Debat Kedua, Pasek Yakin Jokowi Unggul
Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Hanura, Gede Pasek Suardika (GPS) menilai calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) akan unggul telak dalam debat capres putaran kedua yang mengangkat tema ‘Energi, Pangan, Infrastruktur, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup’ pada 17 Februari mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Menurutnya, di era kepemimpinan Jokowi selama empat tahun terakhir, semua sudah dikerjakan. “Beliau sudah kerjakan semua itu. Di era Jokowi, dana itu bisa menjadi maksimal untuk pembangunan rakyat. Karena di era sebelumya, banyak dibakar untuk subsidi. Dan relatif, ketika uang itu tidak dibakar untuk subsidi, tidak ada gejolak yang begitu berarti,” ungkapnya di Denpasar, Selasa (12/2).
Dengan prestasi yang ditunjukkan oleh Jokowi, menurutnya pihak lawan akan kesulitan mencari celah. Serangan dari kubu Prabowo pun menurutnya tidak terlalu substansial. Hanya saja, kata dia, dari kubu Jokowi juga jangan banyak membuat blunder. Ibarat bermain bulu tangkis, jangan banyak membuat kesalahan sendiri, karena itu akan menjadi poin buat lawan.
“Misalnya saja, saat Menpora mengeluarkan surat imbauan menyanyikan lagu Indonesia Raya di gedung bioskop. Belum lewat 24 jam, diganti. Kemudian juga kebijakan pemberian remisi kepada Susrama (otak pembunuh jurnalis Bali AA Prabangsa). Untungnya cepat diantisipasi. Tapi kalau timsesnya kebanyakan blunder, ya susah juga kita mengawal,” imbuhnya. *ind
Menurutnya, di era kepemimpinan Jokowi selama empat tahun terakhir, semua sudah dikerjakan. “Beliau sudah kerjakan semua itu. Di era Jokowi, dana itu bisa menjadi maksimal untuk pembangunan rakyat. Karena di era sebelumya, banyak dibakar untuk subsidi. Dan relatif, ketika uang itu tidak dibakar untuk subsidi, tidak ada gejolak yang begitu berarti,” ungkapnya di Denpasar, Selasa (12/2).
Dengan prestasi yang ditunjukkan oleh Jokowi, menurutnya pihak lawan akan kesulitan mencari celah. Serangan dari kubu Prabowo pun menurutnya tidak terlalu substansial. Hanya saja, kata dia, dari kubu Jokowi juga jangan banyak membuat blunder. Ibarat bermain bulu tangkis, jangan banyak membuat kesalahan sendiri, karena itu akan menjadi poin buat lawan.
“Misalnya saja, saat Menpora mengeluarkan surat imbauan menyanyikan lagu Indonesia Raya di gedung bioskop. Belum lewat 24 jam, diganti. Kemudian juga kebijakan pemberian remisi kepada Susrama (otak pembunuh jurnalis Bali AA Prabangsa). Untungnya cepat diantisipasi. Tapi kalau timsesnya kebanyakan blunder, ya susah juga kita mengawal,” imbuhnya. *ind
Komentar