Tim Peneliti Remaja SMP PGRI 3 Denpasar Sabet 2 Medali Perak
Dua hasil penelitian siswi SMP PGRI 3 Denpasar yang sabet medali perak, masing-masing berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Jerami Padi sebagai Bio Plafon’ dan ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’
Dari Ajang Lomba Penelitian Internasional Bertajuk ‘Thailand Inventors Day 2019’ di Bangkok
DENPASAR, NusaBali
Prestasi membanggakan diukir tim peneliti remaja dari SMP PGRI 3 Denpasar. Terjunkan dua tim peneliti, SMP PGRI Denpasar sukses sabet dua medali perak dalam ajang lomba penelitian internasional bertajuk ‘Thailand Inventors Day 2019’ yang digelar di BITEC Bangkok, Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu.
Medali perak pertama diraih Tim I SMP PGRI 3 Denpasar, yang membawakan hasil penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Jerami Padi sebagai Bio Plafon’. Tim ini beranggotakan Putu Adinda Srinadi, 14 (siswi Kelas VIII), Ida Ayu Putu Swari Ratih, 14 (siswi Kelas VIII), dan Aisyah Tiens Nur Asilah, 14 (siswi Kelas VIII), dengan pembimbing Luh Putu Dian Lestariyani SPd, 31 (guru Matematika SMP PGRI 3 Denpasar).
Sedangkan medali perak kedua diraih Tim II PGRI Denpasar, yang membawakan hasil penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’. Tim ini beranggotakan Luh Putu Susila Adnyani, 14 (siswi Kelas VIII), Ghea Arintha Densthiana Savitri, 15 (siswi Kelas VIII), dan I Gusti Agung Adinda Maheswari, 14 (siswi Kelas VIII), dengan pembimbing I Gusti Agung Meigawati SPd, 28 (guru IPA SMP PGRI 3 Denpasar).
Ditemui NusaBali di Ruang Kepala Sekolah (Kasek) SMP PGRI 3 Denpasar, Jumat (15/2), perwakilan Tim I yakni Aisyah Tiens Nur Asilah mengatakan penelitian ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Jerami Padi sebagai Bio Plafon’ dilakukannya selama sebulan, periode November-Desember 2018. “Kita kombinasikan material itu untuk pembuatan bio plafon, karena kita tahu plafon biasanya mempunyai beberapa kekurangan yang bisa diisi dengan bahan-bahan bio (alam),” papar Aisyah Nur.
Dari analisisnya, kata Aisyah, plafon berbahan gypsum berbahaya karena mengandung radon (gas radioaktif), hingga dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Itu sebabnya, Aisyah cs tertantang untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan cangkang telur dan jerami padi.
“Cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang dapat dipadukan dengan jerami yang mengandung selulosa, sehingga bisa menghasilkan perpaduan yang menguatkan bio plafon,” tutur siswi kelahiran Malang, Jawa timur, 22 Juni 2005 yang tinggal di kawasanm Ubung, Denpasar Utara ini.
Sedangkan perwakilan Tim II SMP PGRI 3 Denpasar, Luh Putu Susila Adnyani, memaparkan alasan melakukan penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’. Menurut Adnyani, pipa PVC yang selama ini dijual di pasaran menggunakan bahan dasar dari termoplastik. Karena itu, pipa PVC susah menyatu dengan tanah.
“Makanya, semakin banyak limbah-limbah pipa PVC, semakin rusak lingkungan kita. Solusi dari masalah tersebut dengan menggunakan cangkang kerang tiram,” ungkap siswi kelahiran 6 Agustus 2005 asal Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung yang tinggal di Desa Padangsmbian, Denpasar Barat ini.
Menurut Adnyani, limbah cangkang kerang tiram yang banyak ditemui di restauran selama ini kurang dimanfaatkan secara maksimal. Berbekal pengetahuan dan latar belakang ayahnya, I Putu Sukartana, yang bekerja di restauran, Adnyani pun maksimalkan limbah cangkang kerang tiram yang bisa menghasilkan 25 kg per minggu itu sebagai bahan. Apalagi, cangkang kerang tiram diketahui memiliki kandungan kalsium sebanyak 80-95 persen, yang berguna untuk menyokong terbentuknya bio pipa. Bersama timnya, Adnyana melakukan penelitian ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’ selama 2 bulan, sejak November 2018 hingga Januari 2019.
Baik penelitian bio plafon yang dilakukan Tim I SMP PGRI 3 Denpasar maupun penelitian bio pipa yang dilakukan Tim II SMP PGRI 3 Denpasar sama-sama telah diuji secara klinis dan ketahanannya di Fakultas Teknik Unud. Bio plafon telah melalui 4 tahap pengujian. Tiga kali di antaranya pengujian dengan beban sebesar 2.700 kg, selain juga uji tahan banting dari ketinggian 3 meter, uji daya serap air selama 3 jam, dan uji pengembangan tebal dengan direndam selama beberapa jam di air. Halsilnya, bio plafon pun lolos di 4 tahap ujian tersebut. Sedangkan bio pipa juga menjalami 4 tahap uji, yang terdiri dari uji tahan beban, uji tahan panas, uji daya serap air, dan uji ketahanan terhadap zat kimia.
Sementara itu, Pembina Tim Peneliti Bio Plafon SMP PGRI 3 Denpasar, Luh Putu Dian Lestariyani, dan Pembina Tim Peneliti Bio Pipa, I Gusti Agung Meigawati, menyatakan sangat mendukung dan bangga atas prestasi yang ditorehkan anak-anak didiknya yang telah lama bergabung di ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) tersebut.
“Yang namanya anak SMP punya kemauan untuk mencoba dan meneliti, itu sungguh mengagumkan. Kita sebagai guru saja sampai heran, mereka punya ide, kenapa kita tidak didukung? Akhirnya kita support, kita carikan linknya,” ungkap Putu Dian kepada NusaBali.
Menurut Putu Dian, Tim SMP PGRI 3 Denpasar merupakan bagian dari 24 tim peneliti remaha yang menjadi perwakilan Bali. Secara keseluruhan, ada 200 tim dari Indonesia yang ikut berlaga dalam ajang lomba penelitian internasional ‘Thailand Inventors Day 2019’ di Bangkok, 2-6 Februari 2019 lalu. Mereka bertarung dengan 200 tim peneliti muda asal negara ASEAN lainnya.
Perwakilan dari Bali berhasil menyabet total 10 medali emas, 9 perak, 5 perunggu, dan 7 special award. Tim SMP PGRI 3 Denpasar juga ikut sabet special award, selain 2 medali perak. “Setelah berhasil di Thailand, kami dari SMP PGRI 3 Denpasar tengah mempersiapkan judul penelitian untuk lomba serupa di Korea, Desember 2019 mendatang,” jelas Putu Dian. *cr41
DENPASAR, NusaBali
Prestasi membanggakan diukir tim peneliti remaja dari SMP PGRI 3 Denpasar. Terjunkan dua tim peneliti, SMP PGRI Denpasar sukses sabet dua medali perak dalam ajang lomba penelitian internasional bertajuk ‘Thailand Inventors Day 2019’ yang digelar di BITEC Bangkok, Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu.
Medali perak pertama diraih Tim I SMP PGRI 3 Denpasar, yang membawakan hasil penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Jerami Padi sebagai Bio Plafon’. Tim ini beranggotakan Putu Adinda Srinadi, 14 (siswi Kelas VIII), Ida Ayu Putu Swari Ratih, 14 (siswi Kelas VIII), dan Aisyah Tiens Nur Asilah, 14 (siswi Kelas VIII), dengan pembimbing Luh Putu Dian Lestariyani SPd, 31 (guru Matematika SMP PGRI 3 Denpasar).
Sedangkan medali perak kedua diraih Tim II PGRI Denpasar, yang membawakan hasil penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’. Tim ini beranggotakan Luh Putu Susila Adnyani, 14 (siswi Kelas VIII), Ghea Arintha Densthiana Savitri, 15 (siswi Kelas VIII), dan I Gusti Agung Adinda Maheswari, 14 (siswi Kelas VIII), dengan pembimbing I Gusti Agung Meigawati SPd, 28 (guru IPA SMP PGRI 3 Denpasar).
Ditemui NusaBali di Ruang Kepala Sekolah (Kasek) SMP PGRI 3 Denpasar, Jumat (15/2), perwakilan Tim I yakni Aisyah Tiens Nur Asilah mengatakan penelitian ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur dan Jerami Padi sebagai Bio Plafon’ dilakukannya selama sebulan, periode November-Desember 2018. “Kita kombinasikan material itu untuk pembuatan bio plafon, karena kita tahu plafon biasanya mempunyai beberapa kekurangan yang bisa diisi dengan bahan-bahan bio (alam),” papar Aisyah Nur.
Dari analisisnya, kata Aisyah, plafon berbahan gypsum berbahaya karena mengandung radon (gas radioaktif), hingga dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Itu sebabnya, Aisyah cs tertantang untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan cangkang telur dan jerami padi.
“Cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang dapat dipadukan dengan jerami yang mengandung selulosa, sehingga bisa menghasilkan perpaduan yang menguatkan bio plafon,” tutur siswi kelahiran Malang, Jawa timur, 22 Juni 2005 yang tinggal di kawasanm Ubung, Denpasar Utara ini.
Sedangkan perwakilan Tim II SMP PGRI 3 Denpasar, Luh Putu Susila Adnyani, memaparkan alasan melakukan penelitian berjudul ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’. Menurut Adnyani, pipa PVC yang selama ini dijual di pasaran menggunakan bahan dasar dari termoplastik. Karena itu, pipa PVC susah menyatu dengan tanah.
“Makanya, semakin banyak limbah-limbah pipa PVC, semakin rusak lingkungan kita. Solusi dari masalah tersebut dengan menggunakan cangkang kerang tiram,” ungkap siswi kelahiran 6 Agustus 2005 asal Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung yang tinggal di Desa Padangsmbian, Denpasar Barat ini.
Menurut Adnyani, limbah cangkang kerang tiram yang banyak ditemui di restauran selama ini kurang dimanfaatkan secara maksimal. Berbekal pengetahuan dan latar belakang ayahnya, I Putu Sukartana, yang bekerja di restauran, Adnyani pun maksimalkan limbah cangkang kerang tiram yang bisa menghasilkan 25 kg per minggu itu sebagai bahan. Apalagi, cangkang kerang tiram diketahui memiliki kandungan kalsium sebanyak 80-95 persen, yang berguna untuk menyokong terbentuknya bio pipa. Bersama timnya, Adnyana melakukan penelitian ‘Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang Tiram Menjadi Pipa Pengganti Pipa PVC’ selama 2 bulan, sejak November 2018 hingga Januari 2019.
Baik penelitian bio plafon yang dilakukan Tim I SMP PGRI 3 Denpasar maupun penelitian bio pipa yang dilakukan Tim II SMP PGRI 3 Denpasar sama-sama telah diuji secara klinis dan ketahanannya di Fakultas Teknik Unud. Bio plafon telah melalui 4 tahap pengujian. Tiga kali di antaranya pengujian dengan beban sebesar 2.700 kg, selain juga uji tahan banting dari ketinggian 3 meter, uji daya serap air selama 3 jam, dan uji pengembangan tebal dengan direndam selama beberapa jam di air. Halsilnya, bio plafon pun lolos di 4 tahap ujian tersebut. Sedangkan bio pipa juga menjalami 4 tahap uji, yang terdiri dari uji tahan beban, uji tahan panas, uji daya serap air, dan uji ketahanan terhadap zat kimia.
Sementara itu, Pembina Tim Peneliti Bio Plafon SMP PGRI 3 Denpasar, Luh Putu Dian Lestariyani, dan Pembina Tim Peneliti Bio Pipa, I Gusti Agung Meigawati, menyatakan sangat mendukung dan bangga atas prestasi yang ditorehkan anak-anak didiknya yang telah lama bergabung di ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) tersebut.
“Yang namanya anak SMP punya kemauan untuk mencoba dan meneliti, itu sungguh mengagumkan. Kita sebagai guru saja sampai heran, mereka punya ide, kenapa kita tidak didukung? Akhirnya kita support, kita carikan linknya,” ungkap Putu Dian kepada NusaBali.
Menurut Putu Dian, Tim SMP PGRI 3 Denpasar merupakan bagian dari 24 tim peneliti remaha yang menjadi perwakilan Bali. Secara keseluruhan, ada 200 tim dari Indonesia yang ikut berlaga dalam ajang lomba penelitian internasional ‘Thailand Inventors Day 2019’ di Bangkok, 2-6 Februari 2019 lalu. Mereka bertarung dengan 200 tim peneliti muda asal negara ASEAN lainnya.
Perwakilan dari Bali berhasil menyabet total 10 medali emas, 9 perak, 5 perunggu, dan 7 special award. Tim SMP PGRI 3 Denpasar juga ikut sabet special award, selain 2 medali perak. “Setelah berhasil di Thailand, kami dari SMP PGRI 3 Denpasar tengah mempersiapkan judul penelitian untuk lomba serupa di Korea, Desember 2019 mendatang,” jelas Putu Dian. *cr41
Komentar