Sang Ibu Tewas Mengenaskan di TKP, Putrinya Patah Tulang Kaki
Sehari sebelum tewas mengenaskan ditabrak mobil Pick Up, korban Ni Wayan Sujati sempat bicara dengan seorang guru SMKN 1 Gianyar seraya minta tolong titipkan putrinya, Ni Made Febri Wiracahyani
Ibu dan Putrinya Jadi Korban Tabrak Lari di Simpang Taman Kota Gianyar-Bypass Dharmagiri
GIANYAR, NusaBali
Seorang ibu rumah tangga yang naik motor berboncengan dengan anak gadisnya menjadi korban tabrak lari di Simpang Taman Kota Ciung Wanara Gianyar-Jalan Bypass Dharmagiri, Sabtu (9/2) dinihari. Sang ibu, Ni Wayan Sujati, 46, asal Banjar Teges Kaja, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP. Sedangkan anak gadisnya, Ni Made Febri Wiracahyani, 16, mengalami patah kaki kanan.
Saat musibah maut terjadi, Sabtu dinihari sekitar pukul 04.30 Wita, korban Ni Wayan Sujati naik motor Honda Vario DK 2478 KAG dengan membonceng putrinya, Ni Made Febri Wiracahyani. Ibu dan anaknya ini melaju dari arah selatan (GOR Kebo Iwa Gianyar) menuju utara hendak memutar di Taman Kota Gianyar ke arah timur. Mereka melaju pada jalurnya saat lampu hijau menyala.
Namun apes, saat tancap gas di Simpang Taman Kota, tiba-tibat datang mobil Pick Up yang tak diketahui nomor platnya melaju kencang dari arah timur (Kota Gianyar) menuju Jalan Bypass Dharmagiri. Tabrakan maut pun tak terelakkan. Korban Wayan Sujati dan putrinya, Made Febri Wiracahyani, langsung terpental pasca motornya ditabrak Pick Up misterius. Mirisnya, usai menabrak motor yang ditunggangi korban, Pick Up misterius itu langsung kabur ke arah barat menuju Jalan Bypass Dharmagiri kawasan Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
Korban Wayan Sujati langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP. Sedangkan putrinya, Made Febri Wiracahyani, yang terluka dilarikan warga ke RSUD Sanjiwangi Gianyar, yang berjarak beberapa puluh meter arah utara dari lokasi TKP. Ketika dilarikan warga ke rumah sakit, korban Made Febri yang menderita patah kaki kanan dalam kondisi sadar.
“Saya dan ibu ditolong oleh warga yang kebetulan melintas di lokasi. Kami langsung diajak ke rumah sakit,” kenang korban Made Febri saat ditemui NusaBali di Kamar 406 Ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar, Senin (11/2).
Menurut Made Febri, ibunya saat itu juga dibawa warga ke RSUD Sanjiwani. Namun, ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya sudah dalam keadaan meninggal. “Saya kira ibu hanya pingsan, ternyata sudah tidak ada,” tutur gadis berusia 16 tahun masih duduk di bangku Kelas VII SMKN 1 Gianyar ini.
Hingga Senin kemarin, korban Made Febri Cahyani masih dirawat intensif di RSUD Sanjiwani Gianyar. Dia dijadwalkan akan menjalani tindakan operasi, Selasa (12/2) ini. Made Febri dan keluarganya sangat sedih atas musibah maut ini. Terlebih, pengemudi Pick Up yang menabrak ibu dan anaknya ini kabur entah ke mana. “Pengemudi Pick Up bukannya turun untuk memberikan pertolongan, tapi justru tancap gas ke arah Jalan Bypass Dharmagiri,” sesal Made Febri yang kemarin ditungguio ayahnya, I Wayan Wardana, 50, di RSUD Sanjiwani.
“Kami sangat sesalkan kok orangnya kabur habis menabrak? Kami sulit menerima kenyataan ini. Siapa pun yang nabrak, seharusnya punya hati nurani untuk menolong,” lanjut sang ayah, Wayan Widana.
Menurut Wayan Widana, saat istri dan putrinya jadi korban tabrak lari, dirinya masih makemit di Pura Desa Pakraman Gianyar. Pria yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Bitera, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar ini tahu terjadi kecelakaan setelah ditelepon pihak rumah sakit.
“Menurut informasi yang kami dengar, mobil Pick Up yang menabrak istri dan anak saya itu membawa galon. Tapi, nomor platnya tidak ada yang tahu, karena langsung kabur usai menabrak. Mudah-mudahan, polisi bisa melacaknya,” harap Wayan Widana.
Wayan Widana mengisahkan, saat kejadian Sabtu dinihari, istri dan anaknya naik motor berboncengan untuk mengantar sang putri, Made Febri Cahyani, ke kawasan Samplangan untuk berhias. “Anak saya (Made Febri) mau ke rumah temannya di Samplangan untuk berhias, karena mau ikut musikalisasi puisi dalam rangka Bulan Bahasa Bali di sekolahnya, SMKN 1 Gianyar,” papar Widana.
Karena kasihan membiarkan putri bungsunya pergi sendirian di pagi buta, maka sang ibu Wayan Sujati menawarkan diri untuk mengantar Made Febri. “Biasanya, anak saya ini ke mana-mana naik motor sendiri. Saat itu karena perginya jelang subuh, maka istri saya pilih mengantarnya,” cerita Widana.
Menurut Widana, tidak ada firasat maupun mimpi aneh yang dirasakan pihak keluarga sebelum musibah maut merenggut nyawa istrinya. Hanya saja, korban Wayan Sujati sempat bertemu salah satu guru SMKN 1 Gianyar. Saat itulah, ibu rumah tangga berusia 47 tahun ini berkata untuk menitip anaknya, Made Febri, kepada sang guru SMK. “Itu terjadi sehari sebelum kejadian, istri ketemu temannya yang jadi guru di sekolah anak saya. Dia minta tolong, runguang (ikut awasi) anaknya di sekolah.”
Korban Wayan Sutaji berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta Wayan Widana serta dua anak: I Putu Gede Yuda Widyantara dan Ni Made Febri Cahyani. Jenazah Wayan Sujati sudak diupacarai Makingsan ring Gni dan abunya dikubur di Setra Desa Pakraman Beng, Kecamatan Gianyar pada Radite Umanis Merakih, Minggu (10/2) malam.
Sementara itu, Kanit Laka Polres Gianyar, Ipda I Ketut Nariawan, mengatakan pihaknya masih memburu pengemudi Pic Up maut yang menabrak ibu dan anaknya di Simpang Taman Kota Gianyar ini. Namun, hingga kemarin polisi belum mengantongi identitas pelaku. “Kami sudah cek rekaman beberapa CCTV di sekitar lokasi. Kami masih terus berupaya,” jelas Ipda Nariawan saat dikonfirmasi terpisah di Gianyar, Senin kemarin.
Menurut Ipda Nariawan, pihaknya juga sudah lakukan pengecekan sejumlah kendaraan Pick Up yang dicurigai. “Kita masih lidik. Untuk mengarah ke pelaku masih agak gelap, karena sedikit keterangan yang kita dapatkan. CCTV yang sudah kita periksa ada di sejumlah toko sekitar TKP. Sayangnya, kamera hanya mengarah ke depan toko, tidak sampai ke jalan raya,” katanya. *nvi
GIANYAR, NusaBali
Seorang ibu rumah tangga yang naik motor berboncengan dengan anak gadisnya menjadi korban tabrak lari di Simpang Taman Kota Ciung Wanara Gianyar-Jalan Bypass Dharmagiri, Sabtu (9/2) dinihari. Sang ibu, Ni Wayan Sujati, 46, asal Banjar Teges Kaja, Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP. Sedangkan anak gadisnya, Ni Made Febri Wiracahyani, 16, mengalami patah kaki kanan.
Saat musibah maut terjadi, Sabtu dinihari sekitar pukul 04.30 Wita, korban Ni Wayan Sujati naik motor Honda Vario DK 2478 KAG dengan membonceng putrinya, Ni Made Febri Wiracahyani. Ibu dan anaknya ini melaju dari arah selatan (GOR Kebo Iwa Gianyar) menuju utara hendak memutar di Taman Kota Gianyar ke arah timur. Mereka melaju pada jalurnya saat lampu hijau menyala.
Namun apes, saat tancap gas di Simpang Taman Kota, tiba-tibat datang mobil Pick Up yang tak diketahui nomor platnya melaju kencang dari arah timur (Kota Gianyar) menuju Jalan Bypass Dharmagiri. Tabrakan maut pun tak terelakkan. Korban Wayan Sujati dan putrinya, Made Febri Wiracahyani, langsung terpental pasca motornya ditabrak Pick Up misterius. Mirisnya, usai menabrak motor yang ditunggangi korban, Pick Up misterius itu langsung kabur ke arah barat menuju Jalan Bypass Dharmagiri kawasan Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
Korban Wayan Sujati langsung tewas mengenaskan di lokasi TKP. Sedangkan putrinya, Made Febri Wiracahyani, yang terluka dilarikan warga ke RSUD Sanjiwangi Gianyar, yang berjarak beberapa puluh meter arah utara dari lokasi TKP. Ketika dilarikan warga ke rumah sakit, korban Made Febri yang menderita patah kaki kanan dalam kondisi sadar.
“Saya dan ibu ditolong oleh warga yang kebetulan melintas di lokasi. Kami langsung diajak ke rumah sakit,” kenang korban Made Febri saat ditemui NusaBali di Kamar 406 Ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar, Senin (11/2).
Menurut Made Febri, ibunya saat itu juga dibawa warga ke RSUD Sanjiwani. Namun, ketika dibawa ke rumah sakit, ibunya sudah dalam keadaan meninggal. “Saya kira ibu hanya pingsan, ternyata sudah tidak ada,” tutur gadis berusia 16 tahun masih duduk di bangku Kelas VII SMKN 1 Gianyar ini.
Hingga Senin kemarin, korban Made Febri Cahyani masih dirawat intensif di RSUD Sanjiwani Gianyar. Dia dijadwalkan akan menjalani tindakan operasi, Selasa (12/2) ini. Made Febri dan keluarganya sangat sedih atas musibah maut ini. Terlebih, pengemudi Pick Up yang menabrak ibu dan anaknya ini kabur entah ke mana. “Pengemudi Pick Up bukannya turun untuk memberikan pertolongan, tapi justru tancap gas ke arah Jalan Bypass Dharmagiri,” sesal Made Febri yang kemarin ditungguio ayahnya, I Wayan Wardana, 50, di RSUD Sanjiwani.
“Kami sangat sesalkan kok orangnya kabur habis menabrak? Kami sulit menerima kenyataan ini. Siapa pun yang nabrak, seharusnya punya hati nurani untuk menolong,” lanjut sang ayah, Wayan Widana.
Menurut Wayan Widana, saat istri dan putrinya jadi korban tabrak lari, dirinya masih makemit di Pura Desa Pakraman Gianyar. Pria yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Bitera, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar ini tahu terjadi kecelakaan setelah ditelepon pihak rumah sakit.
“Menurut informasi yang kami dengar, mobil Pick Up yang menabrak istri dan anak saya itu membawa galon. Tapi, nomor platnya tidak ada yang tahu, karena langsung kabur usai menabrak. Mudah-mudahan, polisi bisa melacaknya,” harap Wayan Widana.
Wayan Widana mengisahkan, saat kejadian Sabtu dinihari, istri dan anaknya naik motor berboncengan untuk mengantar sang putri, Made Febri Cahyani, ke kawasan Samplangan untuk berhias. “Anak saya (Made Febri) mau ke rumah temannya di Samplangan untuk berhias, karena mau ikut musikalisasi puisi dalam rangka Bulan Bahasa Bali di sekolahnya, SMKN 1 Gianyar,” papar Widana.
Karena kasihan membiarkan putri bungsunya pergi sendirian di pagi buta, maka sang ibu Wayan Sujati menawarkan diri untuk mengantar Made Febri. “Biasanya, anak saya ini ke mana-mana naik motor sendiri. Saat itu karena perginya jelang subuh, maka istri saya pilih mengantarnya,” cerita Widana.
Menurut Widana, tidak ada firasat maupun mimpi aneh yang dirasakan pihak keluarga sebelum musibah maut merenggut nyawa istrinya. Hanya saja, korban Wayan Sujati sempat bertemu salah satu guru SMKN 1 Gianyar. Saat itulah, ibu rumah tangga berusia 47 tahun ini berkata untuk menitip anaknya, Made Febri, kepada sang guru SMK. “Itu terjadi sehari sebelum kejadian, istri ketemu temannya yang jadi guru di sekolah anak saya. Dia minta tolong, runguang (ikut awasi) anaknya di sekolah.”
Korban Wayan Sutaji berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta Wayan Widana serta dua anak: I Putu Gede Yuda Widyantara dan Ni Made Febri Cahyani. Jenazah Wayan Sujati sudak diupacarai Makingsan ring Gni dan abunya dikubur di Setra Desa Pakraman Beng, Kecamatan Gianyar pada Radite Umanis Merakih, Minggu (10/2) malam.
Sementara itu, Kanit Laka Polres Gianyar, Ipda I Ketut Nariawan, mengatakan pihaknya masih memburu pengemudi Pic Up maut yang menabrak ibu dan anaknya di Simpang Taman Kota Gianyar ini. Namun, hingga kemarin polisi belum mengantongi identitas pelaku. “Kami sudah cek rekaman beberapa CCTV di sekitar lokasi. Kami masih terus berupaya,” jelas Ipda Nariawan saat dikonfirmasi terpisah di Gianyar, Senin kemarin.
Menurut Ipda Nariawan, pihaknya juga sudah lakukan pengecekan sejumlah kendaraan Pick Up yang dicurigai. “Kita masih lidik. Untuk mengarah ke pelaku masih agak gelap, karena sedikit keterangan yang kita dapatkan. CCTV yang sudah kita periksa ada di sejumlah toko sekitar TKP. Sayangnya, kamera hanya mengarah ke depan toko, tidak sampai ke jalan raya,” katanya. *nvi
Komentar