Kolektor Asing Buru Keris Asli Bali
Keris Bali makin diminati oleh kolektor keris dari Eropa. Minat pihak asing ini karena keris Bali selain bentuknya indah juga bernilai sejarah.
GIANYAR, NusaBali
Hal itu disampaikan salah seorang pengrajin keris di Banjar Jeleka, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, I Made Sabar, Minggu (9/2). "Kolektor Eropa yang mulai minat keris Bali, biasanya dari Belanda, Perancis, Italia, dan Kanada," jelas Made Sabar, pengrajin keris turun-temurun ini. Sabar yang juga putra pengrajin keris Bali, Made Ritug (almarhum) ini, mengatakan kolektor keris dari luar negeri ini sudah memiliki pengetahuan tentang seluk beluk keris Bali. "Jadi kalau saya menerangkannya mesti hati-hati. Mengingat kolektor ini bisanya sudah memiliki wawasan tentang keris," terang Made Sabar.
Beberapa kolektor juga sudah mampu mendeteksi sebilah keris yang memiliki aura magis atau tidak. "Biasanya bilah keris diperiksa dulu, menilai pamor dan ganja sampai ke detail keris. Setelah menilai keris tersebut, biasanya dilakukan penawaran harga dan kalau cocok harga langsung saya lepas," ungkapnya.
Dituturkannya, ada sebilah keris yang dibeli kolektor Belanda dan semenjak keris itu menjadi koleksinya kolektor tersebut pekerjaannya lancar. Bahkan menurut Sabar, pemilik keris tersebut bisa sampai kerauhan dan meminta sesajen. "Selain keris dikoleksi di galery, ada juga kolektor yang menggunakannya untuk penjaga diri atau untuk kenaikan pangkat atau jabatan. Ini cerita langsung dari kolektor itu sendiri," jelasnya bangga.
Made Sabar yang sudah menekuni pengetahuan keris dari ayahnya menyebutkan, dirinya memiliki seribuan bilah keris yang siap dijual. Beberapa keris didatangkan dari Jawa, Madura dan sebagiannya buatan Pande Keris Bali. Harga keris yang ditawarkan mulai dari Rp 500.000 sampai ratusan juta. Sedangkan untuk memiliki keris, mesti dicocokkan dengan otonan termasuk jenis keris apa yang ingin dimiliki. Made Sabar juga mengingatkan kepada warga Bali yang mengoleksi keris agar lebih sering merawat keris, baik perawatan warangka dan bilah. "Keris itu semakin bertuah kalau terus dirawat. Jangan terus diberi sesajen, namun tidak pernah dibuka atau dikeluarkan dari warangka. Bilahnya perlu mendapat perawatan sehingga pamornya semakin muncul," harapnya. Dirinya sering mendapati keris yang dibawa warga sudah dalam keadaan rusak berat, karena tidak pernah dirawat dan dibuka. Menurutnya, paling tidak setiap enam bulan sekali, keris dikeluarkan dari warangkanya dan dibersihkan. "Biasanya sebelum diupacarai, keris itu dibersihkan atau dirawat," jelasnya.*nvi
Beberapa kolektor juga sudah mampu mendeteksi sebilah keris yang memiliki aura magis atau tidak. "Biasanya bilah keris diperiksa dulu, menilai pamor dan ganja sampai ke detail keris. Setelah menilai keris tersebut, biasanya dilakukan penawaran harga dan kalau cocok harga langsung saya lepas," ungkapnya.
Dituturkannya, ada sebilah keris yang dibeli kolektor Belanda dan semenjak keris itu menjadi koleksinya kolektor tersebut pekerjaannya lancar. Bahkan menurut Sabar, pemilik keris tersebut bisa sampai kerauhan dan meminta sesajen. "Selain keris dikoleksi di galery, ada juga kolektor yang menggunakannya untuk penjaga diri atau untuk kenaikan pangkat atau jabatan. Ini cerita langsung dari kolektor itu sendiri," jelasnya bangga.
Made Sabar yang sudah menekuni pengetahuan keris dari ayahnya menyebutkan, dirinya memiliki seribuan bilah keris yang siap dijual. Beberapa keris didatangkan dari Jawa, Madura dan sebagiannya buatan Pande Keris Bali. Harga keris yang ditawarkan mulai dari Rp 500.000 sampai ratusan juta. Sedangkan untuk memiliki keris, mesti dicocokkan dengan otonan termasuk jenis keris apa yang ingin dimiliki. Made Sabar juga mengingatkan kepada warga Bali yang mengoleksi keris agar lebih sering merawat keris, baik perawatan warangka dan bilah. "Keris itu semakin bertuah kalau terus dirawat. Jangan terus diberi sesajen, namun tidak pernah dibuka atau dikeluarkan dari warangka. Bilahnya perlu mendapat perawatan sehingga pamornya semakin muncul," harapnya. Dirinya sering mendapati keris yang dibawa warga sudah dalam keadaan rusak berat, karena tidak pernah dirawat dan dibuka. Menurutnya, paling tidak setiap enam bulan sekali, keris dikeluarkan dari warangkanya dan dibersihkan. "Biasanya sebelum diupacarai, keris itu dibersihkan atau dirawat," jelasnya.*nvi
Komentar