Nyepi Diharap Jadi Pemantik Wisman ke Bali
Pihak industri pariwisata Bali berharap rentetan perayaan Hari Nyepi Tahun Saka 1940, Kamis (7/3) bisa menjadi pemantik kunjungan wisman ke Bali.
DENPASAR, NusaBali
Walaupun secara umum kunjungan wisman ke Bali dalam rentang waktu mulai pertengahan Januari sampai dengan Mei, merupakan musim sepi tamu low season.
Diharap keunikan Nyepi, yang tidak ada di tempat lain, merangsang lebih banyak wisman datang. “Harapan kami jelas seperti itu (meningkat),” ujar Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, Jumat (15/2). Berdasarkan pengalamannya, lanjut Ardana wisman yang tertarik dengan suasana Nyepi adalah wisman Eropa dan Australia yang masa tinggalnya di Bali relatif lama, yakni lebih dari 5 hari. “Kehilangan waktu sehari, tinggal di hotel karena tidak boleh bepergian akan menjadi pengalaman yang unik,” ungkap Ardana.
Karena itulah Ardana berharap momen Nyepi, diharapkan dan bisa dipromosikan daya tarik wisata Bali. Walau pada umumnya, industri pariwisata di luar negeri, seperti partner Asita umumnya sudah tahun tentang agenda atau event keagamaan di Bali. Namun tetap saja, pertanyaan kondisi pariwisata dan Nyepi mulai ada yang menanyakan.”Ya mulai sibuk juga karena sudah mulai ada yang menanyakan,” ungkap Ardana.
Dihubungi terpisah Kepala Bidang Humas HPI Bali I Nyoman Suarma, menyatakan wisman yang datang ke Bali bertalian dengan Nyepi menyatakan ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama wisatawan tersebut tidak tahu, soal Nyepi dengan sejumlah pantangan, diantaranya tidak boleh bepergian.
Sedang yang kedua adalah wisatawan yang memang menyukai suasana Nyepi dengan segala keunikannya. “Istilahnya ini wisatawan yang memang khusus, suka dengan keunikan Nyepi,” jelas Suarma. Namun secara umum, Suarma mengatakan suasana kunjungan wisman dalam bulan-bulan ini sedang dalam trend menurun. “Mudah-mudahan Nyepi bisa memantik lebih banyak kunjungan,” harapnya.
Karena kata Suarma, bagaimana pun industri pariwisata akan bergairah jika kunjungan wisman ramai. Jadi, kata Suarma industri jelas sangat berharap kunjungan wisman meningkat. “Karena perekoniomian kita kan dominan bertumpu pada sektor wisata,” ujarnya. *k17
Walaupun secara umum kunjungan wisman ke Bali dalam rentang waktu mulai pertengahan Januari sampai dengan Mei, merupakan musim sepi tamu low season.
Diharap keunikan Nyepi, yang tidak ada di tempat lain, merangsang lebih banyak wisman datang. “Harapan kami jelas seperti itu (meningkat),” ujar Ketua Asita Bali I Ketut Ardana, Jumat (15/2). Berdasarkan pengalamannya, lanjut Ardana wisman yang tertarik dengan suasana Nyepi adalah wisman Eropa dan Australia yang masa tinggalnya di Bali relatif lama, yakni lebih dari 5 hari. “Kehilangan waktu sehari, tinggal di hotel karena tidak boleh bepergian akan menjadi pengalaman yang unik,” ungkap Ardana.
Karena itulah Ardana berharap momen Nyepi, diharapkan dan bisa dipromosikan daya tarik wisata Bali. Walau pada umumnya, industri pariwisata di luar negeri, seperti partner Asita umumnya sudah tahun tentang agenda atau event keagamaan di Bali. Namun tetap saja, pertanyaan kondisi pariwisata dan Nyepi mulai ada yang menanyakan.”Ya mulai sibuk juga karena sudah mulai ada yang menanyakan,” ungkap Ardana.
Dihubungi terpisah Kepala Bidang Humas HPI Bali I Nyoman Suarma, menyatakan wisman yang datang ke Bali bertalian dengan Nyepi menyatakan ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama wisatawan tersebut tidak tahu, soal Nyepi dengan sejumlah pantangan, diantaranya tidak boleh bepergian.
Sedang yang kedua adalah wisatawan yang memang menyukai suasana Nyepi dengan segala keunikannya. “Istilahnya ini wisatawan yang memang khusus, suka dengan keunikan Nyepi,” jelas Suarma. Namun secara umum, Suarma mengatakan suasana kunjungan wisman dalam bulan-bulan ini sedang dalam trend menurun. “Mudah-mudahan Nyepi bisa memantik lebih banyak kunjungan,” harapnya.
Karena kata Suarma, bagaimana pun industri pariwisata akan bergairah jika kunjungan wisman ramai. Jadi, kata Suarma industri jelas sangat berharap kunjungan wisman meningkat. “Karena perekoniomian kita kan dominan bertumpu pada sektor wisata,” ujarnya. *k17
Komentar