Salak Pupuan Tengah Jajaki Ekspor ke Thailand
Salah Pupuan saat ini tengah memulai penjajakan untuk bisa ekspor ke Thailand.
TABANAN, NusaBali
Ekspor diharapkan bisa memberikan harga yang pantas agar perekonomiam masyarakat meningkat. Salah satu penggiat pertanian I Wayan Warditha yang juga Perbekel Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, menyampaikan bahwa saat ini dengan bantuan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan pengusaha asal Thailand yang berminat dengan salak Pupuan.
“Awalnya manggis, kami berproses untuk sertifikasi lahan manggis di beberapa desa di Pupuan sebagai salah satu syarat ekspor ke China. Dalam perjalanannya kami bertemu orang Thailand yang berminat dengan salak Pupuan,” ungkapnya, Minggu (10/2).
Kata dia dalam proses penjajakan itu, diperlukan sertifikasi lahan salak dari Balai Karantina yang sudah turun ke lapangan beberapa waktu lalu. Sehingga saat ini pihaknya tengah menunggu proses sertifikasi, dan apabila kerjasama disepakati maka akan ada MoU dengan pengusaha dari Thailand tersebut. “Nanti salak yang kami kirim tergantung permintaan mereka. Kalau menurut mereka kualitas salak kita bagus, tentu mereka akan cari sebanyak-banyaknya,” jelasnya.
Ditambahkan Wardhita, saat ini di Kecamatan Pupuan ada lebih dari 10 hektare lahan milik warga yang ditanami salak dengan cara tumpang sari. Meskipun demikian pihaknya pun berharap ekspor ke Thailand bisa dilakukan tentunya dengan harga yang pantas bagi para petani. “Kami berharap dengan eskpor tersebut bisa tingkatkan perekonomian petani,” tandasnya. *de
Ekspor diharapkan bisa memberikan harga yang pantas agar perekonomiam masyarakat meningkat. Salah satu penggiat pertanian I Wayan Warditha yang juga Perbekel Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, menyampaikan bahwa saat ini dengan bantuan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Bali, pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan pengusaha asal Thailand yang berminat dengan salak Pupuan.
“Awalnya manggis, kami berproses untuk sertifikasi lahan manggis di beberapa desa di Pupuan sebagai salah satu syarat ekspor ke China. Dalam perjalanannya kami bertemu orang Thailand yang berminat dengan salak Pupuan,” ungkapnya, Minggu (10/2).
Kata dia dalam proses penjajakan itu, diperlukan sertifikasi lahan salak dari Balai Karantina yang sudah turun ke lapangan beberapa waktu lalu. Sehingga saat ini pihaknya tengah menunggu proses sertifikasi, dan apabila kerjasama disepakati maka akan ada MoU dengan pengusaha dari Thailand tersebut. “Nanti salak yang kami kirim tergantung permintaan mereka. Kalau menurut mereka kualitas salak kita bagus, tentu mereka akan cari sebanyak-banyaknya,” jelasnya.
Ditambahkan Wardhita, saat ini di Kecamatan Pupuan ada lebih dari 10 hektare lahan milik warga yang ditanami salak dengan cara tumpang sari. Meskipun demikian pihaknya pun berharap ekspor ke Thailand bisa dilakukan tentunya dengan harga yang pantas bagi para petani. “Kami berharap dengan eskpor tersebut bisa tingkatkan perekonomian petani,” tandasnya. *de
Komentar