama program ISP, para guru dari berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan.
Topik meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, strategi pengajaran yang inovatif, belajar lewat permainan dan masih banyak lagi.*
"Saat ini kita fokus pada peningkatan proses pembelajaran, bagaimana meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas. Jadi prosesnya bukan konten atau materi pembelajarannya," ujar Supriano saat membuka program Innovative Schools Programme (ISP) di Jakarta, Sabtu (9/2).
Menurut Dirjen GTK, untuk masalah konten atau materi pembelajaran guru-guru Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Tetapi yang masih menjadi kendala adalah bagaimana prosesnya sehingga menjadikan kelas menyenangkan, siswa berpatisipasi aktif, dan siswa mampu mengungkapkan keinginannya.
Perbaikan proses pembelajaran tersebut dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga sistem zonasi. Untuk persentase peningkatan proses pembelajaran terdiri dari 70 persen pedagogik dan 30 persen konten atau materi pelajaran. "Jika proses pembelajaran sudah baik, maka akan menghasilkan mutu yang baik pula," kata dia lagi.
Supriano menyambut baik ISP yang diinisiasi sejumlah sekolah satuan pendidikan kerja sama yakni Jakarta Intercultural School (JIS) bersama Yayasan Emmanuel, dan Mentari Intercultural School Jakarta dan lainnya. Dengan metode modern, para pengajar dari sekolah SPK berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
"ISP mendorong para guru agar melibatkan para murid selama proses tersebut. Mereka harus melakukan pendekatan dengan berbagai pertanyaan sehingga partisipasi siswa lebih tinggi," kata Community Educational Outreach Coordinator JIS,Greg Zolkowski.
Greg menjelaskan bagi pihaknya pengetahuan tidak statis berada dalam kotak tertutup, karena hal itu bisa diperoleh dari banyak arah dalam kelompok. Selama program ISP, para guru dari berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan.
Topik meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, strategi pengajaran yang inovatif, belajar lewat permainan dan masih banyak lagi.*
1
Komentar